Luar Negeri
Arab Saudi Ancam Kerahkan Militer jika Qatar Beli Sistem Rudal S-400, Begini Reaksi Qatar
"Pembelian senjata adalah hak negara berdaulat yang tidak bisa diganggu negara lain," tegas Al Thani dilansir Al Jazeera Selasa (5/6/2018).
Sebelumnya di Januari, Duta Besar Qata untuk Rusia, Fahad bin Mohammed Al-Attiyah, mengumumkan tengah terjadi proses pembelian S-400 dari Kremlin.
Proses pembelian itu terjadi setelah Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, menandatangani kerja sama militer pada Oktober 2017.
Dilaporkan oleh Russian Today, Al-Attiyah berkata perjanjian itu membuka jalan bagi Rusia dan Qatar untuk berinteraksi di bidang pertahanan.
"Antara lain pelatihan prajurit, pembelian dan perawatan senjata, serta kerja sama di bidang operasi pasukan khusus," bebernya.
Baca: Angka Pengangguran di Nagan Raya Meningkat, Ini Besarannya
Baca: Wali Kota Subulussalam Ancam Tarik Dana dari Bank Aceh
S-400 Triumf, atau SA-21 Growler menurut kode NATO, merupakan sistem pertahanan yang diklaim bisa mendeteksi dan menangkis benda apapun yang mengarah ke negara pengguna.
Mulai dari pesawat pembom strategis, pesawat nirawak, jet tempur taktis, hingga rudal balistik berbagai bentuk dan ukuran.
5 Juni 2017, Saudi dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), melakukan blokade terhadap Qatar dari darat, laut, dan udara.
Blokade dilakukan setelah mereka menganggap Doha sengaja mendukung aksi terorisme yang berujung kepada tidak stabilnya kawasan Teluk. (Al Jazeera)
Baca: Sosok Kunoichi, Ninja Perempuan Mematikan yang Mengancam Nyawa Musuh dan Licik
Baca: Wali Kota Subulussalam Akui Keuangan Daerah Terganggu, Namun tidak Kosong