Mihrab
Husnuzhan, Kunci Kedamaian Hati dan Kematangan Iman dalam Kehidupan Muslim
Menurut Ustazah Nauratul Islami, orang yang memiliki sifat husnuzhan akan lebih mudah menerima setiap peristiwa dengan lapang dada.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Husnuzhan, Kunci Kedamaian Hati dan Kematangan Iman dalam Kehidupan Muslim
SERAMBINEWS.COM - Dalam ajaran Islam, husnuzhan atau berbaik sangka bukan sekadar perilaku sosial yang baik, tetapi merupakan cerminan dari kematangan iman dan kebersihan hati seorang muslim.
Sikap ini menuntun manusia untuk selalu berpikir positif terhadap Allah SWT dan sesama, bahkan dalam situasi yang penuh ujian sekalipun.
Dosen Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI), Ustazah Nauratul Islami MPd, menjelaskan bahwa istilah husnuzhan berasal dari dua kata Arab, yakni husnu yang berarti baik dan az-zhan yang berarti prasangka.
“Jadi, husnuzan adalah sikap serta cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu secara positif dan dibekali dengan hati yang bersih, serta tindakan yang sesuai dengan syariat,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, orang yang memiliki sifat husnuzhan akan lebih mudah menerima setiap peristiwa dengan lapang dada.
“Jika kita selalu berprasangka baik kepada Allah, insya Allah kehidupan kita akan lebih indah, damai, dan bermakna. Sebab, keyakinan itu akan mendorong kita semakin dekat kepada Allah yang Maha Bijaksana, Maha Adil, dan Maha Penyayang,” tambah Ustazah Nauratul.
Baca juga: Ghibah, Dosa Besar yang Sering Dianggap Remeh, Tgk Alizar Ungkap Ada Ghibah yang Dibolehkan
Husnuzhan memiliki manfaat besar, tidak hanya dari sisi spiritual, tetapi juga psikologis.
Secara spiritual, ia memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.
Sementara dari sisi psikologis, berbaik sangka membantu menjaga kesehatan mental dan kestabilan emosi.
Orang yang berhusnuzhan, kata Ustazah Nauratul, cenderung memiliki pandangan hidup yang positif.
Ia tidak mudah stres, cemas, atau marah terhadap keadaan. Ketika menghadapi kegagalan, ia tidak menyesali diri atau menyalahkan orang lain, tetapi melihatnya sebagai bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.
“Dengan berhusnuzhan, seseorang belajar menerima takdir dengan ikhlas, sekaligus memiliki semangat untuk terus berusaha. Sikap ini melatih ketahanan mental (resilience) yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan,” tuturnya.
Dalam perspektif psikologi modern, konsep husnuzhan beririsan dengan prinsip berpikir positif.
Namun, dalam Islam, berpikir positif ini bukan sekadar optimisme duniawi, melainkan keyakinan spiritual bahwa setiap ketetapan Allah SWT mengandung kasih sayang dan kebijaksanaan.
Seseorang yang terbiasa berhusnuzhan akan memiliki perasaan damai dan bahagia.
Menurut Ustazah Nauratul, orang yang berhusnuzhan tidak terbebani oleh prasangka negatif terhadap orang lain, tidak menyimpan dendam, dan mampu memaafkan dengan tulus.
Kondisi ini membantu menjaga kestabilan emosional dan menumbuhkan self-control yang baik.
Karena itu, ia mengajak umat Islam untuk menanamkan nilai husnuzhan sejak dini, baik dalam keluarga maupun lingkungan pendidikan.
Menurutnya, membiasakan anak berpikir positif, tidak mudah berburuk sangka, dan selalu mencari hikmah dalam setiap peristiwa akan membentuk karakter yang tenang dan berjiwa besar.
“Semoga kita akan terus mencoba untuk selalu menanamkan nilai husnuzhan sejak dini agar hidup kita menjadi lebih damai, berjiwa besar, serta senantiasa melihat setiap hal di dalam kehidupan ini sebagai bagian dari kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya,” pungkasnya.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM
| Ghibah, Dosa Besar yang Sering Dianggap Remeh, Tgk Alizar Ungkap Ada Ghibah yang Dibolehkan |
|
|---|
| Khutbah Jumat - Tgk Shafwan Bendadeh Ajak Umat Hidupkan Semangat Wakaf Produktif |
|
|---|
| Siap-siap ke Masjid Aceh Besar, Berikut Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat 24 Oktober 2025 |
|
|---|
| Tgk Mawardi di Masjid Agung Babussalam, Berikut Khatib dan Imam Shalat Jumat di Kota Sabang Hari Ini |
|
|---|
| Islam Jadi Fondasi Moderasi Beragama, Ustadzah Nora: Kedepankan Dialog yang Moderat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.