Pembantaian di Sudan

Pasukan RSF Bantai Ribuan Warga Sipil di Sudan Tertangkap Satelit, Pengungsi: Anak-anak Ditembak

Citra satelit terbaru mengindikasikan pembunuhan massal masih terjadi di dalam dan sekitar Kota El Fasher, Sudan. 

Editor: Faisal Zamzami
X/@HRL_YaleSPH
Citra satelit yang dikumpulkan di wilayah Daraja Oula, EL-Fasher, pada 28 Oktober 2025 menunjukkan gugusan objek dan perubahan warna tanah menjadi kemerahan. Objek-objek dalam gugusan ini memiliki panjang antara 1,2-1,8 meter. Objek-objek ini tidak terlihat dalam citra satelit yang dikumpulkan pada 26 Oktober 2025, dan kemunculannya bertepatan dengan laporan bahwa warga sipil terbunuh dalam operasi pembersihan rumah dari rumah ke rumah oleh RSF. 

Hayat, ibu dari lima anak, mengaku bahwa rombongan mereka dicegat di jalan oleh anggota RSF.

“Para pemuda yang bepergian bersama kami dicegat. Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka,” ujarnya kepada AFP.

PBB melaporkan, lebih dari 65.000 orang mengungsi dari El Fasher.

Namun, puluhan ribu lainnya masih terjebak di kota tersebut.

Sebelum serangan terakhir, diperkirakan ada sekitar 260.000 warga di El-Fasher.

 Sementara itu, RSF mengeklaim menangkap sejumlah anggotanya yang dituduh melakukan pelanggaran.

Meski begitu, Kepala Koordinasi Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, meragukan komitmen kelompok tersebut untuk menyelidiki dugaan pelanggaran secara serius.

Baik RSF maupun tentara Sudan dituduh melakukan kejahatan perang selama konflik yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.

Dengan direbutnya El Fasher, RSF kini menguasai seluruh ibu kota negara bagian di wilayah Darfur.

Di sisi lain, kekuatan militer pemerintah tetap berada di bagian utara, timur, dan tengah Sudan, membelah negara tersebut secara de facto ke dalam dua wilayah kekuasaan yang berbeda.

Baca juga: VIDEO Tentara Sudan Janjikan Balas Dendam ke Kelompok RSF, El Fasher Dikuasai

RS Terakhir Diserbu

Rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di kota El-Fasher, Darfur, Sudan, yakni Rumah Sakit Saudi dilaporkan diserbu dan menewaskan ratusan orang.

Penyerbuan tersebut dilakukan usai pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) merebut kota itu pada Minggu (26/10/2025), sebagaimana dilansir Reuters.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan seorang pejabat Sudan mengonfirmasi laporan itu pada Rabu (30/10/2025).

Di sisi lain, komunikasi dari dalam kota masih terputus dan para dokter di rumah sakit itu tidak dapat dihubungi.

Belum diketahui waktu pasti serangan terjadi. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved