Opini

Membangkitkan "Serambi Mekkah" Menuju Indonesia Emas 2045

Cita-cita Indonesia Emas yang bertumpu pada empat pilar pembangunan SDM dan Iptek, ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan

Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Oleh: Prof. Dr. Apridar, S.E., M.Si, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK dan Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh 

Kedua Agribisnis dan Perikanan Unggulan: Aceh adalah lumbung pangan dan ikan potensial. Luas lahan pertanian yang mencapai ratusan ribu hektar dan panjang garis pantai lebih dari 2.500 km adalah modal besar.

Sayangnya, produktivitas dan nilai tambahnya masih rendah. Penerapan teknologi pertanian presisi, pengolahan pascapanen untuk komoditas seperti kopi, kakao, dan pala, serta pengembangan budidaya perikanan modern (seperti lobster dan rumput laut) dapat melipatgandakan kontribusi sektor ini. Ekspor kopi arabika Gayo yang sudah mendunia, misalnya, harus menjadi inspirasi untuk komoditas lainnya.

Ketiga Energi Terbarukan: Aceh diberkahi potensi energi terbarukan yang sangat besar, mulai dari panas bumi, bayu (angin), hingga surya.

Menurut data Kementerian ESDM, potensi panas bumi Aceh mencapai lebih dari 500 MW. Pengembangan energi bersih ini tidak hanya untuk ketahanan energi regional tetapi juga dapat menarik investasi industri hijau yang menjadi tren global menuju 2045.

Pemerataan Pembangunan dan Penguatan Tata Kelola: Menjangkau Seluruh Penjuru Aceh

Pembangunan yang inklusif adalah kunci. Saat ini, masih terjadi kesenjangan pembangunan yang signifikan antara wilayah pesisir barat-selatan dengan wilayah pantai timur-utara, serta antara kota besar seperti Banda Aceh dan Lhokseumawe dengan kabupaten-kabupaten di pedalaman. Angka kemiskinan Aceh per Maret 2023 masih berada di 14,88 % , tertinggi di Pulau Sumatera dan jauh di atas rata-rata nasional.

Pemerataan ini hanya bisa dicapai dengan:

  • Pembangunan Infrastruktur yang Merata: Percepatan pembangunan jalan, pelabuhan, dan jaringan internet broadband ke daerah-daerah tertinggal untuk membuka isolasi dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
  • Memperkuat Desa: Pemberdayaan ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang profesional dan berbasis pada potensi lokal desa masing-masing.
  • Tata Kelola yang Bersih dan Transparan: Pemanfaatan dana otonomi khusus (Otsus) dan dana bagi hasil migas harus dikelola dengan akuntabel, transparan, dan berorientasi pada hasil yang terukur. Pemberantasan korupsi dan perbaikan iklim investasi adalah prasyarat mutlak untuk menarik investor yang berkualitas.

Panggilan Kolektif untuk Berkarya Nyata

Menuju Indonesia Emas 2045, Aceh memiliki semua bahan baku untuk sukses: SDM muda, sumber daya alam, dan otonomi khusus. Yang dibutuhkan sekarang adalah kemauan politik yang kuat, perencanaan yang visioner, dan yang terpenting, semangat berkarya nyata dari seluruh elemen masyarakat.

Para pemuda Aceh harus bangkit dengan inovasi dan kreativitas. Kaum intelektual dan profesional harus turun tangan memberikan solusi. Dunia usaha harus berani berinvestasi dengan etika. Dan pemerintah harus hadir sebagai fasilitator dan regulator yang adil.

Mari kita wujudkan "Aceh Caröng" yang sesungguhnya, bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas dalam mengelola sumber daya, cerdas dalam membangun kolaborasi, dan cerdas dalam menjawab tantangan zaman. Dengan semangat keislaman yang inklusif dan nilai-nilai kegotongroyongan, Aceh dapat bertransformasi dari daerah yang pernah dilanda konflik dan bencana menjadi "Serambi Mekkah" yang gemilang, berkontribusi nyata dalam membangun peradaban Indonesia menuju 2045. Masa depan gemilang itu harus kita raih dengan kerja keras, bukan kita tunggu.

 

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved