Kakak Adik Temani Jenazah Ibu selama 28 Hari, Terkulai Lemas Karena Tak Makan dan Tutup Rapat Rumah

Setianingsih (51) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di rumahnya, Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja

Editor: Faisal Zamzami
TribunJateng/Agus Salim
HANYA MINUM AIR PUTIH - Kisah pilu terjadi di kendal seorang ibu bernama Setianingsih meninggal hingga jenazahnya membusuk di rumah, 2 anaknya terkulai lemas hanya minum air rebusan. Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menjenguk kedua anak Setianingsih yang terkulai lemas di RSI Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Setianingsih sebelumnya ditemukan meninggal pada 1 November dengan kondisi jenazah yang sudah membusuk. 
Ringkasan Berita:
  • Setianingsih (51) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di rumahnya, Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Sabtu (1/11/2025).
  • Di dalam rumah tersebut, terdapat dua anaknya yang terkulai lemas, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).
  • Saat ditemukan, kondisi kakak adik tersebut terkulai lemas menahan lapar di dalam rumah.

 

SERAMBINEWS.COM - Kisah pilu kakak adik yang ditemukan lemas menemani jenazah sang ibunda hampir satu bulan.

Penemuan mayat seorang wanita paruh baya menggemparkan warga Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal.

Pasalnya jenazah yang ditemukan pada Sabtu (1/11/2025) tersebut ditemani dua putrinya yang lemas.

Setianingsih (51) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di rumahnya, Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Sabtu (1/11/2025).

Di dalam rumah tersebut, terdapat dua anaknya yang terkulai lemas, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).

Saat ditemukan, kondisi kakak adik tersebut terkulai lemas menahan lapar di dalam rumah.


Diduga dua putri almarhum telah menemani jenazah ibunya selama 28 hari.

Kejadian tersebut membuat warga memanggil pihak yang berwajib.

Lantas bagaimana kondisi dua putri almarhum?

Fakta kisah pilu kakak beradik yang menemani jenazah ibunda selama 28 hari di Kendal, Jawa Tengah.


1. Kronologi

Kejadian tersebut terungkap setelah warga mencium aroma busuk dari dalam rumah.

 
Warga juga melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.

 

Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan saat warga akan masuk, ternyata pintu rumah dikunci dan diganjal menggunakan kursi.

Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.

"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu di dalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terangnya.

Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga untuk mengevakuasi jenazah.

 
Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih juga kini dirawat di RSI Boja Kendal dengan kondisi tubuh yang terkulai lemas kekurangan nutrisi.

"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," imbuhnya.

Baca juga: Setianingsih Tewas Membusuk di Rumah, Kondisi Kakak Adik Sebulan Tak Makan Tunggui Jasad Ibu

2. Sosok Setianingsih

Wastoni mengatakan sosok Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.

Namun, sejak beberapa hari terakhir, Wastoni menemukan gelagat berbeda, Setianingsih mulai jarang keluar rumah.

"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," katanya ditemui, Senin (3/11/2025) sore.

3. Sosok dan Kondisi Dua Putri Setianingsih saat ditemukan

Putri Setianingsing ada dua, yakni Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (27).

Kakak beradik tersebut ditemukan lemas karena mengaku tak makan sesuap nasi dan hanya meneguk air sumur yang direbus di rumahnya.

Menurut dokter Arfa, perwakilan dari RS Muhammadiyah Boja, kondisi Intan dan Putri mengalami kekurangan kesadaran.

Bahkan Intan sudah tidak sadarkan diri. Sedangkan Putri masih ada kesadaran namun terkulai lemas.

Meski tak makan hampir satu bulan, keduanya tak mengalami kekurangan kadar gula.

Putri dan Intan hanya mengalami dehidrasi.

Baca juga: Riwayat Penyakit Raja Keraton Solo Sinuhun Pakubuwono XIII hingga Meninggal Dunia, Sempat Kritis

4. Turuti Permintaan, Kunci Rumah setelah Ibunda Meninggal agar Tak Merepotkan

Putri dan Intan memilih menutup rapat rumah.

Ia dan adiknya pun tidak keluar membeli makanan dan hanya minum air sumur yang direbus.

Pada Sabtu (1/11/2025), tetangga curiga karena korban dan dua putrinya jarang keluar rumah.

Saat rumah berusaha didobrak, pintu ternyata sengaja dikunci bahkan diganjal dengan menggunakan kursi.

Hal ini dilakukan agar tetangga tak mengetahui, sesuai permintaan sang ibu yang tak ingin merepotkan tetangga.

"Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Dan harus nurut ibu. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga, gitu," paparnya.

5. Kondisi Putri dan Intan Kini

Dokter Arfa menerangkan, Putri dan Intan masih memberikan keterangan yang berubah-ubah.

Bahkan Intan mengalami kesulitan untuk berbicara.

Meski kesadaran mulai membaik, namun kondisi psikis Intan dan Putri masih akan dipantau pihak medis.

"Waktu dianalisa jawabannya selalu berubah," imbuhnya.

"Dirawat sampai sini untuk pemulihan fisik sekitar seminggu. Tapi untuk kejiwaan, kami konsultasikan dengan dokter lain di bidangnya," tambahnya.

6. Respons Cepat Bupati Kendal, Siapkan BPJS dan Masa Depan

Pemerintah Kabupaten Kendal langsung bergerak cepat memberikan bantuan jaminan masa depan bagi Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17). 

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari pun langsung menjenguk kedua kakak beradik itu yang kini masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.

"Setelah masuk ke sini, itu berangsur membaik. Kemarin kakanya susah diajak komunikasi, sekarang sudah bisa meski kadang-kadang meski masih berubah-ubah,"

"Karena mungkin psikis dan fisik belum bisa menerima keadaan yang menimpanya." katanya, Senin (3/11/2025).

Tika menambahkan, langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan pendataan kepesertaan BPJS aktif. Hanya butuh waktu sehari, BPJS keduanya kini telah aktif dan sudah bisa digunakan.

Selain pendataan kepesertaan BPJS, pihaknya juga akan menjamin kehidupan keduanya pasca menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.

Kedua kakak adik itu akan ditempatkan di Panti Margi Utomo di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

Baca juga: Investor Blackstone Malaysia Berminat Bangun Kilang Peternakan di Aceh

Baca juga: Perlombaan Senjata Nuklir Kembali Dimulai, Amerika-Rusia-China Adu Kekuatan Nuklir, Siapa yang Kuat?

Baca juga: Mualem: Nelayan Harus Jadi Ujung Tombak Kebangkitan Ekonomi Aceh

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved