Perang Gaza

IDF Semakin Bar-bar, 48 Ribu Warga Gaza Terpaksa Mengungsi, Israel Buka Rute Baru Selama 48 Jam

Militer Israel mengumumkan rute baru bagi warga Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza di tengah serangan besar-besaran Israel terhadap wilayah...

Editor: Nurul Hayati
Thumnail Youtube
Operasi darat di Gaza resmi dimulai Israel, Gaza kini sedang berkobar dan memaksa puluhan ribu warganya mengungsi. 

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz, mengatakan, "Gaza sedang terbakar" pada hari yang sama.

"Gaza sedang terbakar. IDF menyerang infrastruktur militan dengan tangan besi, dan tentara IDF bertempur dengan gagah berani untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan pembebasan para sandera dan kekalahan Hamas," tulis Katz di media sosial X pada hari Selasa.

Sementara itu, keluarga sandera dan pendukung mereka berunjuk rasa di dekat kediaman Netanyahu di Yerusalem pada hari Selasa, menuduhnya menelantarkan orang-orang yang mereka cintai.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres , mengatakan jelas bahwa Israel tidak berminat pada hasil yang damai.

“Israel bertekad untuk maju sampai akhir dan tidak terbuka terhadap negosiasi serius untuk gencatan senjata, dengan konsekuensi dramatis dari sudut pandang Israel,” kata Guterres.

Update Serangan Israel di Jalur Gaza
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan setidaknya 64.964 warga Palestina dan melukai lebih dari 165.312 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Selasa.

Selain itu, lebih dari 2.497 orang tewas dan 18.294 lainnya terluka ketika berusaha mencari bantuan sejak 27 Mei. 

Akibat blokade bantuan, 428 orang meninggal karena kelaparan, termasuk 146 anak-anak, berdasarkan laporan Anadolu Agency.

Israel terus melakukan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Israel menyalahkan kehancuran dan kelaparan di Jalur Gaza terhadap Hamas karena meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menyerang wilayah Israel selatan dan menawan sekitar 250 orang. 

Menurut Hamas, langkah tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah Palestina yang berlangsung sejak 1948 serta upaya melawan kontrol Israel atas kompleks Masjid Al-Aqsa.

Dalam periode akhir 2023 hingga awal 2025, beberapa kali terjadi pertukaran tahanan, namun Israel menyebut masih ada sekitar 50 sandera yang ditahan di Gaza.

Sebagai respons, Israel menutup seluruh akses ke Jalur Gaza dan menggempur wilayah itu secara terus-menerus, membuat warga sipil kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi.

Untuk meredakan tekanan internasional, pada Mei 2025 Israel bersama Amerika Serikat membentuk Gaza Humanitarian Foundation (GHF) guna menyalurkan bantuan di Rafah, Khan Younis, dan Wadi Gaza. 

Namun, tentara Israel dilaporkan sempat menyerang warga yang sedang mengantre bantuan di salah satu pos GHF.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved