Berita Subulussalam
Kemelut Fraksi, Ketua PBB Subulussalam: Ini Bukan Soal Koalisi atau Oposisi, Tapi Kepentingan Rakyat
Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Subulussalam, Karlinus meminta para wakil rakyat di DPRK agar segera menuntaskan pembentukan fraksi-fraksi...
Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
Lalu Fraksi Golkar/PNA atau Karya Nanggroe sebanyak lima kursi yaitu gabungan Golkar dan PNA. Terakhir Fraksi Sada Kata meliputi lima kursi yaitu PKS, PBB, PKPI masing-masing satu kursi plus dua kursi dari Demokrat. Sebenarnya, kata Ade Fadly, sesuai aturan jika ada satu fraksi utuh maka dibolehkan membentua dua fraksi gabungan. Masalahnya di Subulussalam selain satu fraksi utuh muncul tiga fraksi gabungan sehingga sesuai aturan hal ini tidak memungkinkan.
Dalam hal ini, Fraksi Hanura menurut Fadly siap menampung para anggota DPRK untuk bergabung dengan mereka. Namun sejauh ini belum ada anggota DPRK yang siap bergabung. Semua fraksi mempertahankan argument dan enggan berbaur sehingga membuat rapat menjadi buntu.”Makanya kami harus berkonsultasi dulu ke provinsi,” ujar Fadly
Buntunya pembentukan fraksi ini berimbas pada penyusunan alat kelengkapan DPRK Subulussalam lainnya seperti komisi-komisi, badan legislasi (banleg) dan badan anggaran (banggar).
Disnaker Aceh Timur Data Jumlah Penduduk Kota Terpadu Mandiri di Seumanah Jaya, Ini Harapan Petani
Sebab, personel yang masuk dalam alat kelengkapan tersebut merupakan utusan fraksi-fraksi di DPRK Subulussalam. Meski begitu, untuk Tata tertib (Tatib) DPRK Subulussalam sudah hampir rampung dibahas.
Belakangan muncul kabar jika terjadi perpecahan di fraksi gabungan Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Nanggroe Aceh (PNA) atau Karya Nanggroe. Kabar perpecahan fraksi Golkar-PNA ini diperoleh Serambinews.com, Sabtu (28/9/2019) di mana Partai Nanggroe Aceh (PNA) Kota Subulussalam mundur dari koalisi dengan golkar.
PNA pun kabarnya merapat ke fraksi gabungan Sada Kata yang terdiri empat parpol yakni Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bulan Bintang dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI).”Benar, kami mundur dari koalisi dengan partai Golkar,” Syamsul Anwar, sekretaris DPW PNA Kota Subulussalam ketika dikonfirmasi.
Pernyataan mundurnya PNA dari fraksi Golkar ini dituangkan dalam surat resmi tertanggal 27 September 2019. Surat bernomor 101/PNA-PEM/IX-2019 ditujukan kepada Ketua DPD II Partai Golkar dengan ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPW PNA, Musmuliadi dan Syamsul Anwar. Dalam surat tersebut disebutkan jika PNA Subulussalam mundur dan mencabut kembali rencana susunan fraksi serta alat kelengkapan dewan yang pernah ditawarkan kepada mereka.
Sekretaris DPW PNA Subulussalam Syamsul Anwar membenarkan kopian surat mundurnya PNA dari koalisi dengan Golkar. Sejauh ini Syamsul memang belum menjelaskan alasan mengapa mereka mundur dari koalisi dengan Golkar.
“Intinya surat kami mundur dari fraksi golkar benar dan kami bergabung dengan fraksi Sada Kata,” terang Syamsul Anwar
Sebelum mundur dari koalisi dengan golkar, PNA Subulussalam ternyata sudah melayangkan surat kepada Ketua DPRK Subulussalam. Surat bernomor 102/PNA-GFS/IX/2019 ini terkait pernyataan untuk gabung ke fraksi Sada Kata.
”Bersama ini kami Partai Nanggroe Aceh (PNA) memberitahukan kepada Ketua DPRK Subulussalam bergabung ke fraksi Sada Kata,” demikian surat PNA yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris DPW PNA, Musmuliadi dan Syamsul Anwar.
Cara Kemenkumham Aceh Bina Napi, Bangun Gampong Asimilasi, Kenduri, Hingga Zikir Bersama di Lapas
Ini Ormas yang Deklarasi Perempuan Dilarang Berkeliaran Malam tanpa Didampingi Mahram
Terkait Perppu KPK, Surya Paloh: Salah-salah Presiden Bisa Diimpeach
Sementara DPD II Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Subulussalam ternyata belum tau perihal mundurnya Partai Nanggroe Aceh (PNA) dari koalisi sebagaimana surat bernomor 101/PNA-PEM/IX-2019.”Begitu pula, mungkin Senin ini sudah sampai suratnya tu,” kata Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Subulussalam, Fajry Munthe ketika dikonfirmasi Serambi, Sabtu (28/9) apakah pihaknya telah menerima surat pengunduran PNA.
Fajry yang juga calon Wakil Ketua DPRK Subulussalam dari Golkar, mengaku belum menerima surat terkait pengunduran PNA dari koalisi mereka. Fajry pun belum memberikan jawaban tentang arah politik Golkar Subulussalam pascakeluarnya PNA dari fraksi yang semula digagas. Yang penting, kata Fajry golkar tetap akan terarah.
Fajry pun mengakui jika mundurnya PNA dari koalisi mereka merupakan keputusan sepihak. Namun, lagi-lagi Fajry meminta waktu untuk memberikan keterangan persnya menyangkut pecahnya koalisi fraksi partai berlambang pohon beringin dengan partai besutan Irwandi Yusuf ini.
”Nanti saya berikan keterangan pers untuk menjawab masalah ini,” ujar Fajry