PMTOH Bangun KSI, Angkut Tekstil ke Aceh, Alpukat dan Arang ke Jakarta
Perusahaan bus legendaris Aceh PMTOH yang berdiri sejak 1957, membangun bidang usaha baru bidang kargo, di bawah bendera PT Kharisma Selaras Indotama
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
PMTOH Bangun KSI, Angkut Tekstil ke Aceh, Alpukat dan Arang ke Jakarta
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan bus legendaris Aceh PMTOH yang berdiri sejak 1957, membangun bidang usaha baru bidang kargo, di bawah bendera PT. Kharisma Selaras Indotama (KSI).
"PMTOH usaha angkutan umum. Tidak mencukupi untuk mengangkut barang. Karena itulah kita dirikan KSI, khusus usaha kargo," ujar Fahrizal, Dirut KSI.
Ia adalah anak ketiga dari Abdul Hamid Hasan, cucu dari Toke Hasan, pendiri PMTOH.
Abangnya, Jumadi Hamid fokus mengurusi angkutan penumpang PMTOH.
PMTOH didirikan sang kakek, Toke Hasan, diteruskan oleh Hamid Hasan ayahanda dari Jumadi Hamid dan Fahrizal. Saat ini usaha angkutan diurusi oleh generasi ketiga keluarga Toke Hasan. Khusus usaha kargo atau KSI, Fahrizal dibantu sang adik, Mahdi Hamid.
• Satu Pasangan Khalwat di Bireuen Dicambuk 48 Kali, Ini Kasusnya
• Sempat Vakum, DEKATE Segera Pilih Pengurus Baru
• Oknum Dokter Dituding “Bermain” Dana BPJS, Ini Penjelasan Ketua Komite Medik RSUD Aceh Tamiang
Usaha kargo berjalan sangat prospektif. tiap hari KSI mengangkut barang ke Aceh mencapai 30-40 ton. Atau 2-3 tronton. Mayoritas barang dibawa adalah tekstil. Selebihnya barang cetakan, buku, mesin, tinta dan sebagainya.
"Termasuk beberapa jenis barang untuk Aceh Media Grafika, penerbit Serambi Indonesia, kita yang bawa," kata Fahrizal.
Sebaliknya, dari Aceh, KSI mengangkut hasil alam, berupa arang, alpukad asal Aceh Tengah dan Bener Meriah, kopi, pupuk dan sebagainya.
Hanya saja untuk alpukad diangkut saat musim panen. Diangkut ke Pasar Induk Jakarta. Untuk mengangkut hasil pertanian, KSI menggunakan tronton yang dilengkapi fasilitas pengatur suhu atau AC, sehingga barang sampai Jakarta tetap segar.
"Per minggu, kalau sedang musim kita biasa angkut alpukad sampai 5 kali sebulan. Sekali angkut 10 ton," ujar Fahrizal, alumni Manajemen Informatika Universitas Guna Darma Jakarta.
• Bahas Soal Survei Kinerja Jokowi, Rocky Gerung: Kalau Bung Karno Baca, Mungkin Dirobek-robek
Perjalanan ke Aceh ditempuh lima hari. Sejak dibangunnya tol Lampung-Palembang, waktu tempuh menjadi lebih singkat. Fahrizal mengatakan waktu tempuh akan makin singkat jika tol Trans Sumatera sepenuhnya beroperasi.
Usaha kargo KSI dimulai pada 2000. Melayani trayek Jakarta -Medan dan Jakarta -Aceh. Ketika peristiwa tsunami 2004, KSI ikut berperan besar dalam mengangkut barang kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.
Sejak 2018 silam, KSI membuka usaha melayani kargo seluruh Indonesia. Saat ini sedang disiapkan tiga kantor cabang, di Surabaya, Makassar, dan Badung. Sementara untuk wilayah Sumatera, KSI punya kantor cabang di Pekan Baru, Medan, Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe, dan Takengon.
Untuk melayani kebutuhan pengakutan barang, KSI punya 30 armada truk tronton dan colt disel ukuran sedang.
Fahrizal yakin usaha kargo tetap punya ruang besar dalam peta bisnis Indonesia. Sebab Pemerintah sendiri mengalokasikan anggaran sangat besar untuk jasa pengangkutan dan distribusi logistik.
• Meski Diteror, Mahfudah Optimis Pembebasan Lahan Bendungan Kreureuto Rampung April 2020
Untuk Aceh, Fahrizal mengatakan, juga akan berkembang pesat seiring dengan makin cepatnya perputaran roda perekonomian.
"Pemerintah telah sangat tepat membangun infrastruktur. Itu memperlancar arus barang dan jasa. UMKM digalakkan, investasi masuk, semuanya ini mendorong pertumbuhan ekonomi. Usaha kargo ikut berimbas baik," ujar Fahrizal, yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara atau IPCN. Dalam organisasi pengusaha kargo itu, Fahrizal ditunjuk sebagai vendor wilayah Aceh dan Sumatera.
Menurutnya usaha kargo tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus berjejaring dan memanfaatkan teknologi informasi. KSI kata Fahrizal, secara khusus menugaskan enam karyawan melakukan marketing online dan membelanjakan Rp 1 juta untuk promosi internet.
"Kita memang tidak bisa lepas dari teknologi, kita terus beradaptasi," ujar Fahrizal.(*)
• Bawang Ditumpuk di Pinggir Laut, Diselundupkan dari Thailand
• Hampir Setiap Hari Digunakan, Inilah 9 Benda yang Jadi Media Penyebaran Virus Corona
• Dugaan Pemerkosaan Terhadap Anak di Bawah Umur di Lhokseumawe, Korban Trauma Berat