Luar Negeri

Iran Tegaskan Tidak akan Hentikan Pengayaan Uranium Meski Dikepung Negara Barat

Dengan hak tersebut Iran mulai melakukan pengayaan uranium dengan tujuan untuk energi listrik, riset medis, dan industri nasional.

Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM/middle-east-online
Pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran. 

Namun, ia menekankan bahwa setiap perundingan harus dilakukan secara adil dan seimbang, bukan di bawah tekanan sepihak dari Barat.

Pernyataan ini mencerminkan kehati-hatian Iran dalam menghadapi tawaran negosiasi baru, terutama setelah pengalaman masa lalu yang dianggap merugikan kepentingan nasional.

Baca juga: Iran Kecam Trump Karena Minta Pentagon Lanjutkan Uji Coba Senjata Nuklir, Sebut AS Provokatif


Berapa Banyak Uranium Iran Saat Ini?

Pertanyaan besar yang muncul di dunia internasional kini adalah: seberapa jauh Iran telah memperkaya uranium?

Menurut laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) per 13 Juni 2025, Iran memiliki sekitar 9.040 kilogram uranium dalam bentuk UF₆ (uranium hexafluoride) dengan berbagai tingkat kemurnian.

Dari jumlah itu, sekitar 440 kilogram telah diperkaya hingga 60 persen U-235, tingkat yang sangat dekat dengan bahan untuk senjata nuklir.

Sebagai perbandingan, dalam perjanjian nuklir 2015 (JCPOA), Iran hanya diizinkan memperkaya hingga 3,67 persen dan menyimpan stok di bawah 300 kilogram. Kini, jumlahnya meningkat puluhan kali lipat.

IAEA memperingatkan bahwa uranium 60 persen hanya tinggal selangkah teknis lagi untuk mencapai level 90 persen, yang disebut “weapons grade” atau bahan senjata nuklir.

Banyak negara khawatir bahwa peningkatan cadangan uranium Iran dapat memperpendek waktu breakout, yakni waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu senjata nuklir jika Iran memilih jalur itu.

Namun Iran membantah tudingan tersebut dan menyatakan seluruh aktivitasnya bertujuan damai, serta tetap terbuka terhadap inspeksi internasional bila perundingan dilakukan secara adil.

Situasi ini membuat kawasan Timur Tengah kembali tegang dan rawan eskalasi, di tengah bayang-bayang konflik yang bisa meluas jika diplomasi gagal menemukan jalan tengah.

Baca juga: Dr Zaidul Akbar Ungkap Resep Minuman Tepache dari Meksiko, Fermentasi Kulit Nanas yang Segar & Sehat

Baca juga: Sosok Erni Yuniati, Dosen di Jambi Tewas Dibunuh dan Dirudapaksa Bripda Waldi, Dipicu Asmara

Baca juga: Jonatan Christie Juara Hylo Open, Kaget Bisa Sapu 3 Gelar dalam Waktu Singkat

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved