Ini Makanan yang Dikonsumsi Manusia Es Agar Bisa Bertahan Hidup Lebih Lama

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa makanan terakhir Oetzi si Manusia Es berimbang, tetapi juga berlemak tinggi.

Editor: Amirullah
DosenPendidikan.Com

SERAMBINEWS.COM - Para ilmuwan mengungkapkan bahwa makanan terakhir Oetzi si Manusia Es berimbang, tetapi juga berlemak tinggi.

Pria itu hidup 5.300 tahun lalu dan meninggal di sungai es membeku.

Jenazahnya terawetkan di es selama ribuan tahun sampai ditemukan pada tahun 1991.

Ilmuwan berhasil menemukan sejumlah hal tentang kehidupannya, termasuk apa yang dia makan sebelum meninggal.

Baca: Dollar AS Menguat, Rupiah Kembali Tersungkur ke Kisaran Rp 14.400

Baca: SBY Jatuh Sakit dan Dirawat, Pertemuan dengan Prabowo Ditunda

Isi perut manusia es sedang diperiksa
Isi perut manusia es sedang diperiksa ()

Mereka mengatakan pria tersebut memenuhi lambungnya dengan lemak dari kambing liar, daging rusa merah, biji-bijian kuno einkorn dan pakis beracun.

Tingkat lemak makanannya adalah 50 persen, jauh lebih tinggi 10 persen dari umumnya makanan modern.

"Jika Anda mempertimbangkan ketinggian tempat berburu Manusia Es, Anda memerlukan pasokan energi seperti ini," kata Dr Frank Maixner dari Eurac Research Institute for Mummy Studies di Bolzano, Italia.

Baca: Menteri Desa: Dana Desa untuk 2019 akan Ditambah hingga Rp 80 Triliun

Baca: Pesulap Digigit Ular Kobra Saat Siapkan Pertunjukan, Coba Hentikan Aliran Darah Dengan Kain

"Dan cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan memakan berlemak yang dapat memberikan energi lebih untuk bertahan di lingkungan berat seperti itu," imbuh Maixner.

Apa arti hal ini terkait dengan susunan makanan nenek moyang kita?

Kajian yang terbit di Current Biology itu memberikan gambaran tentang menu Zaman Tembaga.

Susunan makanan Manusia Es telah dianalisa sebelumnya, tetapi tidak serinci ini.

Penyelidikan terbaru ini didasarkan pada isi lambungnya.

Yang mengejutkan, bagian tubuh ini baru ditemukan karena letaknya tidak biasa, akibat proses mumifikasi badannya.

Baca: Kebiasaan Sepele yang Bisa Picu Terjadinya Kanker, Waspadalah

Baca: Peneliti LSI: Caleg Artis Jangan Hanya Modal Popularitas, Perlu Intelektual dan Integritas

Para ilmuwan dapat menyimpulkan lemak bukan berasal dari produk susu, tetapi dari ibex Alpen, spesies kambing liar yang hidup di pegunungan Alpen Eropa.

"Susunan makanannya adalah campuran seimbang karbohidrat, protein dan juga lemak," kata Dr Maixner.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved