Jet Tempur Chengdu J-10 Akan Dibeli Indonesia dari China, Harga Fantastis, Berikut Spesifikasinya

Kajian tersebut dilakukan guna memastikan kelayakan Chengdu J-10 sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional. 

Editor: Faisal Zamzami
tangkapan layar j10c.net
Jet tempur Chengdu J-10 buatan China yang akan dibeli pemerintah Indonesia 

Sistem perang elektronik terintegrasi KG600 memberikan peringatan radar (RWR), kemampuan gangguan elektronik (ECM) dan kontra-gangguan (ECCM). 

Kombinasi avionik ini memberi J-10 kemampuan BVR (beyond-visual-range) yang kuat, terutama saat dipersenjatai rudal PL-15 dengan jangkauan lebih dari 145 kilometer.

 

Sistem senjata

J-10 dipersenjatai pada 11 titik keras (6 di sayap dan 5 di badan) dengan kapasitas muatan maksimum sekitar 8 ton, sehingga bisa membawa beragam kombinasi senjata sesuai misi. 

Untuk pertempuran udara jarak jauh tersedia rudal BVR PL-15 (jangkauan 145+ kilometer), sementara pertempuran jarak dekat ditangani oleh rudal PL-10 (sekitar 20+ kilometer) dan PL-8 untuk keterlibatan jarak pendek.

Untuk serangan darat dan sasaran permukaan, J-10 dapat membawa rudal jelajah KD-88 (jangkauan sekitar 180+ kilometer) serta rudal anti-radiasi YJ-91 untuk menonaktifkan sistem radar musuh. 

Pesawat juga mendukung amunisi berpemandu presisi seperti bom luncur jarak jauh LS-6 dan bom berpemandu seri GB (laser/satelit). 

Sebagai senjata internal ada meriam 23 mm satu laras dengan cadangan 180 butir. 

Secara keseluruhan J-10 mampu mengangkut lebih dari 10 jenis senjata berbeda, menjadikannya platform serbaguna untuk misi udara, serangan darat, dan operasi antikapal.

 


Kemampuan tempur

J-10 adalah pesawat tempur serba bisa yang dirancang untuk menghadapi berbagai skenario pertempuran, mampu bertarung di luar jarak pandang (BVR), melakukan dogfight jarak dekat, dan menyerang beberapa target sekaligus dalam pertempuran multi-target. 

Untuk tugas serangan darat, J-10 dapat membawa senjata berpemandu presisi dan mendukung operasi taktis,  sedangkan untuk operasi maritim pesawat ini bisa dipersenjatai untuk misi antikapal dan patroli laut.

Secara operasional J-10 dibuat untuk terbang dalam segala cuaca dan beroperasi di lingkungan elektromagnetik yang kompleks berkat avionik dan suite perang elektroniknya. 

Varian ekspor J-10CE sudah digunakan Pakistan (36 unit), sementara versi-versi J-10 telah bertugas di Angkatan Udara China sejak sekitar 2018. 

Pesawat ini dikategorikan sebagai jet tempur generasi 4,5, menggabungkan kemampuan generasi keempat dengan beberapa fitur canggih generasi selanjutnya.

 

Harga Jet Tempur Chengdu J-10 

Nama Chengdu J‑10 jadi sorotan di tengah rencana modernisasi alutsista Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa pun telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China tersebut, sekitar US$9 miliar atau berkisar Rp146 triliun untuk 42 unit Chengdu J-10.

Artinya, dari angka itu, secara hitungan sederhana,  rata‑rata biaya per unit (termasuk paket dukungan, logistik, pelatihan, dan infrastruktur) bisa mencapai sekitar US$214 juta atau sekitar Rp3,54 triliun per unitnya. 

Di sisi lain, dalam transaksi internasional, Bangladesh dilaporkan menandatangani kesepakatan pengadaan 20 unit J‑10CE dengan nilai total US$2,2 miliar.

Harga dasar tiap unit pesawatnya, tanpa menghitung paket pelatihan, suku cadang, dan logistik sekitar US$60 juta.

Sedangkan sisanya sekitar US$820 juta dialokasikan untuk dukungan operasional, pengiriman, pelatihan, dan dukungan suku cadang selama masa kontrak.

Jadi, meskipun angka US$214 juta per unit muncul dari pembagian nilai total dalam kasus Indonesia, itu sangat mungkin terdiri dari paket layanan tambahan dan margin transaksi, bukan harga dasar pesawat di pasar ekspor.

Untuk perbandingan, jika pesawat dasar memang berada di kisaran US$50 juta, maka selisih besar berasal dari elemen pendukung kontrak dan biaya tambahan.


Sampai saat ini, CAC (Chengdu Aircraft Corporation) belum mempublikasikan daftar harga terbuka untuk J‑10.

Lembaga‑lembaga aviasi Cina dan CAC sendiri umumnya menggunakan pendekatan kontrak tertutup (negosiasi pemerintah ke pemerintah), yang menyembunyikan harga komponen individual.

CAC merupakan anak perusahaan dari AVIC (Aviation Industry Corporation of China) dan tidak secara rutin merilis harga ekspor pesawat militer.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China, Chengdu J-10.

Anggaran pembelian jet tempur buatan China ini mencapai US$ 9 miliar atau Rp 149,5 triliun.

"US$9 miliar kalau nggak salah atau lebih. Saya lupa angkanya. Tapi sudah disetujui, jadi harusnya udah siap semua," tegas Purbaya saat ditemui di Wisma Danantara, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Kunker ke Barat-Selatan Aceh, Kapolda Dorong Sinergi Keamanan dan Ekonomi

Baca juga: Pemerintah Tambah BLT Buat Rakyat Capai Rp 30 Triliun untuk 35.046.783 KPM

 

Sumber: Kompas.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved