Tak Hanya di Indonesia, Fenomena 'Caleg Stres' Ternyata Juga Muncul di Amerika Serikat

Kabar baiknya, menurut Sahat, hanya 12 persen kasus stroke yang disebabkan pecahnya pembuluh darah, dan 86 persen stroke akibat penyumbatan.

Editor: Fatimah
SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR
Kotak suara di Gudang KIP Kota Banda Aceh, Senin (15/4/2019). 

"Bukan gangguan mental bila merasakan emosi sebagai respons terhadap stres atas kehidupan," ujar Frances yang juga seorang profesor dan ketua emeritus dari Departemen Psikiatri dan Ilmu Perilaku di Duke University School of Medicine.

Baca: Mantan Presiden Peru yang Bunuh Diri Tinggalkan Surat, Dibacakan Saat Pemakamannya

Penanganan stres dan gangguan kejiwaan tentu berbeda.

Dalam hal ini, Frances setuju dengan pemulihan yang dianjurkan Plante seperti telah dipaparkan di atas.

Apa Beda Stres dan Depresi? Ini Kata Ahli

Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang umum, dapat menyebabkan periode kesedihan yang berkepanjangan dan memicu pikiran bunuh diri.

Di lain sisi, stres juga masalah yang umum dan serius, tapi ia sering diremehkan dan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Baca: Jawaban Resmi KPU Soal Isu Jumlah Suara Prabowo-Sandi Menyusut Karena Serangan Hacker

Untuk diketahui, depresi dan stres adalah hal yang berbeda.

Keduanya memiliki gejala yang berbeda, baik ketika dirasakan oleh diri sendiri, teman, anggota keluarga, dan rekan kerja.

Psikiater dr. Dimitrios Paschos mengatakan, depresi merupakan kondisi klinis yang memiliki beberapa gejala yang jelas.

"Ini merupakan penyakit umum yang cukup banyak menyerang populasi dunia. Sama seperti gangguan kardiovaskular, depresi dikategorikan sebagai sebuah penyakit," ujarnya.

Baca: Warga Banda Aceh Serbu Pasar Murah di Barata, Ini Rincian Barang dan Harganya

Berbeda dengan depresi yang diklasifikasikan sebagai penyakit, stres disebut hadir dalam jutaan bentuk dan memiliki arti berbeda bagi setiap orang, apakah itu stres karena masalah keluarga, tekanan pekerjaan dan keuangan, juga kesepian.

Sesuatu yang dianggap seseorang sebagai tugas sehari-hari dan dapat diselesaikan dengan mudah, bisa menjadi sumber stres bagi yang lainnya. Jadi, menurut Paschos, stres lebih sulit untuk didefinisikan.

 
"Stres bukan istilah yang kami rujuk dalam pengertian medis. Meski begitu, kami memiliki banyak cara untuk mengukur kecemasan. Banyak orang mengatakan ‘stres’ padahal sebenarnya mereka berbicara tentang kecemasan," jelasnya.

Kecemasan, dalam konteks klinis, berarti dua hal.

Baca: Tak Ingin Bebani Keuangan Negara, Malaysia Ingin Beli Peralatan Militer Secara Barter

Yang pertama, respons dari tubuh – misalnya ketika Anda merasa tegang, jantung berdebar lebih cepat, sulit menjaga keseimbangan, dan berkeringat ketika sesuatu yang buruk akan terjadi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved