Ayah Gantikan Anak hingga Wisudawati Naik Becak Barang, Ini 3 Momen Mengharukan Wisuda UIN Ar-Raniry

Untukmu mahasiswa, cobalah lihat sekali-sekali keriput di wajah ayahmu yang semakin menua.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Tiga momen mengharukan pada wisuda semester ganjil tahun 2018/2019 UIN Ar-Raniry. Ada ayah yang menggantikan almarhumah putrinya, lulusan terbaik yang berbohong mendapat beasiswa agar bisa kuliah, dan wisudawati naik becak barang milik ayahnya. 

Kisah yang dialami oleh Selamat Ariga, mahasiswa asal Aceh Tengah ini, juga dibagikan oleh akun Instagram UIN Ar-Raniry.

Selamat Ariga merupakan mahasiswa terbaik UIN Ar-Raniry dengan IPK 3.94, pada wisuda semester ganjil tahun akademik 2018/2019.

Ia menjadi sarjana lulusan Hukum Pidana Islam dalam waktu tiga tahun setengah.

Kisahnya untuk melanjutkan pendidikan Strata 1 (S1) hingga menjadi mahasiswa terbaik se-UIN Ar-Raniry tidaklah mudah.

Baca: Kisah Pria Pemecah Batu yang Tuna Netra Biayai 75 Yatim Piatu hingga Kuliah dan Sudah Berkerja

Baca: Awalnya Cari Duit Tambahan Selama Kuliah, Kini Pemuda Ini Miliki Usaha Beromzet Rp 300 Juta Sebulan

Ia bahkan sempat membohongi kedua orang tuanya hanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ariga merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara yang dibesarkan dan dididik dalam keluarga petani kopi di daerah tempat tinggalnya.

Keadaan ekonomi tak membuatnya patah arang dalam menuntut ilmu. Meski kedua orang tuanya tidak mengizinkan dirinya untuk melanjutkan pendidikan S1.

"Dulu orang tua enggak kasih saya kuliah, karena keadaan ekonomi. Orang tua takut enggak ada biaya. Orang tua takut kalau nanti akhirnya saya kecewa karena harus putus kuliah di tengah jalan," kata Ariga seperti dikutip dari Instagram UIN Ar-Raniry.

Niatnya melanjutkan pendidikan, bahkan memaksa dirinya untuk berbohong.

Ia membohongi kedua orang tuanya bahwa telah menerima beasiswa.

Dalam postingan berbeda, admin uin_arraniry_official mengunggah foto Selamat Ariga yang menangis dalam pelukan ibunya.

Foto ini disertai sebuah narasi tentang perjuangan orang tua yang tak punya kemampuan cukup, namun tetap berusaha keras membiayai kuliah anak-anaknya hingga berhasil menjadi sarjana.

"Perjalanan menuju sarjana.

Setiap wisuda, selalu saja ada banyak air mata yang tumpah. Percaya atau tidak, ia keluar sendiri tanpa disadari, semakin kuat kita menahannya semakin bercucuranlah ia tumpah ruah. Kalian tau kenapa?

Itu bukan airmata sedih ataupun penyesalan, itu adalah air mata bahagia.

Ya, ayah ibumu sangat bahagia melihat anaknya sukses menjadi sarjana. mungkin bagi sebagian orang itu biasa saja, tapi bagi sebagian yang lain itu adalah kebahagiaan sekaligus kebanggaan terbesar.

Tidak semua kita terlahir di sendok emas, dimana semua kebutuhan bisa dengan mudah dipenuhi oleh orang tua. Ada yang datang dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang untuk makan saja kadang harus puasa senin kamis.

Air mata mereka yang tumpah hari ini adalah akumulasi perjuangan selama berbulan-bulan hingga berganti tahun dalam mendukung anaknya menjemput sarjana di perantauan. Tak jarang mereka harus berpuasa demi menjamin buah hatinya tercukupi, tak peduli apapun kondisinya ayahmu akan tetap bertahan.

Untukmu mahasiswa, cobalah lihat sekali-sekali keriput di wajah ayahmu yang semakin menua. Ayah yang bekerja disawah ladang membanting tulang dibawah teriknya matahari, ayah yang bekerja kuli bangunan & tukang becak berpeluh keringat, ayah yg bekerja sebagai nelayan menyabung nyawa membelah lautan, dan ayah-ayah lainnya yang terus mengais rupiah untuk menopang cita-cita anaknya.

Genggamlah tangan ibumu yg dulu membuaimu dikala bayi kini tak lagi lembut seperti dulu. Ibumu, yang selalu memumpahkan air matanya di setiap sujud malamnya, selalu menyebut namamu dalam do'a sederhananya yang terus diulang tanpa bosan: Tuhan, lindungilah anakku.... Percayalah, setiap kali kalian menanyakan kabar mereka dikampung, sering kali mereka menjawab bahwa mereka tidak apa-apa. Lalu tanyakan pada tetangga, ternyata mereka bukan tidak apa-apa, melainkan sedang papa.

Dan air mata mereka di hari wisudamu adalah luahan rasa kebahagian & kebanggaan dari pengorbanan yg jadi jawaban dari do'a-do'a malam mereka selama bertahun-tahun."

3. Wisudawati Menumpang Becak Barang

Momen yang ini terjadi di luar ruangan wisuda.

Namun foto yang diunggah oleh Dosen UIN Ar-Raniry, Hasan Basri M Nur, di Facebook, juga menyedot perhatian warganet.

Foto itu memperlihatkan seorang perempuan yang lengkap dengan baju wisuda duduk di atas becak barang.

Sekilas, foto itu terlihat direkam saat becak barang yang membawa wisudawati itu melintas di jembatan Lamnyong ke arah Darussalam, Banda Aceh.

Hasan Basri menyebut, foto itu diabadikan oleh Hafriani.

Berikut tulisan Hasan Basri yang mendeskripsikan foto tersebut di Facebooknya.

“APA ADANYA, TIDAK GLAMOUR

WISUDA adalah momen penting & sakral bagi mahasiswa/i. Pada momen wisuda, sebagian gadis kampus rela menghabiskan uang yg banyak utk merias diri (ada yg mau moles wajah hingga hilang alis segala), traktir makan teman-teman di restoran hingga sewa mobil.

Tujuannya agar bisa tampil wah bin glamour di depan kawan-kawan dan dosen pada hari terakhir di kampus.

Tapi tak semua muda-mudi demikian. Gadis cantik ini ingin tampil apa adanya, tidak mau menipu dari penampilan. Dia tak merasa canggung menumpang becak barang nan butut (sepertinya milik keluarganya) untuk dapat hadir ke gedung wisuda UIN Ar-Raniry, Rabu (26/2).

Bagi saya selaku salah seorang pengajar di situ, tampil apa adanya lbh terhormat dari pada memperlihatkan gaya glamour yg penuh kamuflase dan bersumber dari uang yg tidak halal.

Beginilah seharusnya muda-mudi sejati. Bermodal kejujuran, semoga kamu sukses dlm menjalani hidup pascawisuda.

Mari ajak anak-anak kita, anak-anak didik kita utk berperilaku sebagaimana pesan indatu: Ngui balaku tuboh, pajoh balaku atra.

Semoga generasi milenial Aceh bek na le yg peungeut-peungeut droe, apalagi yg uet kapai toh jalo. Bertusss...

Foto: Hafriani

Menjawab Serambinews.com tentang identitas wisudawati dalam foto itu, Hasan Basri mengatakan dirinya belum mendapatkan keterangan tentang identitas wisudawati itu. 

"Dilacak dulu," kata Hasan Basri saat Serambinews.com meminta nomor kontak wisudawati dalam foto tersebut. 

Baca: Viral! Foto Driver Ojek Online Antar Makanan dengan Sepeda Beredar, Kisahnya Mengharukan

Wisuda Digelar Tiga Hari

Diberitakan sebelumnya, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mewisuda atau meluluskan sebanyak 2.011 lulusan dalam wisuda semester ganjil tahun 2018/2019.

Wisuda tersebut berlangsung selama tiga hari, pada 26-28 Februari mendatang di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh.

“Wisuda akan digelar selama tiga hari, 26, 27, dan 28 Februari 2019. Digelar selama tiga hari karena jumlah wisudawan mencapai dua ribu orang lebih,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD, Jumat (22/2/2019).

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD (SERAMBINEWS.COM/SUBUR DANI)

Dr Gunawan mengatakan, ada yang berbeda pada wisuda mulai tahun ini, di mana para ketua program studi akan ikut menyematkan kalung kehormatan kepada para wisudawan di atas panggung.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved