Kisah Hidup Harry Houdini, Salah Satu Pesulap dan Ilusionis Terhebat Dunia
Dia dikenal sebagai salah satu pesulap dan ilusionis terhebat dunia. Kemampuannya yang paling sensasional adalah aksi menyelamatkan diri.
3. Panen Kesuksesan
Houdini kemudian diperkenalkan kepada kepala dinas rahasia Inggris, William Melville, dan diminta mendemonstrasikan kemampuannya lolos dari borgol di Scotland Yard. Aksinya menuai kesuksesan.
Houdini kemudian dikontrak oleh Alhambra selama enam bulan. Saat itu, gajinya meroket menjadi 300 dolar AS, atau Rp 4,1 juta per pekan. Houdini kemudian dikenal sebagai "Raja Borgol".
Dia mendapat undangan tampil di Inggris, Skotlandia, Belanda, Jerman, Perancis, dan Rusia.
Di setiap negara yang dikunjungi, Houdini selalu menantang polisi lokal untuk membelenggunya, dan mengurungnya di penjara.
Namun, tantangannya pernah memberikan masalah bagi Houdini. Di Koeln, dia pernah menuntut kepala polisi di sana, Werner Graff, yang menuduh Houdini menyuap anggotanya agar bisa lolos.
Houdini berhasil menang setelah meyakinkan hakim dengan cara membuka kotaknya (muncul dugaan si hakim lupa mengunci kotaknya).
Bergelimang harta, Houdini kemudian membelikan rumah bagi ibunya di kawasan Harlem, New York, dengan harga 680.926 dolar AS via kurs saat ini, atau Rp 9,3 miliar.
Dalam periode 1907-1910, Houdini kembali ke AS dan meraup kesuksesan.
Dia berhasil mengatasi penjara, borgol, rantai, tali, hingga straitjackets, atau jaket yang dipakai bagi pasien rumah sakit jiwa.
Di 1913, Houdini memperkenalkan Kurungan Penyiksa Air China. Dia bakal dibelenggu, dan dimasukkan secara terbalik di sebuah kotak yang berisi air.
Dengan hanya batas waktu tiga menit, Houdini kemudian mencoba untuk lolos dari kurungan tersebut. Selain itu, Houdini juga menampilkan atraksi berbahaya di mana dia dikubur hidup-hidup setidaknya dua kali antara 1915 sampai 1926.
Houdini membuka rahasia berbagai triknya dalam buku berjudul Handcuff Secrets (1909).
Baca: Terkait Pemecatan Sepihak Karyawan Dealer Mobil di Meulaboh, Begini Menurut Disnaker Aceh Barat
4. Karir di Luar Sulap
