Bangkai Babi di Sungai Subulussalam
Tim Peternakan Distanbunkan Subulussalam Pantau Ternak Babi Warga, 15 Ekor Dilaporkan Mati
Kepada warga yang memelihara babi, tim peternakan melakulan sosialisasi pencegahan penularan dan penanganan yang mati. Lalu, kata Sulisman, pihaknya
Penulis: Khalidin | Editor: Nurul Hayati
“Itu kiriman teman saya, kejadian di Gelombang,” kata Yathie, pemilik akun facebook yang memposting bangkai babi hanyut di sungai.
• Kadis LHK Subulussalam Segera Koordinasikan Masalah Dampak Bangkai Babi di Sungai Souraya
Dalam video, warga tampak heboh menyaksikan banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang membelah Desa Suka Maju dengan Sigrun ini.
Warga menyatakan, bangkai babi berwarna putih tersebut sudah busuk.
Warga pun meyakini, jika babi yang mati merupakan ternak, bukan babi hutan.
Sebab, warna babi hutan biasa hitam.
Sedangkan ternak putih.
”Ini kami yakini babi ternak dan diduga sudah terpapar kolera,” tambah Andong.
• Dinkes Subulussalam Tunggu Respon DLK, Terkait Bangkai Babi di Sungai Souraya

Menurut Andong, kejadian bangkai babi hanyut tersebut sudah berlangsung hampir sepekan terakhir.
Namun, bangkai babi yang hanyut tidak sekaligus atau terjadi interval beberapa jam.
Dikatakan, bisa saja dalam beberapa menit hanyut lima ekor bangkai babi.
Lalu beberapa jam kemudian hanyut lagi beberapa ekor.
Beberapa bangkai babi dewasa bahkan telah busuk dan pecah.
Ada pula bangkai babi yang tersangkut di jaring para nelayan tradisional di sungai Souraya itu.
Intinya, kata Andong, setiap hari ada saja bangkai babi yang hanyut.
• Tanggapan Wawalkot Subulussalam Soal Bangkai Babi: Warga DAS jangan Minum Air Sungai Souraya
Sehingga warga menduga, kuat kalau hal tersebut disebabkan virus kolera.