Konflik Palestina vs Israel

Israel Ancam Hamas Gegara Salah Serahkan Jenazah, Klaim Bukan Milik 13 Tawanan

Israel mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai bagian dari tubuh Ofir Tzarfati, tawanan yang jenazahnya ditemukan pada Desember 2023.

Editor: Faisal Zamzami
Telegram Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis. Pada 18 Oktober 2025, Hamas menyerahkan dua jenazah sandera Israel. 

Hamas berulang kali menyatakan pada kelompoknya berupaya mengevakuasi jenazah tawanan yang masih berada di Jalur Gaza meski sudah melakukan penggalian di bawah reruntuhan.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan sulit untuk mengevakuasi semua jenazah dengan cepat, mengingat kerusakan yang sangat parah di Jalur Gaza akibat serangan Israel.

"Meski demikian, Hamas akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menyerahkan jenazah yang tersisa hingga masalah ini selesai sepenuhnya dan sesegera mungkin," ujar Hasem Qassem kepada Reuters.

Presiden AS Donald Trump mengusulkan proposal gencatan senjata untuk Israel dan Hamas pada akhir September lalu.

Kedua pihak sepakat untuk gencatan senjata tahap pertama pada 10 Oktober, setelah diskusi yang ditengahi Mesir dan Qatar serta diawasi oleh AS dan Turki di Mesir pada 6-10 Oktober.

Namun, Israel dan Hamas saling tuduh atas pelanggaran gencatan senjata, yang mengancam berlanjutnya diskusi untuk tahap kedua.

Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel melakukan 125 pelanggaran perjanjian gencatan senjata sejak mulai berlaku pada 10 Oktober.

Kantor tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel yang melanggar perjanjian telah menewaskan 94 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 344 lainnya, lapor Al Jazeera.

WAFA Agency melaporkan setidaknya 68.531 warga Palestina tewas dan 170.402 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut data per 28 Oktober 2025.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian dan kehancuran di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai balasan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas dan faksi perlawanan lainnya pada 7 Oktober 2023.

Hamas dan faksi lainnya menangkap 250 orang setelah membobol pertahanan Israel di perbatasan selatan, sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina sejak tahun 1948.

Setelah berlakunya gencatan senjata tahap pertama, Hamas membebaskan 20 tawanan Israel yang masih hidup dan wajib menyerahkan 28 jenazah tawanan di Jalur Gaza.

Israel menekan Hamas yang dinilai lamban menyerahkan jenazah-jenazah tersebut, sementara Hamas mengatakan mereka berusaha semaksimal mungkin di tengah kehancuran di Jalur Gaza.

Pada minggu lalu, tim Mesir mengerahkan alat berat dan didampingi oleh tim Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk membantu Hamas dalam mengevakuasi jenazah tawanan.

Baca juga: Peran 17 Anggota TNI Siksa Prada Lucky Hingga Tewas, Korban Dicambuk dan Alat Vitalnya Dioles Cabai

Baca juga: Dua TBM asal Aceh Terima Penghargaan Nasional pada Festival Literasi Perpusnas 2025

Baca juga: Prakiraan Cuaca Rabu 29 Oktober 2025 Nagan Raya Berawan, Waspadai Gelombang Tinggi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved