Kisah Inspiratif

KISAH Inspiratif - Proposal Unik, Aneh bin Ajaib Wujudkan Mimpi Misbahul Munawar Kuliah di Eropa

Kisah inspiratif ini ditulis oleh Misbahul Munawar, alumnus UIN Ar-Raniry yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Baku, Azerbaijan.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Kun Misbahul Munawar
Misbahul Munawar bersama tas Kuwah Tuhee di Baku, Azerbaijan. 

Misbahul Munawar melajutkan kisahnya, sebelum dan setelah menamatkan kuliah dia bekerja di beberapa tempat dengan beragam jenis pekerjaan.

Mulai dari volunter (relawan) politik, agen demo bayaran, wartawan amatiran, moderator acara seminar untuk amprahan, tim survei pesanan, penjual kopi musiman, guru pasantrenan, dai cadangan, penjual minuman pinggir jalan, hingga kuli bangunan.

“Bahkan sering diajak jadi kuli pikul angkut es balok ke kapal ikan di kala Rabu petang,” cerita dia.

Tidak tahan terhadap pekerjaan yang tidak karu-karuan, guru dan temannya menyarankan dia untuk pergi ke kampung Inggris, Pare-Kediri, Jawa Timur.

Menurut dia, kepergiannya ke Kampung Inggris itu bertujuan untuk mendapatkan skill baru, yaitu bisa berbicara English.

“Kala itu bahasa Inggris saya nol dan belum ada rencana lanjut S2,” kata dia.

Pada akhir 2017, berangkat lah Munawar ke kampung Inggris Pare, di Kediri Jawa Timur.

“Sesampainya di sana saya sangat jauh tertinggal, tidak tau apa apa, gelap seperti ‘orang Tiongkok menonton saman’,” katanya.

Istilah “Orang Tiongkok (Cina) menonton Saman (tarian)” adalah tamsilan orang Aceh untuk orang-orang yang tidak mengerti dengan apa yang sedang dilihatnya atau kejadian di sekelilingnya.

Istilah serupa juga sering disebut “la rakdu” alias “hana teupeu reudok”.

“Pertama datang have dan has saja tidak tau bedanya. 2 minggu awal di kampung inggris saya belajar dari Nol, bersama anak SD dan SMP, tertatih tatih bahkan sering ditertawakan teman sekelas, sabar dan tahan malu saya lalui hampir 2 bulan,” kata dia.

“Selanjutnya mulai berani berbicara, walau terbata bata, disanalah termotivasi melanjutkan S2 ke luar negeri,” lanjut Munawar.

Baca: Pare, ‘Kampung Inggris’ yang Bersahabat

Baca: 50 Teungku Belajar Bahasa Arab dan Inggris ke Kampung Inggris

Setelah satu tahun dua mengasingkan diri di Kampung Inggris, Misbahul Munawar menulisnya dengan kalimat ‘Berkhalwat di Forbidden area’, ia kembali dengan membawa pulang oleh-oleh Toefl 553 dan score IELTS 6.0.

“Begitulah final score untuk anak kampung yang tidak tau apa bedanya Has dan Have di awal,” kata dia.

Sertifikat dari Kampung Inggris Pare ini menambah kepercayaan diri Misbahul Munawar ke jenjang yang lebih tinggi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved