Breaking News

Coba Bongkar Praktik Pungli di Sekolahnya, Guru Honorer di Tangsel Diintimidasi dan Dipecat

Pungutan lainnya adalah dana laboratorium komputer, dan kegiatan sekolah yang harus disetor oleh orangtua murid setiap tahunnya.

Editor: Amirullah
Warta Kota/Zaki Ari Setiawan
Guru honorer di Tangerang Selatan, Rumini (44) menunjukkan surat pemecatan di kediamannya, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019). 

"Emang draft saya glondongan ya bukan draft resminya. Takutnya kalau glondongan mereka merekayasa lagi, itu aja susah ngambilnya," imbuhnya.

Rumini juga memiliki bukti lainnya yaitu surat dari orangtua yang sempat protes tentang pungutan itu. Namun protes itu tiba-tiba meredup.

Mengaku Laptop dan Handphonenya Diretas Setelah Memiliki Data BOS dan BOSDa

Hal janggal tiba-tiba terjadi pada perangkat komunikasi serta laptop yang dimiliki Rumini setelah memindahkan data BOS dan BOSDa.

Rumini bercerita, kedua perangkat pribadinya itu seakan-akan diretas, sehingga tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya padahal terdapat keperluan untuk memasukan nilai ujian murid-muridnya.

Bahkan, Rumini mengaku sempat pergi ke Cikarang untuk memasukan nilai dengan memanfaatkan warung internet.

"Di Warnet di Cikarang tembus juga, ini minta share location press enter, your destination press enter, tukang warnet sampai bantuin juga, sampai kaget ko gini sih. Padahal bukanya pakai flashdisk," ungkapnya.

Kini telepon genggam Rumini juga tidak dapat diaktifkan, ketika memindahkan kartu nomor teleponnya, handphone lainnya juga ikut rusak. Sementara, banyak data di dalam handphone dan laptopnya.

"Saya pindahin kartu ke hape (handphone) adik saya, malah rusak juga kedap kedip terus," ujarnya.

Baca: Aceh Kembali “Menasional”

Baca: Galian C Ditutup Paksa

Diintimidasi di Sekolah Hingga Diikuti Orang Tidak Dikenal

Keputusannya untuk mengambil data BOS dan BOSDa juga mengakibatkan Rumini mendapatkan sejumlah intimidasi di sekolah.

Sejak saat itu juga Rumini diminta untuk mengundurkan diri.

Bahkan Rumini juga sudah tidak lagi diajak dalam kegiatan yang digelar oleh pihak sekolah.

Dangan nada berat, Rumini mengingat perlakuan yang pernah didapatnya.

Matanya menghadap ke arah jalan ketika bercerita pengalaman pahit yang dilakukan beberapa oknum pegawai di sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved