Festival Sastra
Dua Penyair Aceh, Mustafa Ismail dan Pilo Poly Jadi Penggerak Festival Sastra Bengkulu
Mustafa Ismail dibantu penyair asal Pidie Jaya lainnya Pilo Poly dan penyair Bengkulu Willy Ana untuk memuluskan jalannya Festival Sastra Bengkulu.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Dua Penyair Aceh, Mustafa Ismail dan Pilo Poly Jadi Penggerak Festival Sastra Bengkulu
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Dua penyair asal Aceh, Mustafa Ismail dan Pilo Poly, bersama penyair Bengkulu, Willy Ana, Iwan Kurniawan dan lain-lain berhasil menggerakkan Festival Sastra Bengkulu untuk kedua kalinya pada 2019 ini.
"Insya Allah penyelenggaraan Festival Sastra Bengkulu tahun ini akan jauh lebih baik dari tahun lalu," kata Mustafa Ismail, penyair kelahiran Trienggadeng, Pidie Jaya, di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Mustafa Ismail dibantu penyair asal Pidie Jaya lainnya Pilo Poly dan penyair Bengkulu Willy Ana untuk memuluskan jalannya Festival Sastra Bengkulu.
"Ini adalah penyelenggaraan yang kedua kalinya. Kita melakukannya bersama-sama dengan penyair dan seniman Bengkulu dan penyair Indonesia lainnya," kata Mustafa Ismail yang bekerja sebagai editor di Koran TEMPO Jakarta.
Teror Terhadap Wartawan, Anggota Komisi Hukum III DPR RI Minta Polisi Segera Mengungkap Pelakunya
Dua Pejabat Eselon II Mengundurkan Diri dari Lelang Jabatan
Mahasiswa Tuntut Polisi Jangan Tutupi Kasus Pelecehan Seksual yang Diduga Oknum Pejabat Aceh Jaya
Ongkos Pesawat Mahal, Lobster Pulau Banyak Aceh Singkil tak lagi Diekspor
Penyair Bengkulu, Willy Ana mengatakan, Festival Sastra Bengkulu (FSB) berlangsung pada pada 13-15 September 2019 di Bengkulu.
Festival kali ini menghadirkan para penulis dan sastrawan nasional dan mancanegara, seperti penyair, penulis cerpen, novelis, dan esais.
Disebutkan FSB 2019 mengetengahkan tema Sastra, Tradisi dan Anak Muda. Tema yang dipilih untuk memberi ruang yang luas untuk anak muda untuk menulis dan mengapresiasi sastra. Tema tersebut juga mengandung pesan agar anak muda tidak melupakan tradisi dan budayanya.
"Maka itu, karya sastra, anak muda dan tradisi adalah hal yang tak terpisahkan, " kata Willy Ana.
Kegiatan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama ditujukan untuk peserta sastrawan dan penulis nasional dan luar negeri. Panitia mengundang penulis dengan proses kurasi.
Kejari Aceh Barat Musnahkan 40 Amunisi, Rokok Ilegal Hingga Narkotika
IPAMAS Meukek Galang Dana Untuk Korban Kebakaran di Bakongan Aceh Selatan, Ini Lokasi Penggalangan
BNPB Pusat Kirim Satu Unit Helikopter Ke Aceh Barat Untuk Padamkan Karhutla
Para penulis dan sastrawan disyaratkan mengirim karya kepada panitia, lalu karya-karya itu akan diseleksi oleh tim kurator yang terdiri dari para sastrawan nasional yakni Kurnia Effendi, Iyut Fitra, dan Iwan Kurniawan.
"Dari sana panitia akan memilih 50 penulis dengan karya terbaik untuk mengikuti festival," ujar Willy Ana.
Kelompok kedua ditujukan bagi para para pelajar dan mahasiswa Bengkulu yang berusia maksimal 25 tahun.
Penulis muda, mahasiswa dan pelajar kami persilakan untuk mendaftar dengan membaca informasi di blog resmi FSB, kata Ana. Penjaringan penulis muda itu akan dilakukan oleh kurator nasional.(*)