4 Orang Panitia Tur Jihad ke Jakarta Diamankan, Polisi Gagalkan Bus yang Bawa Masa Aksi 22 Mei
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, hingga saat ini keempat orang tersebut masih berstatus saksi.
"Razia kami gelar hingga besok (Selasa, 21/5/2019). Kami mendapatkan informasi rest area di KM 626 menjadi salah satu transit massa yang akan mengikuti unjuk rasa di Jakarta tanggal 22 Mei 2019," ujar Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono yang dihubungi Kompas.com, Senin (20/5/2019) pagi.
Sasaran kendaraan yang dirazia terutama bus pariwisata atau travel pengangkut massa ke Jakarta.
Ruruh mengatakan, razia di setiap titik melibatkan 75 personel gabungan TNI-Polri.
Total ada 300 personel yang diturunkan yang tersebar di empat titik.
"Kalau ada temuan senjata tajam atau narkoba tentu kami proses hukum," ungkap Ruruh.
Polri Imbau Masyarakat Tidak Ikut Aksi Massa pada 22 Mei 2019
Polri mengimbau perwakilan kelompok tidak melakukan mobilisasi massa saat pengumuman rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (22/5/2019).
Imbauan itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (20/5/2019).
“Untuk monitoring pergerakan massa dari tiap daerah seperti dari Aceh hingga Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, sudah didata. Kami koordinasikan ke koordinator lapangan untuk tidak memobilisasi massa dalam jumlah besar,” ujar Dedi.
Dedi mengatakan, jumlah massa yang ingin ke Jakarta masih terus dipantau.
“Ada (pergerakan massa dari daerah menuju Jakarta), namun jumlah tidak terlalu signifikan dan belum bisa diprediksi karena perkembangan masih terus dihitung,” ujar Dedi.
Ia juga mengingatkan massa untuk menaati peraturan.
Jika ditemukan peserta aksi yang membawa senjata tajam maka akan diproses hukum.
Menurut Dedi, berdasarkan analisis intelijen Polri, rata-rata massa memilih Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai target aksi karena ingin mendengarkan hasil penghitungan suara resmi.
Namun, ada juga massa yang akan melakukan aksi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).