Pejabat Senior Palestina Kecam Utusan AS yang Mengecam ‘Protes dengan Layang-layang’ di Gaza
Dia mengatakan perdamaian tidak dapat diwujudkan di Timur Tengah tanpa mengakhiri pendudukan militer Israel.
SERAMBINEWS.COM, RAMALLAH - Pejabat senior Palestina Saeb Erekat, pada hari Senin, mengecam utusan AS Jason Greenblatt karena mengkritik protes Palestina di Jalur Gaza, terhadap pendudukan Israel selama beberapa dekade.
"Pertahanan pemerintah AS terhadap Israel dan menyetujui pembunuhan para pengunjuk rasa di Jalur Gaza adalah hasutan terhadap hak-hak Palestina," kata Erekat, sekretaris Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Senin (11/6/2018).
Dia mengatakan perdamaian tidak dapat diwujudkan di Timur Tengah tanpa mengakhiri pendudukan militer Israel.
Pekan lalu, Greenblatt mengecam kelompok Palestina Hamas karena menerbangkan layang-layang dari Jalur Gaza ke Israel sebagai bagian dari protes terhadap pendudukan Israel.
“Hamas menyerang layang-layang bukanlah permainan yang tidak berbahaya atau metafora untuk kebebasan. Mereka ditempatkan sebagai propaganda & senjata tanpa pandang bulu,” kicau dia dalam sebuah pesan di twitter.
(Baca: Mau ke Masjidil Aqsa Sekarang, Bolehkah?)
(Baca: Pasukan Israel Tangkap 12 Orang Palestina yang Sedang Membaca Alquran di Kompleks Al-Aqsa )
"Sejak pecahnya kekerasan baru-baru ini, Hamas menyerang layang-layang telah memulai ratusan kebakaran, menghancurkan ribuan hektare dan membuang jutaan dolar."
Sejak Maret, lebih dari 127 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka oleh tembakan Israel dalam aksi anti-pendudukan di Jalur Gaza.
Erekat mengatakan Greenblatt setidaknya harus menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban Palestina.
"Dia lebih suka menjadi juru bicara resmi untuk Israel dengan mendukung kejahatan ini dan menimbun kesalahan pada korban," katanya.
Layang-layang Penyebab Teror
Tindakan pasukan Israel yang telah membunuh 127 orang Palestina selama demonstrasi massa di sepanjang perbatasan Gaza sejak 30 Maret, dibalas dengan aksi menerbangkan layang-layang dari Gaza ke Israel.
Tak dinyana, layang-layang yang sangat sederhana itu segera menjadi senjata efektif penyebab teror dan kepanikan di wilayah Israel.
Shadi, salah satu dari lima remaja Palestina yang membuat layang-layang dengan mengenakan topeng Vendetta berkata:
"Kami tidak pernah berpikir hasilnya akan sebaik itu, ide dan alatnya begitu sederhana namun mampu membuat kerusakan."

Dia menjelaskan bahwa layang-layang dibuat dari plastik transparan agar tidak terdeteksi oleh radar atau penglihatan di langit.