Petir Landa Subulussalam
Dalam Kurun Sebulan, 7 Warga Subulussalam Jadi Korban Sambaran Petir, Berikut Deretan Korban
Hujan deras, petir menyambar dan angin kencang melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya selama empat bulan terakhir ini.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Selain anak didik, seorang guru pesantren bernama Aslamiah (26) bersama putrinya Hafiza (2) tak luput dari sambaran petir.
Sedangkan dua korban lainnya merupakan penduduk Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri yaitu Heri Jona (18) dan Hamat Sagala (43).
Petugas Ponpes Mardhatillah, Darwin (29) mengatakan, petir menyambar sekitar pukul 15.20 WIB sesaat setelah hujan deras dan angin kencang. Saat itu santri sedang di kantin dan sebagian lainnya di kelas.
“Sambaran petir hanya mengenai enam orang, termasuk istri dan anak saya,” kata Darwin.
Korban baru merasakan sengatan panas seperti disetrum setelah 15 menit kejadian. Korban langsung menjerit dan berhamburan minta tolong.
“Kami langsung menolong dengan cara menanam korban di dalam lumpur. Setelah itu korban diboyong ke Puskesmas Penanggalan untuk penanganan medis,” kata Darwin
Masih di 2012, hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Subulussalam, Rabu (1/2/2012) sore tadi membawa petaka bagi Zulkifli (25),penduduk Jalan Sultan Daulat, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.
Pemuda yang sehari-hari bekerja di Kantor Kesbangpol dan Linmas Kota Subulussalam itu kritis akibat disambar petir saat sedang mengendarai sepeda motornya di Jalan Pertemuan.
Salah seorang saksi mata, Medan Rayali (33) kepada Serambinews.com mengatakan, peristiwa naas itu terjadi sekitar pukul 16.40 WIB ketika hujan deras mengguyur Subulussalam.
Saat kejadian,korban tengah mengendarai sepmor dari arah Jalan Teuku Umar menuju Jalan Malikussaleh.
Namun ketika sedang melintas di Jalan Pertemuan, menjelang Kantor DPRK Subulussalam tiba-tiba petir menyambar korban.
Melihat kejadian tersebut, Medan bersama sejumlah warga langsung mengejar memberikan pertolongan dengan melumpuri tubuh korban ke halaman rumah penduduk setempat.
Tubuh korban pun dilumuri dengan lumpur.
Hal itu dilakukan untuk menghilangkan rasa panas yang menyengat tubuh korban akibat sambaran petir.
Kemudian masih di tahun 2012, nasib tragis menimpa pasangan suami istri Rusman Banurea (40) dan Megawati bru Samosir (36) Penduduk Jalan Sosor, Lorong At Taubah, Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.