Kupi Beungoh

Misteri Rezeki Muhammad Subhan, tak Dapat Kerja di Aceh, Jadi Dosen di King Abdul Aziz Jeddah

Manusia hanya bertugas merealiasasikan skenario Sang Pencipta, dengan bersungguh-sungguh, sampai berhasil meraih yang terbaik sesuai potensi

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Hand Over
Penulis Hasan Basri M Nur bersama Muhammad Subhan Ishak, tamatan Unsyiah yang kini mengabdi sebagai Dosen di King Abdul Aziz University, Jeddah, Arab Saudi. 

Alasannya, di Aceh masih sedikit SDM kepelabuhanan dan Aceh terletak di jalur pelayaran internasional.

“Aceh adalah salah satu poros utama maritim dunia, baik di Selat Melaka maupun Samudra Hindia,” kata Subhan, Minggu (9/6/2019), di Masjid Assajidin Komplek Dolog Pagar Air, Aceh Besar.

Setelah selesai S3 Subhan pulang ke Aceh dengan maksud mau ikut membantu kemajuan Aceh di sektor kemaritiman.

Beberapa kawannya sempat mengabarinya bahwa Unsyiah membutuhkan SDM kemartiman.

Dia pun sempat datang dan mempresentasikan rencananya dalam pengembangan kelautan melalui Unsyiah.

Sempat pula dia beberapa bulan mengabdi di Program Pascasarjana Unsyiah dan ikut menghidupkan jurnal di sana.

Akan tetapi, karena ketidakjelasan status, Subhan mulai membidik tempat lain yang membutuhkan tenaganya.

Baca: Warga Palu Temukan Uang Ratusan Ribu Rupiah dalam Tanah, Diduga Milik Korban Gempa dan Tsunami

Baca: Ini Hukuman Bagi ASN yang Bolos Usai Libur Lebaran, Skorsing 3 Hari dan Potong Tunjangan Kerja

Muhammad Subhan Ishak saat tampil sebagai pemateri di China tahun 2010.
Muhammad Subhan Ishak saat tampil sebagai pemateri di China tahun 2010. (SERAMBINEWS.COM/Hand Over)

Gagal di Unsyiah dan BPKS, Diterima di UUM Malaysia

Dia mengaku sempat empat bulan menjadi staf honorer di BPKS Sabang, sebatas tenaga pembantu dan tidak ada dalam struktur BPKS.

“Tadinya sempat berpikir saya akan ambil bagian dalam pembangunan Aceh di sektor kemaritiman, makanya fokus belajar di sektor tersebut sambil memperdalam Bahasa Inggris dan membuka relasi internasional saat kuliah di program magister dan PhD,” sambung pria kelahiran Lhokseumawe ini.

Subhan memang mempunyai spirit yang tinggi dalam berjuang.

Setelah tidak berhasil kerja di Unsyiah dan BPKS, dia memutuskan mengajukan lamaran mengajar di Kampus Pertamina Jakarta.

“Alhamdulillah, saya diterima dan sempat kerja di Kampus Pertamina Jakarta. Tapi lingkungan Jakarta kurang cocok untuk tubuh dan jiwa saya. Saya sering terkena flu, dan akhirnya memutuskan berhenti. Padahal pekerjaan mengajar sangat cocok dengan jiwa saya. Ini adalah amal jariyah,” ungkap ilmuwan ramah ini.

Subhan terus melangkah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Indahnya Islam 

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved