Siswa Keracunan
Dinas Kesehatan Bener Meriah Teliti Penyebab Keracunan Siswa SDN Bandar Lampahan
Dinas Kesehatan Bener Meriah mengirimkan sample makanan penyebab keracunan yang mendera 29 anak SDN Bandar Lampahan, Kecamatan Timang Gajah.
Penulis: Muslim Arsani | Editor: Yusmadi
Laporan Muslim Arsani | Bener Meriah
SERAMBINEWS. COM, REDELONG - Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah mengirimkan sample makanan penyebab keracunan yang mendera 29 anak SDN Bandar Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Selasa (30/7/2019) lalu.
Dal hal ini Dinkes Bener Meriah akan berkerja sama dengan pihak BPOM, Dinas Perdagangan, dan dinas Pendidikan setempat, sehingg penyebab keracunan makanan itu bisa terkuak.
Seperti diketahui, berdasarkan data terbaru bahwa sebanyak 29 orang anak mengalami keracunan.
Tujuh dirujuk ke RSUD Munyang Kute malam itu juga.
14 orang dirawat di Puskesmas dan 8 orang di observasi.
Berita terkait
Baca: 18 Siswa SDN Lampahan Bener Meriah Keracunan Makanan, Ada Mual, Muntah dan Mencret
Baca: Diduga Keracunan Makanan Setelah Demo di KPU, Titiek Soeharto Jenguk Pendukung Prabowo di RSCM
Baca: Keracunan Alkohol Usai Minum Miras Palsu di India, Korban Tewas Melonjak Jadi 150 Orang
Hingga kemudian dibolehkan pulang ke rumah masing-masing.
“29 orang yang keracunan, 7 orang dirujuk ke RSUD muyang Kute, 14 orang dirawat dipuskesmas dan sebanyak 8 orang hanya di observasi dan setelah itu diperbolehkan pulang," kata Hasminarti Kabid P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) bagian survelans Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah, Iswahyudi M Kes, kepada Serambinews.com, mengatakan, setelah terjadi musibah keracunan itu pihaknya langsung memberikan pertolongan maksimal untuk penanganan secara intens bagi siswa-siswi yang masih duduk dibangku sekolah dasar tersebut.
Kemudian langsung mengambil sampel makanan untuk diteliti kandungan apa yang ada dalam beberapa makanan, yang diduga disantap oleh siswa.
"Saat ini masih ada anak - anak yang dirawat dipuskesmas sebanyak tiga orang, insyaallah hari ini ketiganya sudah bisa pulang," kata Kadiskes Bener Meriah.
Sementara, yang dirawat di RSUD Munyang Kute kondisi juga kita doakan cepat pulih," pinta Kadis Kesehatan ini.
“Satu lagi terkait dengan sampel makanan, hasilnya akan segara kita umumkan," tutupnya.
Berita lainnya
Baca: Abdya Sediakan 10 Beasiswa ke Timur Tengah, Hanya Tiga Mahasiswa yang Mendaftar
Baca: Mau Selamat Dunia Akhirat, Hindari Pembiayaan Konvensional
Baca: Ini Data Sementara Korban Kebakaran Rumah Bulu Sema Aceh Singkil
Sementara dari pihak BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), Sri Wardono mangatakan, panganan jajanan anak sekolah merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya. tanggung jawab pengelola kantin dan kepala sekolah
“Terserah bagaimana untuk mengelola kantin, tapi kalau soal jajanan, apalagi makanan siap saji itu tidak bisa dikemas lama," kembali wardono menegaskan.
Sabanyak 18 siswa Sekolah Dasar Negeri Bandar Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (30/7/2019) diduga keracunan makanan, yang dibeli dari sekolahnya tersebut.
Kejadian saat waktu jam sekolah ini, mengakibatkan siswa sekolah dasar tersebut harus dilarikan ke Puskesmas Lampahan, guna penanganan medis.
Bahkan, satu siswa dikabarkan sore tadi dibawa ke RSUD Muyang Kute untuk dirujuk. Karena kondisinya yang memburuk.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Fahmi Irwan Ramli, melalui Kapolsek Timang Gajah, Iptu Zufrijal, kepada Serambinews.com, Selasa (30/7/2019) mengatakan 15 siswa saat ini dirawat di Puskesmas Lampahan, dan 1 siswa harus dirujuk ke RSUD Muyang Mute.
Sementara dua siswa lainnya meminta untuk diobati di mantri kesehatan.
"Mereka mual, muntah dan menceret, kuat dugaan karena keracunan makanan yang dibeli saat istrahat sekolah," ujarnya.
Lihat Juga:
Baca: Wakajati Aceh Lantik Dua Asisten dan Tiga Kajari serta Koordinator
Baca: Pemkab Aceh Besar Letakkan Batu Pertama Ruang Terbuka Publik di Meunasah Papreun
Baca: Regu Tenis Aceh Siap Berlaga di Pra PON, Ini Profil Para Atletnya
Namun, ia belum bisa memastikan jenis makanan apa yang menjadi penyebab keracunan tersebut.
"Kita belum bisa memastikan kandungan zat apa yang membuat anak - anak keracunan, karena masih menunggu hasil lab dari RSUD Muyang Kute," pungkasnya.
Sampai berita ini diturunkan, puluhan siswa SD tersebut masih menjalani perawatan medis baik di Puskesmas Lampahan dan di RSUD Muyang Kute.
Dugaan Mie Pecal
Keracunan makanan yang mengakibatkan 18 siswa SDN Bandar Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (30/7/2019) harus mendapatkan perawatan intens baik di Puskesmas dan rumah sakit umum setempat.
Mereka diduga karena keracunan mie pecal.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Bener Meriah, AKBP Fahmi Irwan Ramli, melalui Kapolsek Timang Gajah, Iptu Zufrijal kepada Serambinews.com, Selasa (30/7/2019).
Ia mengatakan siswa yang mengalami pusing, mual, muntah dan mencret diakibatkan makanan yang dijual dilingkungan sekolah, berupa mie pecal.
"Berdasarkan interogasi terhadap anak - anak, hampir semua ada memakan mie pecal. Jadi kuat dugaan mereka keracunan akibat dari makanan ini," ungkapnya.
Mie pecal tersebut, lanjutnya dibeli siswa dari salah seorang pengajar di SDN itu.
Namun pihaknya belum bisa memastikan dari makanan apa yang menyebabkan anak sekolah dasar tersebut keracunan.
Berita lainnya
Baca: Usai Makan Kenduri Maulid, 28 Warga Ujong Rimba Pidie Alami Keracunan Massal
Baca: Sampel Makanan tak Ada, Rumah Sakit Kesulitan Ungkap Penyebab Keracunan 28 Warga Rinti, Pidie
Baca: 98 Santri Keracunan Pulang, 4 Masih Dirawat
"Hanya kuat dugaan kami saja, namun untuk memastikan kita tunggu hasil lab yang akan keluar nanti," tutur Iptu Zufrijal.
Lebih lanjut ia menegaskan, bahwa selain mie pecal yang sudah dijadikan bahan sample untuk lab, pihaknya juga telah membawa beberap sampel lainnya yang didapat dari sekolah tersebut.
Berupa sisa makanan sambal atau saus, serta minuman sachet.
Disebutkannya, untuk jajanan anak disekolah dasar Bandar Lampahan tersebut, setiap hari dewan guru menjual makanan secara bergiliran, karena disekolah tersebut tidak ada kantin.
"Untuk itu kita akan lakukan penyidikan, dari mana sumber makanan tersebut awalnya. Apakah memang sudah terdapat zat berbahaya saat mau diolah atau dimasak yang dibeli dari pedagang, kita akan dalami," tegasnya. (*)