Pemerintah Bakal Campur BBM dengan Etanol 10 Persen, Amankah Untuk Mesin Kendaraan?

Rencana pencampuran bensin dan etanol diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Editor: Amirullah
Dok. Pertamina
Pemerintah berencana mewajibkan campuran bensin dengan etanol untuk membuat BBM yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui kebijakan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) dengan etanol sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan terhadap impor.

PT Pertamina (Persero) menyatakan sudah siap memproduksi BBM campuran etanol. Namun, hingga kini belum dipastikan kapan produk tersebut mulai dipasarkan di SPBU-SPBU milik Pertamina di seluruh Indonesia.

Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama soal dampaknya terhadap performa mesin kendaraan, baik motor maupun mobil.

Lantas apakah pencampuran BBM dan etanol ada dampaknya terutama terhadap performa mesin sepeda motor maupun mobil?

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto mengatakan penambahan etanol 3,5 persen pada bensin atau yang disebut E3,5 tidak menimbulkan efek berarti terhadap performa mesin.

“Kalau dihitung dari kandungan energinya, penurunan sangat kecil, hanya sekitar 1 persen dari bensin murni. Jadi secara praktik, pengemudi tidak akan merasakan perbedaan pada akselerasi maupun kecepatan puncak,” kata Tri Yuswidjajanto, Sabtu (5/10/2025) dikutip Bangkapos.com dari Kompas.com.

Tri menjelaskan, bensin murni memiliki kandungan energi sekitar 40 megajoule per kilogram (MJ/kg), sedangkan etanol sekitar 28,25 MJ/kg.

Dengan campuran 3,5 persen etanol, energi total bahan bakar menjadi 39,6 MJ/kg.

Baca juga: 18 Gubernur Tolak Pemangkasan Dana TKD, Ini Balasan Menkeu Purbaya: Anda Bikin Kesan Baik Dulu

“Artinya, penurunan nilai kalor atau energi hanya 1 persen dibanding bensin biasa. Itu jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan oleh World Wide Fuel Charter (WWFC), yaitu maksimum 2 persen,” kata Tri Yuswidjajanto.

Pakar bahan bakar dan pelumas ini menambahkan, penurunan energi sekecil itu tidak akan memengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar, respons pedal gas, atau kinerja mesin dalam kondisi normal.

Mesin modern pun sudah mampu menyesuaikan rasio udara-bahan bakar secara otomatis.

“Kalau kadarnya masih di bawah lima persen seperti E3,5, performa tetap sama. Yang penting bahan bakar memenuhi standar mutu, oktannya sesuai, dan sistem pembakaran kendaraan dalam kondisi baik,” kata Tri.

Pemilik bengkel Everest Motors Bintaro, Tangerang Selatan, Eko Setiawan mengatakan anggapan masyarakat tersebut ada, tapi bisa jadi itu hanya asumsi.

“Sulit loh merasakan performa suatu kendaraan berdasarkan feeling, saya sebagai montir belasan tahun tak punya kapasitas itu, kecuali memang diukur dengan dyno test, akan ketahuan tuh tenaga dan torsi yang dihasilkan,” ucap Eko kepada Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Menurut Eko, perbedaan tenaga akibat pakai merek BBM selain Pertamina, dengan nilai oktan sama masih perlu diteliti lebih lanjut.

Baca juga: Apa Itu Monasit? Harta Karun yang Disebut Prabowo Bernilai Cukup Fantastis

Dicampur Etanol 10 Persen

Rencana pencampuran bensin dan etanol diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Menurutnya, Presiden RI, Prabowo Subianto telah menyetujui mandatori campuran etanol 10 persen untuk BBM, dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor.

“Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol (E10),” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (7/10/2025), dikutip dari Antara.

Bahlil menambahkan, Indonesia berencana mewajibkan campuran bensin dengan etanol agar tidak banyak melakukan impor dan membuat BBM ramah lingkungan.

“Agar tidak kita impor banyak dan juga untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri siap menjalankan  rencana mandatori kandungan etanol 10 persen dalam campuran BBM.

“Disampaikan Pak Menteri adalah mendorong ekosistem biofuel, kita sudah dengan B40, dan nanti dengan tahun depan, Pak Menteri sampaikan E10,” kata Simon.

Simon mengatakan, saat ini sudah ada produk Pertamina yang menggunakan campuran etanol sebanyak lima persen, yakni Pertamax Green 95.

“Saat ini kami Pertamina sudah ada produk E5, yaitu Pertamax Green 95, jadi artinya itu 5 persennya adalah etanol,” ujar Simon.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan, mobil-mobil di Indonesia kompatibel dengan kandungan etanol dalam BBM hingga 20 persen.

Ia juga menjelaskan bahwa Pertamina telah melakukan uji coba pasar untuk bensin dengan kandungan etanol, yakni melalui produk Pertamax Green 95.

Adapun bensin yang digunakan berbasis kepada Pertamax, karena Pertamax Green 95 merupakan BBM non-PSO atau non penugasan pemerintah.

Meskipun mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol di dalam BBM hingga 20 persen, Indonesia masih menganut campuran etanol sebesar 5 persen.

Sedangkan, di negara-negara lain, kandungan etanol di dalam BBM sudah lumrah ditemukan, bahkan hingga 20 persen seperti di Amerika Serikat.

Apa Itu Etanol

Melansir Wikipedia, etanol.disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer moder.

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O.

Etanol merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia.

Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu.

Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri sering kali dihasilkan dari etilena.

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.

Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.

Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

(Bangkapos.com/Kompas.com/Muh. Ilham Nurul Karim, Agung Kurniawan)

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Bensin Campur Etanol Amankah Untuk Mesin Kendaraan?

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved