Jurnalisme Warga

Menyibak Makna Seni Rapai

Rapai pada awalnya digunakan sebagai media dakwah Islam di Aceh. Bunyi rapai  seringnya mengiringi lantunan zikir, selawat, syair keagamaan

Editor: mufti
IST
M. ZUBAIR, S.H., M.H., Kepala Dinas Komnunikasi, Informatika, dan Persandian Kabuaten Bireuen, melaporkan dari Bireuen 

Rapai telah membuktikan diri sebagai sarana pendidikan karakter, media dakwah, sekaligus alat pemersatu masyarakat. Pemerintah daerah dan komunitas seni memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjaga eksistensinya, menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tanpa menghilangkan ruh dan nilai aslinya.

Pada akhirnya, gema rapai di Ruang Terbuka Hijau Cot Gapu, Bireuen, saat HUT bulan lalu, bukanlah sekadar bunyi tetabuhan gendang, melainkan suara sejarah, semangat kebersamaan, dan doa untuk masa depan daerah yang lebih maju, berbudaya, dan beriman.

Pergelaran seni rapai tersebut juga untuk lebih menguatkan semangat dalam membangun Kabupaten Bireuen sesuai dengan motonya: Gemilang Datang Padamu, Bila Tekad Kukuh Terpadu.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved