Luar Negeri

Tim PBB: Anak-anak Dipenggal dalam Konflik Bersenjata di RD Kongo, Termasuk Perkosaan Massal

Demikian hasil kesaksian korban yang diolah menjadi sebuah laporan dan dirilis tim pakar HAM PBB pada Selasa (3/7/2018).

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, GENEVA - Pasukan pemberontak dan pemerintah di Kongo sama-sama melakukan kejahatan perang termasuk perkosaan massal, kanibalisme, dan mutilasi.

Demikian hasil kesaksian korban yang diolah menjadi sebuah laporan dan dirilis tim pakar HAM PBB pada Selasa (3/7/2018).

Tim ini melakukan investigasi konflik bersenjata di wilayah Kasai, Republik Demokratik Kongo (DRC) dan menyimpulkan kedua belah pihak sama-sama melakukan kejahatan perang.

Baca: Gubernur Aceh Jadi Tersangka KPK, Ulama Ajak Masyarakat Dukung KPK dan Doakan Irwandi Yusuf

Baca: Tik Tok Tamat Usai Diblokir Kominfo, Bowo Alpenliebe Ngaku Bakal Gunakan Aplikasi Sejenis Tik Tok

 Laporan yang terdiri dari 126 halaman itu merangkum semua aksi brutal dalam konflik yang pecah pada 2016 itu.

Sejumlah kesaksian yang dikumpulkan tim PBB termasuk pengakuan terkait para bocah laki-laki yang dipaksa memperkosa ibu mereka dan anak-anak perempuan yang dipaksa menangkap peluru yang ditembakkan ke arah mereka.

Seluruh laporan ini menggambarkan kejahatan kemanusiaan yang melibatkan milisi bersenjata Kamuina Nsapu dan Bana Mura serta militer RD Kongo, FARDC.

Baca: Ada 8 Jabatan di Pemprov DKI Jakarta Dibuka Untuk PNS Seluruh Indonesia, Anda Berminat?

Baca: Muzammil Hasballah Bahagia Punya Bayi, Sang Istri Ceritakan Momen Persalinan Penuh Perjuangan

"Salah seorang saksi mengatakan kepada kami bahwa pada Mei 2017 dia menyaksikan anggota milisi Kamuina Nsapu yang gemar memutilasi kemaluan perempuan," demikian isi laporan tersebut.

"Sejumlah saksi mata bahkan mengaku melihat orang-orang memotong, memasak, dan menyantap daging manusia, dan menenggak darah manusia," kata saksi itu.

Pimpinan tim investigasi Bacre Waly Ndiaye mengatakan kepada Dewan HAM PBB setidaknya 186 pria dan anak laki-laki dipenggal milisi Kamuina Nsapu di sebuah desa.

Baca: Risiko Utang Indonesia Masih Tinggi, Begini Penjelasan Ekonom

Baca: Roro Fitria Pesan Sabu Pakai Nama Ibu, Begini Penjelasannya

Selain itu para anak-anak yang direkrut milisi dipaksa bertempur tanpa senjata atau hanya membawa tongkat kayu.

Mereka diyakinkan bahwa ilmu sihir bisa membuat mereka tak terkalahkan di medan pertempuran.

Ndiaye mengatakan, banyak tentara anak ini tewas saat para prajurit AD Kongo memberondong mereka tanpa ampun dengan menggunakan senjata mesin.

"Jenazah mereka seringkali dimakamkan di kuburan massal atau terkadang dimasukkan ke dalam truk militer untuk dibawa entah ke mana untuk dikuburkan," tambah Ndiaye seperti dikutip Reuters.

Baca: BPBD Aceh Selatan Tempatkan Pos Damkar di Kecamatan Sawang

Baca: Trump Mulai Bidik Indonesia Untuk Perang Dagang, Pengusaha Diimbau Tetap Waspada

Ndiaye melanjutkan, awalnya tim investigasi menduga terdapat 86 kuburan massal di wilayah Kasai.

Namun, setelah investigasi berlanjut tim meyakini terdapat ratusan kuburan massal di wilayah itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved