Kupi Beungoh

Baitul Asyi dan Krisis Kepercayaan Orang Aceh pada Indonesia

Fenomena inilah yang membuat orang Aceh lebih percaya pada nazir yang ditunjuk oleh Mahkamah Saudi Arabia dibanding pada BPKH Indonesia

Editor: Zaenal
IST
Penulis, Hasan Basri M Nur, dengan latar belakang Hotel Elaf Al-Mashaer dan Ramada, dua hotel yang berdiri di atas tanah wakaf Habib Bugak Al Asyi di Mekkah, Saudi Arabia. 

Kecewa! Sakit hati! Menyesal! Air susu dibalas tuba! Itulah beberapa perumpamaan yang tergambar dari komentar-komentar orang Aceh atas balasan Indonesia kepada mereka.

Aceh bukannya dibangun secara khusus karena terlalu besar jasanya. Sebaliknya Aceh selalu dicurigai, diawasi, bahkan pernah diberlakukan zona darurat militer dalam rentang waktu yang lama (1989-1998, 1999-2004).

Jadi, wajar saja ketika muncul keinginan Pemerintah Indonesia untuk melakukan investasi atas harta warisan Aceh di Mekkah, maka rakyat Aceh langsung was-was, takut dirampas, takut dikhianati, dan berbagai perasaan negatif lainnya.

Sepertinya kepercayaan rakyat Aceh kepada Indonesia belum pulih.

(Baca: ‘Baitul Asyi’ di Ambang Peralihan?)

Selama ini jamaah haji asal Aceh mendapat perlakuan yang cukup baik dari nazir Baitul Asyi yang memberi kompensasi atas penyewaan beberapa hotel dan apartemen yang dibangun di atas tanah waqaf Habib Bugak.

Setiap jamaah haji asal Aceh diberikan uang tunai antara 1.200–1.500 Riyal (sekitar Rp 4,5–5,5 juta), tergantung keuntungan tahunan.

Penyerahan uang Riyal itu dilakukan langsung oleh nazir (pengelola harta waqaf) kepada setiap jamaah, tanpa potongan apa pun.

Fenomena inilah yang membuat orang Aceh lebih percaya pada nazir yang ditunjuk oleh Mahkamah Saudi Arabia dibanding pada BPKH Indonesia.

(Baca: Nyak Sandang Ingin Naik Haji)

Sebagai gambaran, pada Sabu (10/3) pukul 17.41 WIB, saya memposting berita dan foto tentang Baitul Asyi di halaman FB.

Postingan ini berdasarkan dari pengalaman saya dan kawan-kawan bertemu dengan nazir Baitul Asyi pada momen Umrah KNPI Aceh 2017.

Dalam postingan itu tidak ada satu kata tentang wacana investasi oleh BPKH terhadap harta Baitul Asyi.

Saya hanya menjelaskan tentang harta Baitul Asyi dan ikrar waqaf oleh pewaqaf.

Namun, aneh bin ajaib, komentar warganet di luar dugaan, hampir semuanya mengecam BPKH. Bertusss!

 Dalam tempo singkat postingan di FB saya itu dibagi lebih 1.000 kali, lebih 1.000 komentar, dan lebih 1.000 like. Mengapa ini terjadi? Adanya keingintahuan warga Aceh terhadap Baitul Asyi dan keinginan untuk mempertahankannya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved