Citizen Reporter
Makam Syekh Syamsuddin As Sumatrani di Melaka, Bukti Sejarah Keperkasaan Aceh
Di Kampung Ketek Melaka inilah terletak Makam Tokoh Ulama Agung Sufi Aceh yaitu ; Syekh Syamsuddin As Sumatrani, Indatu leluhur Aceh yang ahli sastra
Sumber lain menyatakan lagi bahwa ; persaingan dagang lada muslim akan sangat terganggu dikawasan selat Melaka yang memang pada saat itu paling sibuk arus pedagang keluar masuk ke Aceh dari dan ke Eropah.
Tujuan kehadiran Portugis di Melaka untuk tujuan mendominasi perdagangan laut dan menyebarkan Agama Kristen dan Khatolik pada kawasan itu, pada sendiri nya sudah mengganggu stabilitas penguasa Aceh di kawasan Selat Melaka dan terganggunya para pelaku ekonomi muslim dalam menjalankan aktivitasnya di jalur emas Selat Melaka tersebut.
• Menangkap Peluang di Antara Pelancong Malaysia dan Penjual Salak di Pasar Aceh
Syamsuddin sendiri ber firasat bahwa ; Portugis sebelum masuk Aceh, terlebih dahulu mereka akan berpangkalan di Melaka.
Karena penguasa Melaka pada saat itu tergolong lemah, sehingga Portugis lebih leluasa menduduki Melaka.
Atas dasar firasat itu, maka Syekh Syamsuddin As-Sumatrani menasehati Sultan Iskandar muda untuk memberi izin menyerang Melaka.
Bangsa Portugis tidak saja sebagai rival dagang akan tetapi di mata Aceh mereka juga sebagai musuh bebunyutan Agama.
Respon yang diperlihatkan oleh Kerajaan Aceh ini terhadap ekspansi militer ke Melaka, membuat Kerajaan-kerajaan Dunia Islam lainnya merasa kagum atas keberanian Kerajaan Aceh Darussalam ini.
Fakta sejarah telah mencatat ekspansi militer Aceh ke Malaka, sudah beroperasi beberapa kali.
Yaitu pada tahun 1537, 1547, 1568, 1573, 1575, 1582, 1587, 1606, dan pada tahun 1623 dan 1629 Masehi, Aceh menyerang kembali dibawah komando Ulama besar Aceh yaitu Syamsuddin As-Sumatrani.
Pada saat menyerang Melaka, Malaysia, beliau sebagai orang baris terdepan sebagai Panglima Perang yang paling disayang oleh Sultan Iskandar Muda.
Karier perangnya dalam mengejar Portugis tidak saja lihai di lautan akan tetapi lihai juga di daratan.
• Ustaz Abdul Somad dan Tu Sop Berjumpa di Kuala Lumpur Malaysia, Serius Bicarakan Dakwah

Dalam catatan sejarah juga perjalanan beliau sangat berprestasi dalam hidupnya termaktub dalam Kitab Bustan Al-Salatin (Kebun di Raja-raja).
Beliau syahid dalam pertempuran dengan Portugis di Melaka pada tanggal 25 Februari 1630 M atau bertepatan dengan hari Senin, 12 Rajab 1038 H.
Kampung Ketek Melaka menjadi peristirahatan terakhir (sumber Bustan Al-Salatin)
Sejumlah karya yang telah diwariskan kepada kita dan diantara karya yang sangat populer Thariq al-Salihin dan Nur al-Daqaiq.