Gempa Palu Sulawesi Tengah

BNPB: Korban Meninggal Bencana Gempa dan Tsunami di Sulteng Menjadi 1.948 Orang

BNPB mencatat, dari total jumlah korban, sebagian korban dimakamkan secara massal.

Editor: Faisal Zamzami
Kondisi Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang mengalami kerusakan pasca gempa dan Tsunami, Rabu (3/10/2018). Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala mengakibatkan 925 orang meninggal dunia dan 65.733 bangunan rusak.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

Menurut Sutopo, likuefaksi sangat bergantung pada material tanah.

Likuefaksi sangat berpotensi terjadi pada lapisan tanah yang terdiri dari pasir, kerikil, batuan apung dan tanah yang tidak lengket, bersifat lepas atau gembur.

Kemudian, apabila kedalaman muka air tanah dangkal, kurang dari 10 meter.

Menurut Sutopo, material tanah seperti itu, jika mendapat goncangan lebih dari 6 magnitudo dengan durasi lebih dari 1 menit, maka akan menimbulkan likuefaksi.

Akibatnya, tanah berubah menjadi lumpur.

Pada 2012, menurut Sutopo, pemetaan soal likuefaksi di Kota Palu sudah disusun oleh Badan Geologi.

Namun, perkembangan kota yang pesat membuat kawasan yang berpotensi likuefaksi menjadi penuh dengan permukiman warga.

Baca: Bupati Ahmadi, Ikan Depik, Gutel dan Kopi Gayo dalam Mangan Rohol Morom di Pengadilan Tipikor

Baca: Dugaan Suami Bunuh Istri di Batam, Sempat Rekam Hubungan Intim hingga Sebut Korban Kelainan Seks

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB: Korban Meninggal Bencana di Sulteng Menjadi 1.948 "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved