Langit Malam Ini Lagi Ajaib! Supermoon Terindah Muncul Malam Ini, Puncaknya Jelang Subuh

Menurut NASA, Supermoon menggambarkan kondisi purnama yang terjadi di dekat atau tepat saat Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Firdha Ustin
SERAMBINEWS.COM/SAIFUL BAHRI
Ilustrasi Supermoon - Supermoon terlihat di atas langit Lhokseumawe. 

SERAMBINEWS.COM – Langit malam ini tampak lebih terang dari biasanya. Fenomena alam langka tengah berlangsung, dikenal dengan sebutan Supermoon, ketika Bulan terlihat lebih besar dan bersinar lebih terang dibanding malam-malam biasanya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena Supermoon ini terjadi pada Rabu (5/11/2025) dan bisa diamati langsung dengan mata telanjang, asalkan cuaca cerah.

Dikutip dari Kompas.com, Supermoon merupakan fase Purnama Perige, yaitu saat Bulan berada dalam posisi paling dekat dengan Bumi dalam orbitnya. Pada momen ini, jarak Bulan hanya sekitar 356.980 kilometer dari Bumi, membuatnya tampak sekitar 14 persen lebih besar dan lebih terang dibanding purnama biasa.

BMKG menjelaskan, fenomena Supermoon sudah mulai terlihat sejak pukul 20.19 WIB, dan akan mencapai puncaknya pada Kamis (6/11/2025) pukul 05.28 WIB, ketika Bulan benar-benar berada di titik terdekatnya dari Bumi, yakni sekitar 356.833 kilometer.

“Ukuran semi-diameter Bulan saat momen tersebut mencapai 16 menit 44,28 detik busur,” tulis BMKG dalam unggahan resmi di akun Instagram @infobmkg.

Perbandingan menarik juga disebutkan oleh BMKG, yakni saat purnama di titik terjauh Bulan (apogee) pada 13 April 2025, jarak Bulan mencapai 406.006 kilometer, dengan semi-diameter hanya 14 menit 42,65 detik busur.

Baca juga: Ada Fenomena Supermoon dan Blue Moon 31 Agustus 2023, Ini Penjelasan Ahli Falak Aceh

Selain menjadi tontonan langit yang menakjubkan, Supermoon juga bisa memicu kenaikan kecil pasang surut air laut, akibat gaya gravitasi Bulan yang lebih kuat ketika berada lebih dekat ke Bumi. Namun fenomena ini tidak berbahaya dan tidak berdampak langsung terhadap aktivitas manusia.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melewatkan kesempatan langka ini, karena Supermoon dengan posisi sedekat ini hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, dan yang terjadi pada 5–6 November 2025 termasuk salah satu yang paling istimewa.

Selama cuaca cerah, masyarakat bisa menyaksikan pemandangan langit yang luar biasa indah. Bulan besar yang bersinar terang menerangi malam hingga menjelang subuh.

Apa Itu Supermoon yang Terjadi Malam Ini dan Bagaimana Dampaknya?

Melansir dari laman yang sama,langit malam Indonesia akan dihiasi pemandangan langka berupa fenomena Supermoon pada Rabu (5/11/2025) hingga Kamis dini hari (6/11/2025). 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut peristiwa ini terjadi saat Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, sehingga tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Puncak Purnama Perige diperkirakan terjadi malam ini pukul 20.19 WIB dan bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia. BMKG menjelaskan, Supermoon terjadi ketika fase Bulan purnama bertepatan dengan posisi terdekatnya dari Bumi atau disebut perige.

Baca juga: Fenomena Bulan Purnama Supermoon Bakal Terlihat Malam Ini di Seluruh Indonesia

Pada Rabu malam, jarak antara Bumi dan Bulan mencapai 356.980 kilometer.

“Untuk menyaksikan Supermoon di Indonesia dapat dimulai setelah bulan terbit pada sore menjelang malam. Puncak fase purnama akan terjadi pukul 20.19 WIB,” tulis BMKG melalui akun resmi @infobmkg.

Posisi perige atau titik terdekat Bulan dengan Bumi akan terjadi pada Kamis (6/11/2025) pukul 05.28 WIB dengan jarak 356.833 kilometer.

Angka ini tercatat sebagai jarak terdekat Bumi–Bulan sepanjang tahun 2025.

Sebagai pembanding, jarak Bumi–Bulan saat purnama apogee, yakni ketika Bulan berada di titik terjauh, pada 13 April 2025 mencapai 406.006 kilometer.

Dengan perbedaan jarak tersebut, Supermoon malam ini akan tampak sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan purnama biasa.

Mengapa Bisa Terjadi Supermoon?

Fenomena Supermoon terjadi karena orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.

Akibatnya, jarak Bulan terhadap Bumi terus berubah. Ketika Bulan mencapai perigee, jaraknya lebih dekat dari rata-rata, sedangkan saat apogee Bulan berada di titik terjauh.

Apabila fase purnama bertepatan dengan posisi perigee, muncullah fenomena yang dikenal sebagai Supermoon.

Istilah “Supermoon” pertama kali diperkenalkan pada 1979 dan semakin populer setelah tiga Supermoon berturut-turut muncul pada akhir 2016. 

Menurut NASA, Supermoon menggambarkan kondisi purnama yang terjadi di dekat atau tepat saat Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi.

Fenomena serupa dengan jarak lebih dekat lagi diperkirakan baru akan terjadi pada tahun 2030.

Dampak Supermoon terhadap Bumi

Selain menampilkan pemandangan langit yang menakjubkan, Supermoon juga memiliki dampak kecil terhadap kondisi geofisika Bumi.

BMKG menjelaskan bahwa gaya gravitasi Bulan yang meningkat dapat memicu air laut pasang sedikit lebih tinggi dan air surut lebih rendah dari biasanya.

Meski demikian, fenomena tersebut dinilai masih dalam batas normal dan tidak menimbulkan potensi bencana.

BMKG memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati Supermoon dengan aman, tanpa perlu khawatir terhadap dampak ekstrem di wilayah pesisir. 

Supermoon malam ini menjadi kesempatan langka bagi masyarakat untuk menyaksikan keindahan Bulan dalam ukuran dan cahaya maksimalnya. Dengan cuaca cerah dan minim awan, pengamat langit di berbagai daerah di Indonesia dapat menikmati fenomena alam ini. (Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved