Kenapa Polisi Tak Langsung Menyerang Tahanan Teroris di Mako Brimob? Begini Penjelasan Kapolri
Namun, seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari
SERAMBINEWS.COM - Peristiwa kerusuhan dan penyanderaan di di Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat memang menjadi isu nasional.
Terutama ketika awalnya sangat sedikit informasi yang bisa dikoreksi soal kejadian sebenarnya.
Termasuk kenapa pasukan Brimob tak langsung menyerang ke dalam.
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengakui tak langsung memerintahkan personelnya langsung menyerbu tahanan terorisme yang memberontak di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Baca: Drama 40 Jam Menegangkan, Mako Brimob Dikuasai Kembali Polisi, Ini Kronologi Detik Per Detik
Baca: Usai Menyerah, Napi Terorisme Serahkan 30 Pucuk Senjata yang Dirampas di Mako Brimob
Hal itu disampaikan Tito menanggapi kerusuhan dan penyanderaan yang terjadi di Mako Brimob mulai Selasa (8/5/2018) malam hingga Kamis (10/5/2018) malam.
"Saat itu kami memang memiliki opsi. Opsi kami langsung masuk atau opsi kami untuk memberikan warning dulu. Beberapa waktu," kata Tito di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).
Ia mengatakan polisi tak langsung menyerbu narapidana teroris lantaran di antara 155 orang itu terjadi pro dan kontra.
Tito menyatakan di antara 155 narapidana teroris itu ada kubu yang tak menginginkan terjadinya kerusuhan serta penyanderaan.
Baca: Drama Dua Malam Kerusuhan di Mako Brimob, Lima Polisi Meninggal dan Satu Narapidana Tewas
Baca: Ini Identitas 5 Anggota Densus 88 yang Gugur dalam Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua
Karena itu, polisi berupaya menjaga agar mereka yang tak menginginkan terjadinya kerusuhan tetap selamat.
Untuk menjaga agar mereka tetap selamat, Tito menginstruksikan polisi mengutimatum mereka supaya menyerahkan diri.
"Sehingga saya sampaikan kepada Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa ada situasi seperti itu dan kami berikan warning. Dan kami meminta izin. Saya paham tindakan tegas sudah dilakukan, namun karena di dalam ada pro dan kontra sehingga akhirnya kami berikan warning," ucap Tito.
"Sampai dengan pagi ini, Kamis pagi, satu sandera, anggota polisi, ini Brigadir Iwan Sarjana dilepas oleh mereka. Dan besoknya (paginya) mereka kemudian keluar menyerahkan diri," lanjut Tito.
Baca: Mantan Napi Mako Brimob Ini Ungkap Cara Tahanan Terorisme Kuasai Senjata, Simak Penjelasannya
Baca: Sosok Abu Bakar Al-Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Diteriaki Napi Teroris saat Rusuh di Mako Brimob
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, sejak Selasa (8/5/2018) malam.
Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri pada Kamis pagi.
Mereka langsung dipindahkan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.