Opini

Menyongsong 1441 Hijriyah  

Waktu terus berjalan tanpa memperdulikan kelengahan dan kelalaian kita. Terkadang seiring bergulirnya waktu kita menjadi semakin mapan

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto Menyongsong 1441 Hijriyah   
IST
Syukri Rizki Kandidat Master pada Southeast Asian Studies di Goethe University, Jerman

Kita bisa berhijrah secara fikriyah dari cara-cara kita yang mungkin kurang Islami saat menangapi isu-isu sekularisasi, kapitalisasi, liberalisasi, dan pluralisasi. Manakala pemikiran kita sudah terlampau liar dengan meragukan segala sesuatu yang digariskan sebagai haram dan halal, lantas memandang baik dan buruk hanya dengan kaca mata subjektifitas belaka, di saat itu kita harus lekas berhijrah menuju kesehatan berpikir yang islami dengan bimbingan ajaran wahyu ilahi.

Kita bisa berhijrah dalam hal syu'uriyah ketika rasa dan ketertarikan kita masih berkiblat ke nilai-nilai yang jauh dari Islam. Ketika bahan bacaan kita, film yang kita tonton dan ideologi yang kita pelajari mulai memberi dampak degradasi pada iman, maka sudah seyogyanya kita sesegera mungkin berhijrah ke jalan yang lurus di bawah naungan Islam yang kokoh.

Kita mungkin juga bisa berhijrah dalam hal sulukiyah saat terjadi kemerosotan akhlak dan adab pada kehidupan masyarakat kita akibat terpaparnya dengan pemikiran-pemikiran bebas yang tidak berdasarkan Al-Quran dan hadist Nabi SAW.

                                                                                                                             Aksi nyata berhijrah

Sudah saatnya kenangan tentang hijrah Nabi SAW tidak hanya tinggal sebagai bacaan di buku-buku sejarah, tapi lebih kepada aktualisasi yang bisa membawa kepada perubahan ke arah yang lebih bermartabat, baik secara individu maupun kolektif. Secara individu diri sendirilah yang paling tahu seluk beluk kekurangan kita dan tujuan perubahan yang akan kita niatkan.

Secara kolektif kita bisa sama-sama menganalisa kekurangan dalam berbagai sektor kehidupan yang menunggu gerakan hijrah berjamaah kearah yang lebih menjanjikan, sehingga mampu bersaing dan menjadi rujukan untuk bangsa-bangsa lain

Dengan semangat Hijriyah 1441, penulis mengajak pembaca untuk bersama-sama hijrah. Dalam konteks Aceh, mari kita berhijrah menyongsong kekaffahan syariat Islam yang sudah bersenyawa dengan identitas kita. Mari berhijrah dari bersikap acuh tatkala memilih pemimpin, sehingga pemimpin yang mewakili kita benar-benar merupakan sosok yang dapat menampung aspirasi dan cakap melihat apa yang harus diprioritaskan dan apa yang boleh ditunda.

Terakhir, mari kita juga hendaknya berhijrah dari rasa malas membaca dan menganalisa tentang lingkungan kita, sehingga sirnalah kejumudan berpikir yang berbahaya bagi intelektualitas akal sehat kita.

Buktikanlah bahwa kita bisa menjadi asbab sebuah perjalanan hijrah yang dinamis bagi rakyat Aceh; hal ini mengindikasikan bahwa kita peduli dengan setiap warisan luhur untuk masa kini dan masa-masa selanjutnya yang terus berjalan dan berganti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved