Berita Banda Aceh

Datok Ismail, Kepala Desa yang Peduli Keselamatan Pekerja Rentan, ‘Bujuk’ Warga Sambil Ngopi

Desa Tanjung, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, terpilih sebagai pemenang Anugerah Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025.

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/MASRIZAL
PLAKAT PARITRANA AWARD 2025 -Datok Penghulu (Kepala Desa) Tanjung, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Ismail bersama Sekdes, Amiruddin memperlihatkan plakat penghargaan Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh tahun 2025 usai acara penganugerahan yang berlangsung di Restoran Meuligoe Gubernur Aceh di Banda Aceh, Jumat (21/11/2025). 

Sedangkan kategori 'Pemerintah Desa/Kelurahan', anugerah bergengsi ini dimenangkan oleh Gampong Tanjung, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang disusul Gampong Johar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang dan Gampong Meunasah Balee, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.

Para peraih Paritrana Award ditetapkan berdasarkan nilai tertinggi oleh tim penilai yang terdiri atas unsur pemerintah, BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh, ahli jaminan sosial, ahli kebijakan publik, pengusaha, dan serikat pekerja.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banda Aceh Ferina Burhan yang mewakili tim penilai mengatakan bahwa pemberian penghargaan ini sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam bentuk kepedulian pemerintah.

“Saya berharap kita semua tidak berpuas diri atas hasil yang dicapai saat ini. Teruslah berkarya dan bekerja menghasilkan hal-hal positif yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi pekerja rentan,” katanya.

Bujuk warga secara persuasif

Datok Ismail, begitu sapaan akrabnya, tidak membayangkan sebelumnya akan menerima Paritrana Award Tingkat Provinsi Aceh. Ia mengaku sangat tersanjung dengan penghargaan ini.

“Awak pun ditelepon oleh BPJS (Ketenagakerjaan Langsa), jebol (masuk nominasi) pak datok,” cerita Ismail awal mula dikabari mengenai penganugerahan Paritrana Award kepada Serambinews.com. 

Prestasi ini menobatkan Datok Ismail sebagai salah satu kepala desa di Aceh yang dinilai berhasil membangun kesadaran warga, khususnya pekerja rentan, akan pentingnya Jamsostek sebagai investasi masa tua.

Apa yang diperoleh Datok Ismail, adalah buah dari kerja ikhlasnya selama ini. Ia menyadari selama ini banyak warga yang bekerja tanpa terikat jaminan sosial

Seperti di desanya, ada warga yang bekerja sebagai sopir dump truck, buruh tambang pasir, nelayan, petani, termasuk pendodos kelapa sawit yang risiko kerjanya sangat besar.

Dalam memberi pemahaman tentang Jamsostek kepada warga, Datok Ismail mengaku tidak pernah menggelar pertemuan khusus atau resmi di meunasah atau pun balai desa.

Baca juga: Mengenal Suci Finalis Duta Muda BPJS Kesehatan 2025 Asal Lhokseumawe

Semuanya berjalan begitu saja. Sebagai penikmat kopi, Datok Ismail banyak berinteraksi dengan warganya di meja kopi sambil bercerita mengenai pekerjaan masing-masing. 

“Tidak ada arahan khusus, paling sambil ngopi kita ajak, ayo-ayo ikut (BPJS Ketenagakerjaan),” kata Datok Ismail mempraktikkan cara membujuk warganya agar mau mendaftar Jamsostek.

Jika ada yang tertarik, Ismail langsung meminta fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan uang iuran untuk enam bulan sebesar Rp 105.000 per orang sebagai bentuk keseriusan. “Nanti enam bulan lagi bayar lagi,” terangnya lagi.

Dalam mengajak warga, Ismail melakukan pendekatan secara persuasif seraya menjelaskan manfaat yang diterima peserta BPJS Ketenagakerjaan. Di antaranya, uang jaminan kematian jika terjadi kecelakaan kerja.

“Manfaat yang paling dirasakan, misalnya ada yang meninggallah kita bilang (saat sedang kerja), 42 juta dibayar. Kan bisa dimanfaatkan oleh keluarganya. Apalagi kita di Aceh banyak kenduri kematian,” ujarnya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved