Kisah Seulawah RI-001, Dicarter Burma hingga Misi Rahasia Penyelundupan Senjata dan Amunisi ke Aceh

Seulawah RI-001 juga sempat menjalani tugas rahasia menyeludupkan senjata, amunisi dan alat komunikasi dari Burma ke Aceh.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Safriadi Syahbuddin
KOLASE/IST
Kolase foto replika pesawat Seulawah RI-001 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Delapan tahun silam, Senin, 5 April 2010, sekelompok orang berpakaian kerja biru dan abu-abu, tampak sibuk menggosok tubuh, sayap, dan ekor “Si Gunung Emas” Seulawah RI-001 yang “parkir” di halaman Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah (TMII), jakarta.

Pada bagian dada kiri pakaian mereka, tertera logo “Garuda Indonesia,” perusahaan maskapai penerbangan ternama Indonesia.

Tim yang sedang bekerja itu, adalah kru bengkel Garuda Indonesia.

Pekerjaan menggosok badan pesawat Seulawah RI 001 itu rampung sehari.

Esoknya, pekerjaan beralih ke pengecatan. Mula-mula menyemprotkan cat dasar warna hijau lumut ke sekujur tubuh pesawat.

Sehari kemudian dilakukan pengecatan sesungguhnya. Tak lama berselang, seluruh pekerjaan ”mempercantik” Seulawah pun tuntas.

(Baca: Nyak Sandang Menangis Haru Saat Naik dan Masuk ke Pesawat Seulawah RI-001 di Jakarta)

(Baca: Riwayat Si Gunung Emas Seulawah RI-001, Pesawat Pertama RI yang Dibeli dengan Uang Rakyat Aceh)

(Baca: Mengulang Romantisme ‘Burung Besi’ Seulawah RI)

Pesawat itu tampak lebih rapi dan sedikit berkilau. Termasuk interiornya. Sehingga memberi rasa nyaman kepada pengunjung yang ingin menikmati ruang kabin.

Pesawat tersebut memiliki panjang badan 19,66 meter, rentang sayap 28.96 meter itu, digerakkan dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg, mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.

Replika Seulawah RI-001 diletakkan di halaman Anjungan Aceh TMII sejak 1975. Semula replika pasawat tersebut berada di Museum Transportasi Taman Mini.

Sebenarnya ada tiga replika pesawat Seulawah RI-001 yang dibuat. Salah satunya di Anjungan Aceh TMII itu. Satu replika lagi ditempatkan di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, sebagai monumen, diresmikan Panglima TNI Jenderal LB Moerdani pada 30 Juli 1984.

Replika satu lagi berada di Museum Rangoon, Myanmar. Pemerintah Myanmar merasa berhutang budi kepada Seulawah karena telah ikut menjadi pesawat angkut di negara tersebut pada 1949.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved