Berita Viral

Pria yang Menikahi Mahluk Halus Ternyata Suka Kopi Gayo dan Bako Ijo

Sampai sekarangpun, pernikahan Mbah Kodok dengan Peri Roro Setyawati terus diingat orang sebagai peristiwa yang mengguncangkan.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
For Serambinews.com
Mbah Kodok Ibnu Sukodok bersama wartawan Serambinews.com Fikar W.Eda. 

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS COM, JAKARTA -- Disapa Mbah Kodok.

Lengkapnya Kodok Ibnu Sukodok.

Usianya 69 tahun.

Tubuhnya ceking.

Rambut putih dan mengenakan topi.

Dialah laki-laki yang menikah dengan mahluk halus, seorang peri bernama Roro Setyowati.

Pernikahan tak lazim itu dilakukan secara besar-besaran menggunakan adat Jawa di Ngawi Jawa Timur.

Baca: Tak ada Hidangan Untuk Manusia, Ini Dia Warung Makan Unik untuk Makhluk Halus di Yogyakarta

Baca: Donita Bisa Lihat Makhluk Halus

Baca: Dibisikin Makhluk Halus, Karyawan Perkebunan Minum Racun

Pernikahan itu sempat heboh dan viral di media sosial.

Sampai sekarangpun, pernikahan Mbah Kodok dengan Peri Roro Setyawati terus diingat orang sebagai peristiwa yang mengguncangkan.

Aslinya ia bernama Purwoto Mangun Baskoro.

Seniman berat di Solo.

Aktor teater, musikus, dan perupa.

Semua dijalaninya secara otodidak.

"Aku tak ingin jadi jalan raya yang macet dan polusi. Aku ingin jadi rel kereta, punya jalannya sendir,i" katanya mengenai filosofi kehidupannya. Pernah bergabung dengan Bengkel Teater Rendra sebagai anggota angkatan III.

Baca: Besok, Pendaftaran Gowes Bank Aceh Syariah Dibuka, Hadiah Utama Paket Umrah

Baca: Usai Pengambilan Sumpah, Ketua DPRK Bireuen Sementara Rusyidi Mukhtar Sambut Ratusan Pendemo

Baca: Pembobol Kaca Mobil di Aceh Barat Ditangkap, Sempat Bawa Kabur Rp 100 Juta, Tersangka Asal Sumut

Ia sampai kini menempati salah satu ruangan di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Jalan Ir. Sutami.

"Saya suka Kopi Gayo dan Bako Ijo atau tembakau hijau," kata Mbah Kodok dalam percakapan dengan serambinews.com yang berlangsung dini hari di Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Sabtu(31/8/2019)

Mbah Kodok hadir menyaksikan dua pertunjukan Ekspedisi seni kopi Gayo di Taman Binatang Jurug dan Balaikota Solo.

"Saya menikmati kesenian seperti ini, gembira dan mengalir," katanya sambil menikmati beberapa cangkir kopi Gayo dan tembakau ijo yang dibawa dari Aceh Tengah.

Mbah Kodok awalnya mengaku takut saat diminta menikah dengan peri oleh Bramantyo Prijosusilo, seniman dan kawan karibnya.

Tapi suatu malam, ia bermimpi bertemu seorang perempuan yang memintanya membersihkan sendang atau sumber mata air di Alas Ketonggo dan berbagai nasihat lainnya.

Baca: Terkait Surat Edaran Wajib Berbahasa Aceh Hari Jumat, Ini Tanggapan Majelis Seniman Aceh

Baca: Empat Seniman Aceh Diusulkan Duduk di Akademi Jakarta dan Dewan Kesenian Jakarta

Baca: Pembobol Kaca Mobil di Aceh Barat Ditangkap, Sempat Bawa Kabur Rp 100 Juta, Tersangka Asal Sumut

Sebelumnya ia, memang datang ke Hutan Katonggo.

Waktu itu ia ingin buang air besar.

Kebetulan di sana ada sungai.

Lalu buang hajat begitu saja.

Tak lama berselang ia bermimpi didatangi perempuan mengenakan pakaian Jawa memberinya petuah dan nasihat agar tidak merusak sumber mata air di hutan.

"Pertemuan hanya melalui mimpi begitu," kata Mbah Kodok, sampai akhirnya dia memutuskan menikahi sang mahluk halus dbernama Roro Setyowati itu tadi.

Perosesi pernikahan berlangsung pada Oktober 2018, di kediaman Bramantyo. Dilakukan secara adat Jawa, lengkap dengan proses siraman dan sebagainya.

Hanya saja saat duduk di pelaminan, cuma Mbah Kodok yang tampak. Pengantin wanita tak kelihatan. Di pelaminan diletakkan sanggul, kain, dan sendal hitam.

Pernikahan itu dihadiri lebih dari 1.000 orang, dijaga 30 polisi, 20 satpol PP dan 15 Banser.

Video pernikahan Mbah Kodok dan peri Roro Setyowati ditonton oleh 1,6 orang. "Tapi saya tak dapat satu rupiah pun dari video yang viral itu," katanya sambil tertawa lepas.

Sejak pernikahannya dengan sang peri, kawasan Alas Katonggo Paron Ngawi terpelihara dengan baik. Hutannya lestari dan dirawat warga.

"Saya ingin bertemu bupati minta dibangunkan balai warga di sana, sebagai pusat kesenian warga. Dan menggalakkan penanaman pohon di hutan sekitar guna menjaga alam tetap lestari dan menyediakan sumber air bagi warga," kata Mbah Kodok yang berhasrat datang ke Aceh menjenguk Serambi Mekkah. Ia mengaku punya keponakan di Aceh Utara. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved