Bangkai Babi di Sungai Subulussalam
Tim Peternakan Distanbunkan Subulussalam Pantau Ternak Babi Warga, 15 Ekor Dilaporkan Mati
Kepada warga yang memelihara babi, tim peternakan melakulan sosialisasi pencegahan penularan dan penanganan yang mati. Lalu, kata Sulisman, pihaknya
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
Jadi, kata Sulisman, sesuai data lapangan kemarin, sementara waktu jumlah babi ternak warga di Penanggalan Subulussalam terpantau tinggal 60 ekor.
Tim peternakan belum tahu persis, penyebab kematian ternak babi masyarakat Penanggalan di Subulussalam.
Ketika ditanyai apakah terjangkit virus cholera, Sulisman mengaku belum bisa memastikan.
Pihaknya akan melanjutkan kembali pemantauan terkait ternak babi.
Untuk bangkai babi yang mati telah dikubur ke dalam tanah oleh pemiliknya.
”Nanti kita akan pantau lagi ke lokasi,” ujar Sulisman.
Sebagaimana berita sebelumnya, masyarakat Kota Subulussalam mulai dihebohkan dengan banyaknya bangkai babi hanyut di Sungai Souraya.
Dalam beberapa hari terakhir.
Pasalnya, berat dugaan bangkai babi tersebut mati akibat terpapar penyakit kolera.
• Bangkai Babi Hanyut di Sungai Singkil, Wakil Bupati Perintahkan Stop Air PDAM
"Sudah beberapa hari ini banyak bangkai babi yang hanyut di sungai Souraya,” kata Andong Maha, salah seorang warga asal Desa Sigrun, Kecamatan Sultan Daulat, kepada Serambinews.com, Kamis (14/11/2019)
Informasi yang dihimpun Serambinews.com, hingga Kamis (14/11/2019) sejumlah bangkai babi masih terlihat hanyut di Sungai Souraya.
Seperti terjadi di dekat jembatan Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulusalam.
Kabar soal bangkai babi yang hanyut di Sungai Souraya, videonya diposting di akun facebook salah seorang warga Subulussalam.
Dalam video 1.24 menit tersebut, kondisi sungai Souraya tampak keruh dan menguning.
Video kiriman warga ini diabadikan dari atas jembatan Gelombang atau penghubung Desa Suka Maju dengan Sigrun.