Kupi Beungoh
Generasi Lem Cap Kameng?
Bahaya ngelem tidak main-main, menghirup uap solvent yang terkandung pada lem, sama bahayanya dengan sabu-sabu
Oleh: Hasnanda Putra*)
Narkoba saat ini tidak hanya menyasar kelas atas tetapi juga menebar virus sampai kelas bawah sekalipun.
Bukan saja kita dikepung narkoba sabu berton-ton, tetapi tanpa kita sadari ternyata hanya sebotol kaleng lem akan menjadi ancaman paling serius di kota kita-di negeri kita.
Saat ini fenomena ngelem yang bahan bakunya dijual bebas dan murah adalah ancaman paling mengerikan.
Baca: Bandar Sabu Didominasi Anak Muda, di Rekening Saldonya Ratusan Juta, Ini Ancaman Kepala BNNP
Bukan karena tidak boleh diperjualbelikan tetapi penyalahgunaan oleh generasi pelajar kita sudah sangat mengkhawatirkan.
Di Aceh gejala yang lebih dikenal dengan "Mabok Lem Cap Kameng" mulai marak. Masihkah kita berdiam diri?
Biasanya perilaku ngelem ditemukan pada anak jalanan, tetapi kini perilaku menyimpang tersebut merambah ke kalangan pelajar.
Tidak hanya di kota-kota besar tetapi sudah masuk ke desa-desa pelosok.
Baca: BNN dan Bea Cukai Tangkap 72 Kilogram Sabu dan Ekstasi di Laut Aceh
Kemungkinan pesta ngelem itu sangat besar potensinya karena kadang jarak rumah dengan tempat bermain berjauhan dan jarang dipantau orang tua.
Bahaya ngelem tidak main-main, menghirup uap solvent yang terkandung pada lem, sama bahayanya dengan sabu-sabu.
Efek yang ditimbulkan sama seperti pengaruh narkoba, yaitu halusinasi, fly atau sensasi terasa melayang-layang dan kesenangan sesaat.
Tak banyak orangtua dan anak-anak tahu, menghirup uap solvent yang terkandung pada lem (di Aceh lebih dikenal dengan Lem Cap Kameng), tinner atau cat minyak, pernis, atau bensin secara terus menerus, berdampak mengerikan.
Baca: VIDEO - Sabu Masuk ke Aceh Melalui 129 Pintu, Begini Penjelasan Brigjen Faisal Abdul Naser
Dalam sejumlah penelitian disebutkan, efak uap solvent yang didapat dari kebiasaan ngelem merusak saraf otak, menimbulkan kebutaan, bahkan bisa mati mendadak (sudden sniffing death).
Waspada
Di Kota Banda Aceh sudah banyak informasi tentang gejala ngelem dibeberapa titik-titik lokasi, dan di beberapa sekolah anak-anak sudah mengetahui dan paham cara menghisap lem.
Inilah salah satu efek buruk smartphone bagi anak-anak tanpa pengawasan.
Di sebuah sekolah dasar di Kota Banda Aceh, baru-baru ini Tim Rehabilitasi BNN Kota Banda Aceh mendapatkan pengakuan mengejutkan dari seorang anak murid.
Baca: Rentut Belum Turun dari Kejagung, Tuntutan Kasus Sabu 50 Kg Ditunda Hingga 28 Januari
Si adik ini bercerita dia melihat abang-abangnya menghirup lem di rumah dan lingkungan dekat rumah.
"Habis hirup-hirup (ngelem) abang-abang itu langsung tertidur," katanya.
Informasi yang tidak kalah mencengangkan adalah disalah satu sekolah juga di Kota Banda Aceh.
Disebutkan ada beberapa anak yang tinggal dekat lingkungan sekolah menggunakan area sekolah saat hari libur sebagai tempat pesta ngelem.
Tidak ada yang lebih baik menjaga anak-anak dari bahaya narkoba selain orang tua dan keluarganya.
Baca: Polisi Ringkus 2 Pengedar Sabu di Bireuen, Keduanya Terjerat Hukuman Mati atau Penjara Seumur Hidup
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." [at-Tahrîm/66:6]
Dalam kesempatan ini, penulis ingin berbagi beberapa kiat peran orang tua dan keluarga dalam melawan penyalahgunaan narkoba antara lain:
Pertama, para orang tua memperdalam bacaan tentang narkoba atau mengunjungi kantor BNN terdekat untuk diskusi dan konsultasi.
Jangan biarkan anak-anak mengetahui narkoba dari smartphone atau televisi dan media lainnnya.
Baca: Polda Aceh Musnahkan Sabu dan Ganja, Jumlahnya Mencapai Ratusan Kilogram
Kedua, kebersamaan keluarga dengan menitikberatkan keterbukaan dan saling mendengarkan sangat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian anak.
Makanya banyak dianjurkan makan bersama keluarga karena momen itu bisa digunakan orang tua untuk diskusi dengan anak dan menasehatinya.
Ketiga, keteladanan orang tua akan menjadi model yang ditiru anak-anak.
Janganlah merokok di depan anak karena sama saja menyuruh anak mencobanya di luar.
Ingatlah merokok bagi anak akan menjadi pintu gerbang perkenalan menuju narkoba.
Baca: BNN Deteksi 129 Jalur Tikus Pasokan Sabu di Aceh, Membentang di Pantai Timur
Terakhir, keempat, perbanyak keterlibatan anak dalam kegiatan positif yang sering diikuti orang tua, seperti mengajak anak-anak mengikuti pengajian dan zikir bersama.
Agama akan menjadi sandaran paling kokoh bagi anak dalam menjauhkannya dari pengaruh narkoba.(*)
*Penulis Hasnanda Putra adalah Kepala BNNK Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.