Pojok Humam Hamid
MSAKA21: Aceh - Roh yang Tak Pernah Mati dan Animisme Ribuan Tahun - Bagian VII
Islam Aceh adalah Islam yang bercampur dengan kosmologi laut Austronesia, dengan dinamisme tepung tawar, dengan tabu hutan dan...
Gelombang India datang terlalu cepat.
Roh-roh Austronesia di Aceh tidak sempat membangun agama besar.
Mereka terhenti sebagai ritual, pantangan, dan mitos, sebelum akhirnya dilapisi agama pendatang
Namun, animisme tidak mati.
Ia bersembunyi di balik agama-agama besar.
Misalnya, penghormatan pada makam keramat di Aceh hari ini.
Islam mengajarkan doa untuk orang mati, tetapi tradisi Aceh memberi dimensi tambahan.
Makam keramat dianggap punya “daya” yang bisa menolong orang hidup.
Ini bukan Islam murni, melainkan animisme yang menyelinap.
Bahkan konsep tabu atau pantangan masih hidup.
Ada hari tertentu yang dianggap sial untuk bepergian, ada tempat yang tidak boleh diduduki, ada pohon yang tidak boleh dipotong.
Itu semua ekor animisme.
Dimensi lain yang penting adalah kosmologi langit.
Masyarakat Austronesia melihat bintang bukan hanya sebagai alat navigasi, tetapi juga sebagai tanda roh.
Di Aceh, bintang tertentu menandai musim tanam dan musim laut.
Tetapi lebih dari itu, ia dipercaya sebagai mata roh leluhur yang mengawasi.
Maka tidak heran, Islam di Aceh kemudian dengan sangat mudah menerima konsep “Allah Maha Melihat”.
Sebab sebelumnya, mereka sudah percaya bahwa roh leluhur mengawasi dari langit.
Dimensi gender; perempuan dan kekuatan spiritual
Kita juga tidak boleh lupa pada dimensi gender dalam animisme.
Dalam banyak masyarakat Austronesia, perempuan sering dianggap punya kekuatan spiritual lebih besar--sebagai dukun, penyembuh, atau penjaga rumah.
Tradisi ini masih terasa di Aceh, di mana perempuan memegang peran penting dalam ritual domestik, meski ruang publik kemudian dikuasai laki-laki.
Animisme memberi ruang pada perempuan, yang kemudian direduksi ketika agama-agama patriarkal masuk.
Sekarang mari kita tarik perbandingan global.
Di Irlandia kuno, animisme menghasilkan sistem Celtic druids--ritual hutan, roh batu, dan kuasa magis.
Di Afrika Barat, animisme menghasilkan voodoo.
Di Amerika Latin, animisme memberi fondasi bagi kosmologi Aztec dan Inca.
Lalu di mana posisi Aceh? Aceh berada di antara.
Aceh punya animisme sekuat Polinesia, tetapi tidak sempat menjadi agama mapan.
Aceh terlalu cepat terseret ke arus Hindu-Buddha dan Islam karena posisinya sebagai simpang jalur dagang.
Namun justru karena itu, Aceh unik.
Ia menyimpan lapisan spiritual yang dalam.
Islam boleh menjadi wajah formal, tetapi roh animisme tetap bernafas di bawahnya.
Islam Aceh adalah Islam yang bercampur dengan kosmologi laut Austronesia, dengan dinamisme tepung tawar, dengan tabu hutan, dengan penghormatan leluhur.
Jika Islam Aceh hari ini keras, itu bukan hanya karena teks Arab, tetapi juga karena warisan animisme yang menuntut totalitas dalam menghormati roh.
Modal baru dan strategi masa depan
Mari kita bertanya lagi, bagimana jika roh-roh itu kembali dihidupkan?
Bukan dalam arti kembali ke animisme, tetapi dalam arti kesadaran bahwa ekologi, kosmologi, dan spiritualitas Aceh punya akar yang jauh lebih tua daripada kitab.
Kesadaran itu bisa menjadi modal baru.
Bayangkan jika masyarakat Aceh hari ini sadar bahwa kenduri laut bukan sekadar tradisi, melainkan warisan ribuan tahun yang menjaga ekologi.
Atau bahwa pantangan adat hutan adalah sistem konservasi alami.
Itu artinya, menggali animisme bukan nostalgia, melainkan strategi masa depan.
Sejarah Aceh pra-Hindu-Buddha adalah sejarah roh.
Roh laut, roh hutan, roh angin, roh leluhur.
Roh yang tidak mati, hanya berganti nama, berganti baju, bertransformasi dari sesajen ke kenduri, dari tabu ke hukum adat, dari roh leluhur ke wali keramat.
Menulis sejarah ini berarti berani mengakui bahwa Islam di Aceh bukan datang ke ruang kosong, melainkan ke panggung yang sudah penuh roh.
Dan roh-roh itu telah disilamkan, dan terbungkus dalam doa-doa masih yang masih berbisik hingga hari ini.
*) PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Artikel dalam rubrik Pojok Humam Hamid ini menjadi tanggung jawab penulis.
aceh masa lalu
aceh kuno
kehidupan aceh purba
animisme di aceh
animisme dan dinamisme
Peusijuek
Kenduri Laot
pojok humam hamid
humam hamid aceh
Serambi Indonesia
Kontroversi Menggelegar Zohran Mamdani di New York: Saya Akan Tangkap PM Israel- Benyamin Netanyahu |
![]() |
---|
Revisi UUPA, TA Khalid, dan “Pepesan Kosong” |
![]() |
---|
MSAKA21: Indrapuri, Candi yang Menjadi Masjid - Bagian IX |
![]() |
---|
“Iman Teknokratis” dan “Cuaca Buruk”: Manmohan Singh, Zhu Rongji, dan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Keamanan vs Perdamaian: Marco Rubio, Netanyahu, Ayalon, dan Masa Depan Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.