Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas, Ratusan Rumah Hancur, Warga Alami Trauma dan Takut

 "Terjadi awan panas pukul 19:20 WIB dengan amak 22 mm, lama gempa 300 detik," kata Yudhi Cahyono melalui pesan singkat, Kamis (20/11/2025).

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/JACK ROBBY DAMARJATI
Tangkapan layar guguran awan panas erupsi gunung Semeru. Bandar Udara Abdulrachman Saleh dipastikan aman. 
Ringkasan Berita:
  • Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meluncurkan awan panas, Kamis (20/11/2025).
  • Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, awan panas terjadi pukul 19.20 WIB.
  • Berdasarkan rekaman seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas berlangsung selama 5 menit atau 300 detik.

 

SERAMBINEWS.COM, LUMAJANG - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meluncurkan awan panas, Kamis (20/11/2025).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, awan panas terjadi pukul 19.20 WIB.

Berdasarkan rekaman seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas berlangsung selama 5 menit atau 300 detik.

Getaran yang terekam di seismograf menunjukkan amplitudo maksimal atau amak 22 milimeter.

 "Terjadi awan panas pukul 19:20 WIB dengan amak 22 mm, lama gempa 300 detik," kata Yudhi Cahyono melalui pesan singkat, Kamis (20/11/2025).

 
Menurut Yudhi, jarak luncur awan panas belum diketahui karena saat ini kondisi Gunung Semeru tertutup kabut tebal.

"Jarak luncur tidak teramati karena visual kabut, dan sekarang alhamdulillah getaran awan panasnya sudah berhenti," jelasnya.

Yudhi mengimbau, warga agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru.

Selain itu, warga juga diminta tidak beraktivitas di sepanjang aliran lahar Gunung Semeru sampai jarak 20 kilometer dari puncak kawah.

Di sepanjang aliran sungai yang berhulu ke Gunung Semeru, warga juga diminta menjauh dari pinggir sungai sampai jarak 500 meter.

"Status Gunung Semeru masih berada di level IV Awas, kami harap warga mematuhi rekomendasi keselamatan yang dikeluarkan PVMBG," pungkasnya.

Baca juga: VIDEO - Meskipun Semeru Erupsi Hebat, Pendaki Tak Jumpai Kengerian Erupsi Awan Panas Berkat ini!

Sebelumnya, Gunung Semeru yang meletus pada Rabu (19/11/2025) dan kini statusnya naik ke level IV atau Awas, meninggalkan trauma mendalam bagi warga sekitar.

Sebelum meletus, Gunung Semeru mengalami erupsi dan memicu awan panas guguran dengan intensitas tinggi.

Erupsi berlangsung beruntun dan disertai gempa letusan serta guguran lava pijar dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi hingga 18 menit.

Bahkan, awan panas sempat dilaporkan meluncur dengan cepat hingga radius 14 kilometer dari puncak. 

Berdasarkan hasil analisis visual, instrumental, dan deformasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kemudian menetapkan bahwa tingkat aktivitas Semeru resmi dinaikkan menjadi Level IV (Awas).

Guguran awan panas pun meninggalkan kerusakan parah, puing-puing bangunan, lumpur tebal, serta sisa-sisa perabotan berserakan di mana-mana.

Salah satu yang sangat memprihatinkan adalah kondisi di Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Salah satu warga, Daniel, menahan air mata saat menceritakan kondisi yang ia alami. Rumahnya dihantam awan panas hingga hancur.

Daniel pun mengaku hanya bisa menyelamatkan barang-barang yang masih tersisa dan bisa diselamatkan.

"Saya nggak nyangka rumah saya semua hampir semua tertimbun. Awan panas masuk sampai jauh ke dalam, sekitar sepuluh meter. Semua hancur."

"Saya cuma bisa lihat sisa-sisa yang ada ini sudah, yang bisa saya selamatkan saya amankan," ujarnya sembari mengamankan alat potong rumput dari dalam rumah, dikutip dari TribunJatim.com, Kamis (20/11/2025).

Selain Daniel, warga lain juga tampak mengais perlahan di antara reruntuhan, menggunakan tangan kosong atau alat seadanya.

Para warga saling membantu dan menyapa satu sama lain sebagai bentuk penguatan di tengah kondisi duka yang melanda dusun tersebut.

Meski belum ada data resmi terkait jumlah rumah rusak akibat erupsi Gunung Semeru itu, berdasarkan luas area terdampak dan tingkat kerusakan yang terlihat, diperkirakan ada ratusan rumah mengalami kerusakan berat hingga total akibat sapuan awan panas Semeru.

Aktivitas relawan dan tim tanggap darurat masih terus berlangsung di lokasi untuk membantu evakuasi barang, pembersihan area, serta memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Jawa Timur, Begini Nasib 60 Pendaki di Ranu Kumbolo, Jalur Pendakian Ditutup

Warga Alami Trauma dan Takut 
 
Sementara itu, Kepala Desa Penanggal, Cik Ono mengatakan, ada 40 orang pengungsi menempati Balai Desa Penanggal Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, tempat pengungsian erupsi Gunung Semeru, Kamis (20/11/2025).

Namun, Cik Ono mengatakan, para pengungsi tersebut bukan warga Desa Penanggal, mereka datang dari wilayah lain.

Pengungsi ini tiba pada Rabu sore (19/11/2025) pukul 17.00 WIB ketika erupsi berlangsung, kemudian pulang Rabu pukul 21.30 WIB, setelah pergerakan erupsi Semeru berhenti.

Puluhan pengungsi di kantor desanya itu ada 25 orang dewasa, di antaranya 10 orang laki-laki dan 15 perempuan.

"11 anak-anak dan empat balita, yang datang mengungsi," ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

"Mereka datang hingga malam hari, lalu pukul 21.00 WIB pengungsi ini sudah pada pulang setelah keadaaan dirasa sudah aman," ungkap Cik Ono.

Cik Ono menjelaskan bahwa kondisi para pengungsi saat datang baik-baik saja. Mereka terpaksa mengungsi karena merasa trauma dan takut karena desanya terancam dampak erupsi Semeru.

"Kondisi pengungsi kemarin saat datang baik-baik saja, tidak terkena apa-apa. Mereka merasa daerahnya terancam, akhirnya mengungsi ke sini," ucap Cik Ono.

Baca juga: VIDEO Terobos Jembatan saat Erupsi Gunung Semeru, Warga Alami Luka Bakar

Gubernur Khofifah Turun Langsung Tangani Dampak Erupsi

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mendatangi langsung sejumlah lokasi terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.

Mulai titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo, tepatnya di SDN 4 Supiturang, meninjau dengan Dapur Umum, meninjau Desa Sumbersari, dan juga meninjau Jembatan Gladak Perak.

Berdasarkan update aktivitas vulkanik Gunung Semeru, getaran banjir sudah tidak terekam. Meskipun erupsi berakhir, Khofifah menegaskan status Awas tetap diberlakukan. 

“Memang sudah berakhir tapi statusnya masih Awas. Sehingga kita tetap melakukan kesiapsiagaan melakukan penanganan, dan memastikan warga semua dalam kondisi aman,” tegasnya, Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.

Khofifah mengatakan, saat terjadi erupsi, terdapat  dua wilayah lokasi pengungsian warga. Untuk warga Kec. Pronojiwo warga mengungsi ke beberapa tempat seperti Balai Desa Oro-Oro Ombo, SDN 04 Supiturang, Masjid Ar-Rahmah di Desa Oro-Oro Ombo, dan Masjid Nurul Jadid di Desa Supiturang. 

Sementara untuk masyarakat di Kec. Candipuro mengungsi ke Balai Desa Penanggal, SDN 02 Sumberurip, Kantor Kecamatan Candipuro, serta Rumah kepala Desa Sumbermujur.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur per Kamis pukul 05.40 WIB, total pengungsi yang tersebar di beberapa tempat baik di Kec. Pronojiwo maupun Kec. Candipuro berjumlah kurang lebih 346 jiwa.

Untuk lokasi pengungsian yang ditinjau Khofifah, yakni di SDN 04 Supiturang, total ada 64 jiwa yang masih mengungsi. 

Khofifah pun mengatakan, salah satu hal yang menjadi fokus utama pemerintah adalah penguatan kesehatan bagi para korban bencana.

Saat ini warga yang mengungsi sebagian besar telah kembali ke rumah masing-masing tapi ada juga yang masih bertahan.

"Yang kita maksimalkan tentu yang menjadi titik kumpul pengungsi. Nah, di titik kumpul ini, dari puskesmas sudah turun. Karena memang butuh penguatan tim kesehatan supaya masing-masing termonitor," ujar Khofifah. 

"Kadang-kadang mereka ada pada posisi psikologis tertentu. Misalnya tensi menjadi naik, atau mungkin ISPA. Jadi, untuk saluran pernafasan akut ini juga harus dilakukan intensifikasi pemeriksaan dan proses penanganannya," lanjut Gubernur Khofifah.

Menurut Khofifah, kelayakan tempat pengungsian sudah bagus karena posko kesehatannya aktif dan pembagian ruang antara anak-anak, lansia, dan keluarga cukup strategis.

"Ini sebetulnya secara pembagian sudah bagus. Cuma karena on-off, jadi kelihatan agak padat. Nanti sambil berjalan dilakukan penanganan dari sisi space yang ada. Supaya semua bisa melakukan mobilitas dengan lebih longgar," ucapnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim diketahui memberikan salah satu bantuan berbentuk makanan cepat saji kepada pengungsi di Lumajang.

Bantuan tersebut antara lain makanan siap saji 480 kaleng, nasi kare ayam 240 kaleng, nasi goreng ayam 240 kaleng, nasi opor ayam 240 kaleng, lauk pauk 480 kaleng, rendang ayam 240 ayam, dan kari ayam 240 kaleng.

Kemudian lauk pauk ikan saus cabe 240 kaleng, tambah gizi koktail buah 360 kaleng, tambah gizi kacang hijau 360 kaleng, family kit 100 paket, selimut 740 lembar, terpal 150 pcs, dan air mineral 92 dus.

Dapur Umum yang dibuka oleh Tagana Dinas Sosial Kab. Lumajang Umum di Balai Desa Sumberurip, Kec. Pronojiwo juga dikunjungi oleh Khofifah. 

Di sana diketahui telah disiapkan 200 nasi bungkus untuk konsumsi pada Kamis pagi tadi.

"Kalau makanan sudah disiapkan Dapur Umum. Mereka sudah siap untuk semua keluarga di setiap rumah. Jadi, kita berikan penguatan baik kesehatan maupun kebutuhan mereka lainnya di sini," tutupnya.

Tak lupa, Khofifah juga meninjau rumah-rumah warga yang terdampak di Gumukmas, Supiturang. Di mana, telah dilakukan ekskavator dan penggalian pada rumah yang tertimbun.

 

 

Baca juga: 6 Peserta Lolos ke Puncak Pemilihan Duta Baca Nagan Raya

Baca juga: VIDEO PM Israel Netanyahu dengan Bebas Masuki Wilayah Suriah yang Direbut IDF

Baca juga: Peserta PKN Dorong Reformasi Tata Kelola Dana Desa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved