Kubangan Maut di Balikpapan Utara, Enam Anak Meninggal Tenggelam Saat Renang

Namun, situasi berubah ketika salah satu anak tiba-tiba mengatakan ada temannya yang tidak terlihat di permukaan air.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/Erik Alfian
Proses evakuasi anak korban tenggelam di kubangan air di Kilometer 8, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, Senin (17/11/2025) malam. 
Ringkasan Berita:
  • Kejadian bermula ketika tujuh anak pulang mengaji dan berjalan menuju lokasi kubangan
  • Enam di antaranya memutuskan mandi karena mengira airnya dangkal.
  • Satu anak berusia empat tahun yang tidak ikut mandi pulang dan memberi tahu ibunya bahwa teman-temannya tenggelam.

 

SERAMBINEWS.COM - Tragedi menimpa enam anak di Balikpapan Utara, pada Senin (17/11/2025) petang.

Mereka dilaporkan meninggal setelah tenggelam saat berenang di sebuah kubangan yang berada di lahan perumahan RT 37, Jalan PDAM, Kelurahan Graha Indah.

Salah satu saksi, Salman, mengatakan awalnya ia dan dua temannya sedang berenang di area tersebut sebelum insiden nahas itu terjadi.

“Kami awalnya hanya bertiga berenang. Setelah itu, teman-teman lain datang. Kami sempat main layangan, terus mau pulang,” kata Salman.

Namun, situasi berubah ketika salah satu anak tiba-tiba mengatakan ada temannya yang tidak terlihat di permukaan air.

 
“Ada satu anak kami tanyakan, kenapa? Katanya mungkin ada yang tenggelam. Saya turun ke bawah dan berhasil menyelamatkan satu, kondisinya lemas. Teman saya turun dan berhasil mengevakuasi satu lagi,” ujarnya.

Setelah itu, sejumlah warga mulai datang ke lokasi dan melaporkan kejadian ke Basarnas Balikpapan.

Kepala Seksi Operasi Basarnas Balikpapan, Endrow Sasmita, mengatakan pihaknya menerima laporan pada pukul 17.30 Wita bahwa enam anak tenggelam saat bermain di kubangan.

“Dua orang ditemukan warga dalam kondisi meninggal,” kata Endrow.

Baca juga: 4 Hari Usai Tenggelam di Laut, Jasad Nelayan Aceh Timur belum Ditemukan, Tim Lanjutkan Pencarian

Kedalaman 4-5 Meter

Basarnas kemudian melakukan penyelaman di kubangan yang memiliki kedalaman 4–5 meter dengan visibilitas nyaris nol.

“Korban pertama kami temukan sekitar 15 menit setelah penyelaman. Berturut-turut semua korban akhirnya berhasil dievakuasi, namun seluruhnya dalam kondisi meninggal dunia,” jelasnya.

Semua korban langsung dibawa ke RSKD Balikpapan.

Adapun identitas enam korban tersebut adalah Zairah (5 tahun), Tika (8 tahun), Fais (9 tahun), Icha (11 tahun), Qila (11 tahun), dan Fais (12 tahun).

Endrow mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama ketika anak-anak bermain di area berisiko.

Ia juga mengimbau kepada orang tua agar terus mengawasi anak-anaknya saat beraktivitas.

“Ini sangat disesalkan. Ada enam korban anak-anak meninggal dunia. Kami mengimbau orang tua lebih hati-hati dan terus mengawasi anaknya saat beraktivitas,” ujarnya.

 

Kubangan Terbentuk dari Lahan yang Digusur

 

Tragedi tenggelamnya enam anak di kubangan air sekitar kawasan perumahan Grand City, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, Senin (17/11/2025), mendapat perhatian serius dari DPRD Kota Balikpapan.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kantor DPRD Balikpapan, Selasa (18/11/2025), Ketua RT 37 Andi Firmansyah mengungkap kronologi lengkap kejadian serta kritik terhadap minimnya koordinasi dari pihak pengembang.

Andi menjelaskan kubangan itu terbentuk akibat penimbunan lahan yang sebelumnya digusur hingga turun sekitar 10 meter.

“Kedalamannya kurang lebih satu setengah meter berisi lumpur hidup. Anak-anak sering bermain di sana karena kondisi becek, dan setelah hujan airnya terlihat jernih,” jelasnya.

Kejadian bermula ketika tujuh anak pulang mengaji dan berjalan menuju lokasi kubangan.

Enam di antaranya memutuskan mandi karena mengira airnya dangkal.

 
“Mereka melompat, ternyata itu lumpur. Empat anak ditemukan dalam posisi berdekatan, diduga saling mencoba menolong,” ujar Andi.

 

Satu anak berusia empat tahun yang tidak ikut mandi pulang dan memberi tahu ibunya bahwa teman-temannya tenggelam.

“Andai anak empat tahun itu ikut berenang, mungkin sampai hari ini kita belum tahu ada kejadian apa-apa, karena tidak ada yang melapor,” tambahnya.

Enam Korban, Empat di Antaranya Saudara Kandung

Keenam korban terdiri dari empat perempuan dan dua laki-laki.

Empat di antaranya saudara kandung: Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), Arafa Lirman Azka Faiez (8), serta sepupu mereka Anaya Zaira Azarah (5), warga RT 68.

Dua korban lain adalah ‎Muhammad Rifai (9) dan ‎Kartika Ardayanti (9), warga RT 37.

“Jarak antara rumah korban dengan lokasi kejadian sekitar 500 meter dan dapat diakses dengan mudah tanpa pembatas apa pun,” jelas Andi.

Kritik Pedas kepada Pengembang: Tidak Pernah Koordinasi

Andi menyesalkan tidak adanya koordinasi dari pihak manajemen Grand City.

“Selama ini tidak ada koordinasi dengan kami sebagai RT kalau ada pekerjaan di lingkungan. Andaikan pihak Sinarmas masih beraktivitas di lokasi itu, saya yakin kejadian ini tidak akan terjadi karena lokasi pasti terawasi,” tegasnya.

“Jangan Jadikan Warga Tumbal Proyek”

Ia juga menanggapi pernyataan Wakil Wali Kota bahwa tanah tersebut bukan milik Sinarmas.


“Betul mungkin bukan milik Sinar Mas, tapi akibatnya muncul karena ada sebab. Tidak mungkin rokok terbakar kalau tidak ada api,” ucapnya.

Andi meminta pertanggungjawaban semua pihak.

“Jangan jadikan warga kami sebagai tumbal. Setiap rencana tolong direncanakan dulu dengan benar. Jangan bekerja dulu baru direncanakan. Sudah ada korban, baru ada pertemuan seperti ini,” katanya.

Ia juga menyayangkan pejabat yang tidak datang ke rumah duka.

“Jangan hanya turun pas cari suara saja,” sindirnya.

RT Minta Lokasi Segera Dipagari

Andi meminta OPD terkait mengkaji kembali prosedur perizinan serta meminta agar lokasi segera diberi pagar.

“Saya mohon, pagar lokasi itu segera dibuat, lebih cepat lebih baik. Jangan tunggu ada korban lagi,” pungkasnya.

Baca juga: VIDEO Sang Penjaga Makam Syekh Hamzah Fansuri, Kisah Tanah Kejujuran 

Baca juga: Hasil Uji Coba Timnas U22 Indonesia Vs Mali: Dua Gol Pemain Manchester United Tahan Imbang Garuda

Baca juga: Puluhan Pengendara Kena Tilang di Banda Aceh, Ini Jenis Pelanggaran yang Dominan

Sumber: Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved