Unsyiah Bentuk Forum Solusi untuk Aceh, Gelar Pertemuan Ilmiah Bulanan
forum ilmiah perdana membahas Optimalisasi Peran Multipihak Membangun Sinergisitas dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Aceh
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Pertama, membantu para mahasiswa miskin dengan beasiswa Bidikmisi, sehingga mengurangi beban pengeluaran orang tua si mahasiswa selaku penduduk miskin.
Solusi lainnya yang ditawarkan Prof Samsul Rizal adalah mengoptimalkan penghimpunan zakat dari para wajib zakat dan pemanfaatannya untuk sektor produktif.
Dr Zulkifli dari Bappeda Aceh menyebutkan, angka kemiskinan di Aceh kini menurun, sekitar 12.000 orang, tapi turunnya belum begitu memuaskan, karena hanya turun 0,36 persen.
Baca: Pemerintah Daerah di Aceh Harus Mampu Ubah Mindset Masyarakat Sehingga Wellcome dengan Investor
Dari sebelumnya 15,68%, kini menjadi 15,32%. Penduduk miskin di Aceh pada September 2018 sebanyak 831.000 jiwa pada Maret 2019 berkurang menajdi 819.000 jiwa.
Ia juga menyebutkan beberapa penyebab kemiskinan di Aceh.
Di antaranya, tingginya beban pengeluaran penduduk miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan (beras) dan nonmakanan (perumahan, biaya sekolah, transportasi, dan lain-lain).
Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman menambahkan faktor lainnya penyebab kemiskinan di Aceh.
Baca: Aceh Promosikan Potensi Investasi di Rusia, Sertakan Pelaku IKM yang Ingin Promosikan Produknya
Pertama, orang Aceh kurang produktif, kurang kreatif, kurang jiwa entrepreneurship, selalu menunggu pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan, PNS oriented, dan kurangnya akses ke perbankan.
“Sekarang zaman online, jadi bisnis pun harus berbasis online. Semua lini sudah mengalami disrupsi. Semua barang dan jasa yang tidak ikut perkembangan zaman, akan tergilas. Maka perlu inovasi, bahkan mahasiswa pun perlu dilatih vokasi bisnis, supaya punya bekal kerja setamat kuliah,” sarannya seraya menambahkan perlunya sinergisitas dan perbaiki karakter.
Prof Humam Hamid mengapresiasi berkurangnya angka kemiskinan di Aceh dalam setahun terakhir, karena itu menandakan pemerintah bekerja, bukan duduk diam.
Baca: Ibunya Cleaning Service di Lampulo, Begini Kisah Anak Yatim Berjuang Hingga Lulus Polisi
Ia berharap dalam waktu tak terlalu lama lagi angka kemiskinan di Aceh bisa di bawah satu digit, bukan seperti sekarang masih 15,32 persen dan lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Dengan memperhatikan tren rata-rata penurunan angka kemiskinan di Aceh selama 12 tahun (2006-2018) sebesar 0,86%, ia prediksi kemiskinan Aceh baru bisa 1 digit pada tahun 2028 (9,3%).
Atau paling cepat pada tahun 2022 (9,74%) jika penurunannya 1,86% seperti terjadi pada tahun 2013 dan paling lama tahun 2035 (9,56%) jika penurunannya cuma 0,36 persen seperti terjadi pada tahun 2018.
Humam berharap, “Kita yang kini hidup di Aceh hendaknya menjadi generasi yang terakhir melihat adanya kemiskinan.” (*)
Baca: FOTO-FOTO: Kuasai 7 Bahasa Dunia, Kopral Kodam IM Dampingi Ibu-ibu Atase Militer 22 Negara