Virus Corona Serang China

Cerita Mahasiswa Aceh Tinggali China, Masjid Ditutup akibat Virus Corona dan Pinjam Uang Beli Tiket

"Saat Hari Jumat itu saya mau ke masjid, tapi masjidnya ditutup tidak melayani jamaah, di situ saya mulai panik," cerita Sahuddin.

Penulis: Subur Dani | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ HENDRI
Muhammad Sahuddin, mahasiswa Aceh yang saat ini kuliah di China tiba di Bandara SIM Blangbintang, Aceh Besar, Selasa (28/1/2020). 

Mahasiswa program doktor ini menceritakan, wabah corona virus benar-benar 'melumpuhkan' kota tempatnya bermukim.

Jumat lalu saat dia masih berada di Nanjing untuk melaksanakan shalat Jumat di masjid, dia mendapati masjid yang sering didatanginya itu ditutup.

"Saat Hari Jumat itu saya mau ke masjid, tapi masjidnya ditutup tidak melayani jamaah, di situ saya mulai panik," cerita Sahuddin.

Wabah Virus Corona di Wuhan Dikaitkan dengan Program Senjata Biologi China, Benarkah?

Melihat kondisi yang sudah semakin parah akibat virus corona, Sahuddin pun mencari solusi sendiri.

Keinginan terbesarnya adalah segera ke luar dari China dan pulang ke Aceh.

Sahuddin langsung mencari cara untuk bisa ke luar dari kota tersebut.

Meskipun ia mengaku, terpaksa meminjam uang ke kerabatnya untuk biaya tiket ke Indonesia.

Menurutnya, Pemerintah Nanjing juga membuat aturan tidak boleh bertemu dengan orang ramai.

"Saya berpikir untuk ke luar dari China secepat mungkin, minimal bisa sampai ke Kuala Lumpur saja,” ujar Sahuddin.

Selama perjalanan dari China ke Indonesia, Sahuddin menjalani pemeriksaan ketat dari pihak bandara.

Hal itu dialaminya, karena ia baru berangkat dari China.

Negara yang geger dengan virus mematikan itu.

“Alhamdulillah saya tidak ada apa-apa, karena saya tidak ada riwayat perjalanan ke Wuhan, alhamdulillah saya steril," ujarnya.

Pemko Sabang akan Tetap Perpanjang SK Tenaga Harian Lepas, Ini Alasannya

Meskipun saat ini Sahuddin sudah tiba di Aceh, namun dia berharap Pemerintah Aceh segera memikirkan cara untuk mengevakuasi 12 mahasiswa Aceh di Wuhan.

"Memang ini otoritasnya pemerintah pusat. Mungkin, gubernur dan kepala dinas bukan tidak mampu memulangkan mereka, tapi karena tidak ada kapasitas untuk menyelesaikan hal itu, karena bidangnya KBRI dan Kemenlu. Saya berharap mereka segera dipulangkan karena bisa tertekan batin,” katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved