Breaking News

Kupi Beungoh

Mengintip Potensi dan Peluang Aceh di Tengah Trend Halal Tourism

Label halal pada suatu produk menjadi hal yang sangat utama dan dibutuhkan bagi seluruh umat muslim.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Hand Over
Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 

Mengutip Abdul Kadir Din, seorang pakar yang banyak berbicara tentang konsep wisata halal, bahwa kesuksesan wisata dibangun oleh tiga pilar, yaitu pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat.

Jadi, pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pelaku bisnis sebagai orang yang mengembangkan wisata, dan masyarakat sebagai pendukung kegiatan pariwisata harus sama-sama kompak dalam mengembangkan potensi wisata halal ini agar dapat meraih peringkat pertama di tahun 2020 nanti.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh terus meningkat, mencapai 2,5 juta orang, terdiri atas 2,4 juta wisnus dan 106 ribu wisman pada 2018.

Sementara pada 2017, sebanyak 2,3 juta orang, terdiri atas 2,2 juta wisnus dan 78 ribu wisman.

Angka ini diprediksi akan terus meningkat dan ditargetkan angka kunjungan wisnus di Aceh sebanyak tiga juta jiwa dan wisman 150 ribu orang pada 2019.

Sementara, angka kunjungan wisatawan muslim ke Aceh diharapkan juga meningkat, dari 35 ribu pada 2018 menjadi 40 ribu pada 2019.

Dari pencapaian ini terlihat bahwa Aceh memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan wisata halal yang mana dari situ dapat berdampak baik terhadap perekonomian serta sektor lainnya.

Diharapkan juga Aceh dapat menjadi Destinasi Pariwisata Halal Terbaik di Indonesia.

Baca: Merebut Brand Wisata Halal

Baca: Wisata Halal Ala Aceh, Bagaimana Kemasannya?

Pemetaan Potensi Wisata Aceh

Ada beberapa pemetaan kawasan pariwisata halal di Aceh, di antaranya meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar untuk budaya yang meliputi atraksi unggulan Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, PLTD Apung, Pantai Lampuuk, selancar angin, selancar layang, Museum Negeri Aceh, Taman Sari Gunongan, dan Pantai Ulee Lheu.

Kemudian, Sabang dengan destinasi alam meliputi tugu Pulau Weh, snorkeling Pantai Iboih, Tugu Kilometer 0, Pantai Iboih dan Pantai Sumur Tiga.

Baca: Puncak Arus Balik Wisatawan, Kapal Sabang-Banda Aceh Berlayar 10 Trip Hingga Malam

Aceh Jaya dengan alam yang meliputi Teluk Rigaih, Gunung Geurutee, Pasi Saka, Pulau Tsunami dan Arung Jeuram Sungai Teunom.

Selanjutnya Dataran Tinggi Gayo dengan mengusung konsep alam dan budaya yang meliputi Danau Laut Tawar, Pantan Terong, Gua Loyang Koro, Wih Terjun, dan Pantai Menye.

Pengembangan pariwisata halal selanjutnya adalah Singkil Pulau Banyak dengan konsep alam yang meliputi snorkeling, Hopping Island, dermaga Singkil, Desa Pulo Saruk, Pulau Panjang, Melelo, Rangit, Palambak, Tailana, Asok, Lambudung, dan Sikandang.

Baca: Dukung Wisata Halal, Pengusaha Diminta Urus Sertifikasi Halal

Baca: 80 Persen Kopi Gayo dari Koperasi Baburrayan Aceh Tengah Dijual ke Starbucks

*) PENULIS adalah Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved