Jurnalisme Warga
Menyibak Makna Seni Rapai
Rapai pada awalnya digunakan sebagai media dakwah Islam di Aceh. Bunyi rapai seringnya mengiringi lantunan zikir, selawat, syair keagamaan
Rapai telah membuktikan diri sebagai sarana pendidikan karakter, media dakwah, sekaligus alat pemersatu masyarakat. Pemerintah daerah dan komunitas seni memiliki tanggung jawab moral untuk terus menjaga eksistensinya, menyesuaikan dengan perkembangan zaman, tanpa menghilangkan ruh dan nilai aslinya.
Pada akhirnya, gema rapai di Ruang Terbuka Hijau Cot Gapu, Bireuen, saat HUT bulan lalu, bukanlah sekadar bunyi tetabuhan gendang, melainkan suara sejarah, semangat kebersamaan, dan doa untuk masa depan daerah yang lebih maju, berbudaya, dan beriman.
Pergelaran seni rapai tersebut juga untuk lebih menguatkan semangat dalam membangun Kabupaten Bireuen sesuai dengan motonya: Gemilang Datang Padamu, Bila Tekad Kukuh Terpadu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Zubair-2025.jpg)