Dibalik Kemegahan Kota Beijing, Ada Kehidupan Memilukan 1 Juta Orang yang Hidup Di Dalam Tanah

Orang-orang ini adalah suku tikus atau shuzu, mereka adalah sekelompok orang terpinggirkan yang tidak memilki izin tinggal di kota tersebut.

Editor: Amirullah
Kolase/China Daily
Sebuah kota yang dipenuhi dengan kehidupan bawah tanah, ibukota Tiongkok, Beijing. 

SERAMBINEWS.COM - Beijing adalah ibukota Tiongkok, di mana kota ini adalah pusat dari salah satu negara terkuat di dunia.

Kehidupan modern dan gemerlap sudah tentu menjadi pemandangan utama dari kota ini namun di balik itu semua ada kehidupan memilukan di dalamnya.

Dunia tanpa matahari atau udara segar di bawah ibukota Tiongkok, orang-orang yang bangun tanpa jendela.

Kemudian mereka menaiki tangga beton untuk berjalan kaki, melihat matahari, dan mengubah diri mereka dari penduduk kota yang paling membenci perumahan.

Orang-orang ini adalah suku tikus atau shuzu, mereka adalah sekelompok orang terpinggirkan yang tidak memilki izin tinggal di kota tersebut.

Alhasil, mereka hidup di gorong-gorong bawah tanah dan lebih dari 1 juta komunitas suku tikus hidup di dalamnya.

Baca: MA Tolak Gugatan Adanya Kecurangan TSM yang Diajukan BPN, Bagaimana Reaksi Kubu Prabowo dan Jokowi?

Baca: Gunung Ini Kembali Erupsi, Suhunya Capai 1.100 Celsius dan Meroket 15 Kilometer ke Angkasa

Baca: Klaim Kekuatan Militernya Terkuat di Dunia, Trump: Melawan Iran Tidak Akan Berlangsung Lama

Semuanya juga ilegal, karena pemerintah telah menetapkan bahwa ruang bawah tanah atau bungker untuk serangan udara tidak boleh disewakan.

Tetapi karena banyak dari mereka dan tentunya itu adalah pasar yang besar untuk diperdagangkan, pemerintah pura-pura tutup mata dengan hal itu.

Sebagian besar penghuninya adalah pendatang muda, berharap bisa hidup di kota terpenting di Tiongkok bukan hanya pusat politik, tetapi juga seni, bisnis, dan gaya hidup alternatif.

Mereka sebagian besar berprofesi sebagai penyapu jalan, penata rambut, gadis sampi, penganti baru, dan penganut agama Budha serta Kristen.

Banyak di antaranya memiliki kisah dramatis, seperti pria bernama Wei Kuan ini misalnya, dia adalah pria 27 tahun yang bekerja sebagi wiraniaga ansuransi.

Karirnya berhenti, dan kini dia menjadi kurir, penyanyi pemakaman, hingga tukang pijat.

Wei Kuan, dia adalah seorang penduduk kota bawah tanah yang bekerja keras karena situasinya. Tangkapan layar/Al Jazeera

Baca: Bertahun-tahun Buron, Mantan Perwira Polri Pembunuh Istrinya Sendiri Berhasil Diciduk

Baca: Daftar Khatib dan Imam Jumat 28 Juni 2019 pada 61 Masjid di Kota Banda Aceh

Baca: Menang Lotre Miliaran Rupiah hingga 14 Kali, Ekonom Rumania Ini Pakai Rumus Rahasia

"Saya baik-baik saja tinggal disini, karena saya takut miskin, jadi saya bekerja keras dan tinggal di sini, tempat ini juga memaksa saya bekerja lebih keras," katanya pada Al Jazeera.

Kamar-kamar ini juga memiliki kisah sejarah, salah satunya adalah Perang Dingin ketika China Mao berjuang dengan Uni Soviet untuk supremasi ideologis di blok Timur.

Kemudian tahun 1969, kedua negara berperang di perbatasan berdarah di sepanjang Sungai Amur, Mao memerintahkan orang-orang untuk "menggali terowongan dalam-dalam" sebagai perlindungan terhadap serangan udara Soviet.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved