Polemik 'Propaganda Rusia', Politisi Demokrat Ungkap Jejak Konsultan Asing Jokowi

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik justru mengungkap Jokowi menggunakan konsultan asing untuk kepentingan Pilpres

Editor: Muhammad Hadi
(The Political Strategist)
Stanley B Greenberg, konsultan politik sejumlah pemimpin dunia termasuk Presiden Joko Widodo. 

SERAMBINEWS.COM - Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik membongkar konsultan asing Jokowi yang juga menjadi konsultan sejumlah pemimpin dunia seperti Presiden Bill Clinton, Presiden Nelson Mandela, dan PM Tony Blair.

Heboh Calon Presiden Nomor 01 Joko Widodo sebut #PropagandaRusia dalam kampanye Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 masih mewarnai pemberitaan dan percakapan di media sosial atau medsos. 

Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi menyebut Capres Nomor 02 Prabowo Subianto menggunakan konsultan asing.

Baca: VIDEO - Menjaring Ikan Segar Melalui Tradisi Tarek Pukat Nelayan di Aceh Barat

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik (YouTube/Kompas TV)

Tidak hanya itu, Jokowi juga menyebut penggunaan konsultan asing dapat mengganggu ketenangan rakyat Indonesia.

"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Minggu (3/2/2019).

Pernyataan Jokowi itu menuai beragam komentar.

Pihak Kedubes Rusia telah membantah tudingan ternyata dan menyatakan pemerintah Rusia tidak ikut campur tangan urusan dalam negeri Indonesia.

Kini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik justru mengungkap Jokowi menggunakan konsultan asing untuk kepentingan Pilpres.

Konsultan asing Jokowi bergelar PhD ini juga menjadi konsultan sejumlah Presiden di dunia seperti Presiden Bill Clinton, Presiden Nelson Mandela, dan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Baca: Barcelona Vs Real Madrid Live El Clasico Kamis Dini Hari, Messi Diragukan Tampil Akibat Cedera

Melalui akun twitternya, Rachland Nashidik membongkar konsultan asing Jokowi tersebut.

Konsultan asing Jokowi tersebut bernama Stanley B Greenberg PhD.

Simak twit Rachland Nashidik dalam bahasa Inggris berikut ini.

@RachlandNashidik: Greenberg has served as pollster and political strategist to: President Clinton, President Nelson Mandela, Vice President Al Gore, Prime Minister Tony Blair, U.S. Senator John Kerry, German Chancellor Gerhard Shroder, Joko Widodo, President of Indonesia.

Greenberg telah bertindak sebagai ahli jajak pendapat dan ahli strategi politik untuk: Presiden Clinton, Presiden Nelson Mandela, Wakil Presiden Al Gore, Perdana Menteri Tony Blair, Senator A. John Kerry, Kanselir Jerman Gerhard Shroder, Joko Widodo, Presiden Indonesia.

Baca: Tepis Jokowi Soal Propaganda Rusia, Kedubes Rusia: Kami Tak Ikut Campur Urusan Pemilu di Indonesia

Akun @awemany juga menulis konsultan asing Jokowi.

@awemany: Ini gimana seh? Nuduh kubu 02 pakai konsultan asing, tapi faktanya berkata lain. Stanley ini jelas orang asing dan Jokowi kliennya. Fire hose of falsehood?

Siapa Konsultan Asing Jokowi

Rachland Nashidik mencantumkan link yang menjelaskan siapa konsultan asing Jokowi, Stanley B Greenberg.

Dalam https://www.political-strategist.com/contributors/stanley-b-greenberg/ ditulis secara siangkap siapa Stanley G Greenberg tersebut.

Inilah kutipannya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tentang Stanley B Greenberg.

Stanley B. Greenberg, PhD, adalah pengumpul pendapat, ahli strategi politik, peneliti dan penulis terbitan yang diakui secara kritis.

Dia dikenal di seluruh dunia untuk panduan ilmiah dan berbasis penelitian yang telah memungkinkan ratusan politisi, partai politik, perusahaan dan organisasi akar rumput untuk mewujudkan tujuan mereka.

Penelitian Greenberg yang mendalam dan ekstensif mengungkapkan kebenaran yang andal yang berhasil membimbing kandidat dan manuver korporat tentang topik yang sedang tren, seperti perubahan iklim, transformasi peran jender, peran milenium dan reformasi politik.

Saat ini ia adalah Ketua dan CEO Greenberg Quinlan Rosner Research, firma riset pendapat utama dan perusahaan konsultan strategi politik di dunia.

Baca: Ramai Soal Propaganda Rusia hingga Kedubes Angkat Suara, Jokowi Berikan Klarifikasi

Klien Yang Luas

Daftar klien Stanley Greenberg berbunyi seperti daftar Siapa Siapa di antara para pemimpin dunia.

Sebagai contoh, Greenberg telah bertindak sebagai penyurvei dan ahli strategi politik untuk: Presiden Clinton, Presiden Nelson Mandela, Wakil Presiden Al Gore, Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Senator AS John Kerry, Kanselir Jerman Gerhard Shroder, Joko Widodo, Presiden Indonesia dan ratusan lainnya, kandidat dan organisasi lain di dalam dan di luar Amerika Serikat.

Greenberg telah menyediakan layanan konsultasi politik strategis untuk perusahaan raksasa, seperti Microsoft, BP, Boeing, Sun Microsystems, Comverse, Monsanto dan United HealthCare.

Dia menjabat sebagai penasihat strategis untuk panitia penyelenggara Olimpiade Athena pada tahun 2004, membantu mereka mempersiapkan diri menghadapi tantangan geopolitik acara tersebut.

Dia telah melakukan pemungutan suara untuk kampanye untuk melarang ranjau darat, Proyek Israel, dan untuk kader LSM internasional yang berurusan dengan isu-isu penting seperti perubahan iklim, reformasi politik, advokasi dan penuaan perempuan.

Greenberg adalah penasehat jajak pendapat utama untuk Dewan Kepemimpinan Demokratik selama periode restrukturisasi besar Partai Demokrat antara tahun 1988 - 1994.

Baca: Ritual Kanibalisme Suku Fore Sebagai Bentuk Penghormatan, Makan Otak Saudaranya Sendiri

Kedubes Rusia Bantah Pernyataan Presiden Jokowi

Sebelumnya diberitakan, Kedubes Rusia berikan klarifikasi terkait tudingan Presiden Jokowi soal #propagandarusia digunakan pada Pilpres 2019 oleh kuburu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Kedutaan Besar Rusia di Indonesia akhirnya menjawab tudingan Presiden Joko Widodo alias Presiden Jokowi.

Pihak Kedubes Rusia mengklarifikasi penggunaan istilah propaganda Rusia yang disampaikan sejumlah pihak di Indonesia.

Pemerintah Rusia, demikian pernyataan resmi Kedubes Rusia, tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, termasuk di dalamnya Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Istilah Propaganda Rusia muncul tahun 2016 pada Pemilihan Presiden atau Pilpres Amerika Serikat.

Baca: Kisah Camat Darussalam Aceh Besar Menyelesaikan Sengketa yang Berusia 30 Tahun

"Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden," demikian pernyataan Kedubes Rusia melalui akun twitter mereka, Senin (4/2/2019) siang.

Menurut Kedubes Rusia, "Istilah ini (Propaganda Rusia) sama sekali tidak berdasarkan pada realitas."

"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia," demikian pernyataan Kedubes Rusia.

Simak kultwit Kedubes Rusia terkait istilah Propaganda Rusia seperti yang juga disinggung Presiden Jokowi.

Russian Embassy, IDN‏Verified account @RusEmbJakarta 4h4 hours agoMore: Berkaitan dengan beberapa publikasi di media massa tentang seakan-akan penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik tertentu di Indonesia, kami ingin menyampaikan sebagai berikut.

Russian Embassy, IDN‏Verified account @RusEmbJakarta 4h4 hours agoMore: Sebagaimana diketahui istilah “propaganda Rusia” direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas.

Russian Embassy, IDN‏Verified account @RusEmbJakarta 4h4 hours agoMore: Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami.

Istilah Propaganda Rusia

Istilah #PropagandaRusia kini menjadi tranding topic setelah Presiden Joko Widodo di Solo menyinggungnya.

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggunakan konsultan asing dalam menghadapi pemilihan presiden 2019.

Akibat menggunakan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi kampanye yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.

"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Minggu (3/2/2019) seperti ditulis Kompas.com.

Baca: Jokowi Diberi Gelar Cak Jancuk, Ternyata ini Maksud Kata Jancuk dan Muncul di Zaman Kolonialisme

Presiden Jokowi Mulai Serang Prabowo Subianto

ADA yang berbeda dengan gaya kampanye calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo pada akhir pekan pertama Februari ini. Jokowi kini mulai agresif memainkan strategi menyerang.

Ia menjawab satu per satu pernyataan dan tudingan yang sebelumnya sempat dilontarkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan kubunya. Jokowi bahkan melakukan serangan balik terhadap pasangan calon nomor urut 02 itu.

Menjawab Pesimisme

Misalnya, terkait Indonesia yang disebut-sebut Prabowo akan bubar dan punah, Joko Widodo menyindir pihak-pihak yang menebar pesimisme dengan menyebut Indonesia akan bubar dan punah dalam waktu dekat.

Jokowi menilai narasi itu hanya menggiring masyarakat pada pesimisme. Jokowi menegaskan Indonesia adalah negara besar dengan 260 juta penduduk.

Mengelola Indonesia, kata kakek Jan Ethes, memang tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi.

Baca: Hotman Paris Hutapea Ungkap Banyak Pengusaha Kaya Transaksi Prostitusi Online Demi Lancarkan Proyek

Untuk itu, sikap optimistis harus terus dimunculkan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

"Masak ada yang bilang Indonesia bubar, punah. Bubar sendiri saja, punah sendiri saja. Tapi jangan ngajak-ngajak kita," kata Jokowi saat menghadiri silaturahmi dengan paguyuban pengusaha Jawa Tengah di Semarang Town Square, Semarang, Sabtu (2/2/2019).

Jokowi juga menjawab Prabowo yang membandingkan Indonesia dengan Haiti.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia masuk negara dalam kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia, G20.

Oleh karena itu, tak tepat apabila Indonesia dibandingkan dengan negara kecil di Amerika Utara itu.

"Gimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ya senyum-senyum membandingkan bukan apple to apple seperti itu," kata dia.(*)

Baca: Dua Kapal Perang Rusia Sudah Dipasang Senjata yang Bisa Bikin Lawan Halusinasi dan Muntah

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Buntut #Propaganda Rusia, Wakil Sekjen Demokrat Akhirnya Bongkar Konsultan Asing Jokowi

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved