Kasus Siswi Pulang Sekolah Mata Lebam, Ortu Curigai Guru Wanita, Fakta Sebenarnya Terungkap
Terungkap fakta, duduk perkara siswi SD pulang sekolah dalam kondisi mata lebam. Orangtua merasa curiga hingga guru pun dilaporkan ke polisi.
Ringkasan Berita:
- Orangtua curiga anaknya dipukul guru wanita setelah melihat kedua mata putrinya lebam sepulang sekolah, lalu melapor ke Polrestabes Palembang.
- Guru dan pihak sekolah membantah adanya kekerasan, sementara Wali Kota Palembang turun langsung meminta klarifikasi dan memastikan biaya pengobatan ditanggung pemerintah.
- Dokter menyebut lebam pada mata bukan akibat pukulan, melainkan karena infeksi atau peradangan akibat virus, diperkuat hasil pemeriksaan medis dan riwayat anak yang sempat demam.
SERAMBINEWS.COM - Kasus siswi SD di Palembang yang pulang sekolah dengan mata lebam akhirnya terungkap.
Awalnya, orangtua korban curiga anaknya dipukul guru dan melapor ke polisi.
Namun hasil pemeriksaan dokter menunjukkan mata lebam bukan akibat kekerasan.
Peristiwa ini jadi perbincangan di media sosial setelah viral.
Siswi SD tersebut berinisial F (7), bocah kelas 2 di SDN 150 di Gandus, Palembang.
Persoalan ini sampai ke polisi setelah orangtua F, Sukirnawati atau Erna mengadu ke polisi.
Ibu tersebut curiga anaknya mendapat aksi kekerasan di sekolah.
Kecurigaan Sukirnawati meluap apalagi sejumlah guru mengeluarkan respons yang tak menyenangkan.
Akhirnya, Sukrisnawati melaporkan kejadian ini ke polisi, Senin (3/11/2025).
Baca juga: Duta Besar Rusia Temui Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia
Ia melaporkan seorang guru wanita yang diduga memukul anaknya.
Di hadapan petugas kepolisian, Sukrisnawati mengatakan bahwa pada Senin (27/10/2025) lalu, mata anaknya lebam saat ia menjemputnya dari sekolah.
"Saya tahu pak, berawal saya jemput anak saya dan melihat kedua matanya luka lebam dan kornea mata anak saya merah," ungkap Sukrisnawati.
Mengetahui mata anaknya lebam, ia pun langsung masuk ke dalam sekolah dan bertanya kepada teman-teman korban yang berada di dalam kelas.
"Panik pak awalnya lalu saya masuk ke dalam kelas untuk menanyakan kenapa kedua mata anak saya lebam dan merah kepada teman-teman anak saya," katanya.
Baca juga: Akhirnya Harga Emas Antam Hari Ini Bergerak Naik, Ini Daftar Terbaru Harga Emas 4 November 2025
Guru Disebut Memukul
Menurut informasi ibu tersebut, korban dipukul oleh seorang guru wanita yang menggunakan cincin.
"Saya tanya dulu pak pak teman temannya. Namun dijawab bukan teman teman anak saya yang memukul anak saya,"
"Lalu saya tanya kembali kepada salah satu guru ternyata benar anak saya sudah dipukuli seorang guru perempuan," ujar Sukrisnawati.
F pun mengalami luka lebam di kedua matanya.
"Saya terpaksa pak melapor ke sini dan berharap laporan saya segera ditindaklanjuti,"
"Akibat peristiwa ini juga anak saya mengalami trauma dan tidak mau sekolah lagi," tutupnya.
Sementara guru yang lain pun mengaku tidak mengetahui hingga ada yang menyebut F kebanyakan main HP.
Padahal bila dilihat dengan seksama mata F ini merah seperti berdarah dan di sekitarnya lebam.
Selain itu menurut Bi Erna, sang putri bukanlah anak yang biasa bermain HP.
Karena itu alasan F kebanyakan main HP hingga matanya merah pun seolah bukan alasan yang tepat.
Sementara itu, KA SPK Polrestabes Palembang, Ipda Erwinsyah mengonfirmasi terkait adanya laporan dari orang tua korban.
"Laporan sudah diterima dan akan segera ditindaklanjuti oleh anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk melakukan penyelidikan dan memanggil terlapor terkait peristiwa ini," tutupnya.
Baca juga: Dua Warga Miskin Seuneubok Nalan Kabupaten Bireuen Tempati Rumah Bantuan
Pengakuan Guru, Demi Allah . . .
Kasus ini pun sampai ke telinga Wali Kota Palembang, Ratu Dewa.
Ratu Dewa langsung mendatangi sekolah korban untuk meminta penjelasan terkait kasus yang viral ini.
Seorang guru yang terakhir mengajar F mengaku tak ada kekerasan di dalam kelasnya.
Guru tersebut mengatakan, F sejak pagi duduk di bangku paling depan, dan tak pernah ada kejadian apapun selama ia mengajar.
"Tidak tahu ibu demi Allah aman selama di kelas tidak ada kekerasan terhadap anak ibu," ujar sang guru saat didatangi Ratu Dewa, Senin (3/11/2025).
Ratu Dewa juga mengunjungi rumah F dan menjamin semua biaya pengobatan sudah ditanggung Pemkot Palembang.
Dinas Pendidikan Minta Keterangan Guru
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Afan Prapanca mengatakan pihaknya masih menunggul hasil pemeriksaan terhadap F di RSUD Palembang Bari.
"Kita masih menunggu hasil pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari mata Fathia yang bengkak dan merah," ujarnya, Senin (3/11/2025).
fan juga mengaku, pihaknya telah meminta keterangan dari guru dan sejumlah siswa di kelas.
"Guru dan seluruh siswa di kelas tersebut sudah kami mintai keterangan, dan tidak ada yang melihat atau mengalami kejadian kekerasan ataupun pemukulan seperti yang diduga orang tua murid," ujar Afan.
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Fatimah dan RSMH dr Riani Erna SpMK memberikan tanggapan.
Menurutnya, jika dilihat dari perspektif dokter, ia menyebut bahwa F bukan korban kekerasan pemukulan di sekolah.
Hal tersebut didasari karena dari penuturan gurunya tidak ada tindak kekerasan.
Selain itu juga jika ada kekerasan pada mata maka umumnya hanya di satu mata saja bukan kedua matanya.
Riani menjelaskan, jikapun kedua matanya mengalami cedera, bisa saja sang anak jatuh dan bukan karena efek pukulan.
"Menurut perspektif dokter, mata merah dan bengkak yang dialami oleh siswi tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada mata karena infeksi dan virus," katanya, Senin (3/11/2025).
Apalagi, dugaan itu diperkuat dengan pernyataan orang tua murid yang mengatakan bahwa mata anaknya sebelumnya memang merah walaupun sedikit.
Jadi, awalnya mata merah dan radang itu jika dibiarkan akan membuat mata menjadi lebih merah dan radang yang mengikibatkan selaput mata berdarah.
Dokter menyebut jika matanya sakit karena kekerasan atau dipukul, biasanya hanya pada satu bagian mata saja, tapi pada video yang ada, kedua matanya merah dan bengkak.
Itu bukan akibat pukulan dan juga bukan akibat terlalu banyak menggunakan handphone.
Jadi, menurut analisis, mata merah dan bengkak tersebut karena adanya peradangan sakit mata yang disebabkan oleh infeksi dan virus.
Jadi, saat infeksi dan virus menyerang tubuh, maka sistem imun akan lemah dan mengakibatkan peradangan pada mata, hidung, ataupun mulut seperti halnya ispa.
Dan pada kasus ini, yang diserang adalah mata anak tersebut.
Dan bisa jadi, sebelum matanya merah dan berdarah seperti itu, beberapa hari sebelumnya, badan akan demam, lemah, dan lesu.
Kondisi itu seharusnya ditangani dengan istirahat yang cukup, pernah aku minum air putih dan berobat ke dokter.
Sejalah penanganan awal yang baik seharusnya dilakukan sebelum mata menjadi merah dan bengkak dan pembuluh darah pecah sehingga berdarah.
Sebab itu harusnya dibawa langsung ke dokter untuk ditangani dan dilihat apa penyebabnya.
Tapi jika dibiarkan saja, maka mata akan merah dan pembuluh darahnya akan pecah.
Sebenarnya kondisi itu tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kebutaan, hanya saja penyembuhannya akan lebih lama jika dibiarkan dan sembuh sendiri jika kondisi pembuluh darah pecah.
Pembuluh darah pecah itu karena bengkak dan peradangan itu, oleh sebab itu mata punya perlindungan alami dengan melindungi kornea mata menggunakan membran mata sehingga menghalangi darah atau kotoran masuk merusak mata.
"Yang perlu diwaspadai yakni jangan mengucek mata terlalu kuat dan sering karena bisa menggores kornea mata sebab jika kornea mata tergores maka itu yang akan menganggu penglihatan mata," tutup dr Riani.
Pemeriksaan Dokter terkait Mata Merah Siswa F
Sementara itu dokter Puskesmas Gandus yang dikutip dari instagram walikota Palembang @ratudewa menyebut jika F pernah dibawa ibunya untuk periksa ke Puskesmas pada 27 Oktober lalu.
Saat itu ibunya mengatakan bahwa F sempat demam seminggu dan merah pada matanya baru terjadi pada sebagian kecil mata kiri dan memang sudah bengkak atau lebam.
Kemudian ibunya bertanya apa yang menyebabkan anaknya sakit tersebut.
Setelah diperiksa menggunakan stetoskop, ditemukan ada bunyi berisik pada paru F dan disusul dengan batuk berulang-ulang.
Dari hasil pemeriksaan dan sepengetahuan medis dokter, disimpulkan itu disebut sebagai suspek batuk pertusis atau rejan.
Dikutip dari Ayo sehat pertusis adalah penyakit pernapasan yang sangat menular, juga dikenal sebagai batuk rejan, yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai dengan batuk hebat yang diikuti suara tarikan napas bernada tinggi seperti "whoop".
Gejalanya bisa dimulai seperti flu biasa tetapi kemudian berkembang menjadi serangan batuk parah yang dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dan pada bayi gejalanya bisa sangat serius.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Duduk Perkara Siswi Pulang Sekolah Mata Lebam, Ortu Curigai Guru Wanita, Terkuak Penjelasan Dokter

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.