NasDem: Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Menyimpang dari Perjuangan Partai, Dinonaktifkan dari DPR RI

Hermawi mengatakan, kerja-kerja Partai Nasdem mengacu pada aspirasi masyarakat.

Editor: Faisal Zamzami
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan anggota DPR RI Ahmad Sahroni hingga Nafa Urbach dinilai telah menyimpang dari garis perjuangan Partai Nasdem.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim menyebut, penyimpangan itu menjadi salah satu alasan pihaknya menonaktifkan keduanya dari Fraksi Nasdem di DPR RI.

"Hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai Nasdem," kata Hermawi, dalam keterangan resminya, Minggu (31/8/2025).

Hermawi mengatakan, kerja-kerja Partai Nasdem mengacu pada aspirasi masyarakat.

 Perjuangan Partai Nasdem, kata dia, bertumpu pada perjuangan bangsa Indonesia.

 Namun, dalam proses memperjuangkan aspirasi itu, justru terdapat kader Partai Nasdem yang pernyataannya melukai hati masyarakat.

"Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat, ternyata ada pernyataan dari wakil rakyat, khususnya Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Nasdem, yang telah menyinggung dan mencederai perasaan rakyat," ujar Hermawi.

Baca juga: Rumahnya Dijarah Massa, Berapa Harta Kekayaan Ahmad Sahroni? Punya 19 Tanah dan 28 Kendaraan

Setelah mendengarkan berbagai masukan masyarakat, Partai Nasdem akhirnya memutuskan untuk menonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI.

"Terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai NasDem," tutur Hermawi.

Sebelumnya, Sahroni menjadi sorotan publik karena pernyataannya yang kasar dan dinilai tidak tepat.

 Ia menyebut, usulan agar DPR RI dibubarkan disampaikan orang-orang dengan mental paling tolol.

"Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia," ujar Sahroni, di Sumatra Utara, Jumat (22/8/2025).

Selain itu, Sahroni juga sempat menyatakan mendukung Polda Metro Jaya menangkap massa aksi penolak kenaikan tunjangan DPR RI yang bertindak anarkis, sekalipun mereka masih di bawah umur.

 Di tengah situasi sosial politik yang memanas, pernyataan Sahroni itu kian membuat publik berang.

"Premanisme di republik ini enggak boleh ada, sekalipun di bawah umur, penjarakan. Jangan semau-maunya di republik ini,” kata Sahroni saat dihubungi, Selasa (26/8/2025).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved