Virus Corona Serang China

Virus Corona Serang China, Mahasiswa Aceh di Wuhan Bertahan di Asrama, “Kami Krisis Masker”

Sebanyak 15 mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Kota Wuhan, China, saat ini mengaku terisolasi di dalam asrama.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
For Serambinews.com
Alfi Rian Tamara (paling depan) mahasiswa asal Aceh bersama rekan-rekannya terisolasi di dalam asrama kampus di Central China Normal University Kota Wuhan, Jumat (24/1/2020) malam. Kota Wuhan, tempat virus corona berasal, telah ditutup untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut. 

Tak Bisa Kembali ke Beijing

Sementara itu, RadioABCAustralia dalam sebuah artikel yang dikutip Tribunnews.com menuliskan laporan seorang warga China tentang kondisi Kota Wuhan saat ini.

Warga bernama Emoriz Cong ini adalah warga China yang baru datang ke kota Wuhan tiga hari lalu untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya.

Tapi sekarang ia tidak bisa kembali ke Beijing, karena ada larangan meninggalkan kota Wuhan yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.

Kota Wuhan, tempat virus corona berasal, telah ditutup untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut.

Saat ini 600 orang sudah terjangkit virus corona dengan gejala seperti pneumonia.

Sebanyak 18 orang dilaporkan tewas akibat jangkitan virus itu.

Petugas memeriksa kesehatan seorang warga di Guangzhou, China, Rabu (22/1/2020). China saat ini sedang menghadapi serang virus yang dikenal sebagai
Petugas memeriksa kesehatan seorang warga di Guangzhou, China, Rabu (22/1/2020). China saat ini sedang menghadapi serang virus yang dikenal sebagai "2019-nCoV". Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan pada 2019 dan kemudian ditularkan dari orang ke orang. (ANADOLU AGENCY/STRINGER)

Jumlah populasi di kota metropolitan ini mencapai lebih dari 11 juta orang, lebih banyak dibandingkan kota New York dan London.

Kepada ABC, Emoriz mengatakan baru tahu seberapa bahayanya virus corona ketika sudah dalam kereta menuju Wuhan.

"Saya sedang di kereta dalam perjalanan ke Wuhan ketika ada (berita) live di TV. Sebelum mendengar berita itu, kami tahu virus ini berbahaya, tapi (kami kira) tidak sebahaya itu," katanya.

Ia tidak melihat banyak orang menggenakan masker saat berada di kereta.

Beruntung, temannya memberi tahu jika masker sudah habis di toko-toko Wuhan, sehingga ia membeli beberapa kotak dari Beijing.

Orang tuanya juga sudah siap siaga dengan menyimpan persediaan makanan sebelum Imlek, karena sekarang toko-toko sudah banyak yang "tutup untuk alasan steril".

"Saya dan orangtua belum keluar rumah selama tiga hari. (Kami) keluar hanya kalau mau membuang sampah," katanya.

Di jejaring sosial, banyak warga yang menyampaikan rasa ketakutan mereka karena terjebak di kota tempat virus mematikan itu berasal.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved