Cairan Disinfektan Bisa Sebabkan Kanker Kulit, Jangan Disemprotkan ke Tubuh
Maraknya penggunaan disinfektan, salah satunya untuk mencegah penyebaran virus corona ternyata punya efek negatif
SERAMBINEWS.COM – Mewabahnya virus corona membuat masyarakat menggunakan disinfektan untuk membasmi virus dan kuman.
Banyak beredar pula di internet cara-cara membuat disinfektan sendiri dengan menggunakan pemutih pakaian dan pembersih lantai.
Ya, ini menjadi solusi tergampang mengingat menipisnya stok disinfektan di pasaran.
Dikutip dari Wikipedia, disinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.
Maraknya penggunaan disinfektan, salah satunya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun, Badan Kesehatan Dunia atau WO mengungkap fakta mengejutkan tentang cairan disinfektan ini.
• Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya Ditutup untuk Akad Nikah dan Foto Pre-Wedding, Ini Pertimbangannya
• Cegah Covid-19 dengan Social Distancing, Polisi Bubarkan Aksi Tolak Bala di Sultan Daulat
• Anggota DPRD Medan Cekcok dengan Polisi dan Tantang Ingin Telan Virus Corona, Ini Permasalahannya
Berikut ulasannya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'WHO Ingatkan Risiko Semprot Disinfektan pada Manusia: Mudah Terbakar hingga Keracunan'.
1. Hanya untuk benda
WHO menyebutkan bahwa penyemprotan disinfektan pada manusia bukan hal yang disarankan.
Penyemprotan disinfektan hanya untuk benda-benda saja.
Melalui laman Instagram @who, disebutkan bahwa penyemprotan disinfektan ke seluruh tubuh seseorang tidak bisa membunuh virus yang terlanjur masuk ke dalam tubuh.
Sebaliknya, penyemprotan tersebut justru bisa merusak pakaian yang dikenakan, bahkan melukai tubuh orang yang menerima tindakan tersebut.
"Menyemprotkan zat-zat semacam itu dapat merusak pakaian atau selaput lendir (seperti mata, mulut)," tulis WHO dalam informasi tersebut.
Penggunaan alkohol dan klorin dalam disinfektan bisa digunakan untuk mensterilkan permukaan suatu benda.
Namun, harus di bawah rekomendasi yang tepat.
Informasi sserupa juga diunggah oleh perwakilan WHO di Indonesia dr. Paranietharan melalui akun Twitter @NParaniethran.
Dia menandai akun Kementerian Kesehatan RI, BNPB, Menteri Luar Negeri, Dinas Kesehatan Jakarta, dan lainnya untuk memastikan informasi ini tersampaikan.
"#Indonesia Please do not spray disinfectants on people #COVID19 #CoronaVirusIndonesia, it may be harmful @KemenkesRI @BNPB_Indonesia #JakartaTanggapCorona #Jakarta #LawanCovid19 @kemenkopmk @Menlu_RI @dinkesJKT @WHOIndonesia," isi twet yang diunggah dr. Paranie, Minggu (29/3/2020).
• Diajak Makan Bakso, Gadis Difabel Dilecehkan Guru di Hutan, Tunjukkan Keberanian Cari Keadilan
• Demi Cegah Corona, Pemerintah Berencana Berlakukan Darurat Sipil, Apa Itu?
2. Tidak untuk tubuh dan pakaian.
Melalui laman resmi Covid-19 milik Pemerintah Indonesia covid19.go.id, disebutkan cairan disinfektan efektif untuk membersihkan permukaan benda-benda yang potensial terhadap banyak bakteri dan virus.
Namun cairan ini tak disarankan untuk disemprotkan pada tubuh atau pakaian seseorang.
"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda-benda dan bukan pada tubuh atau baju dan tidak akan melindungi Anda dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit," bunyi keterangan dalam laman resmi tersebut.

WNI dari Wuhan disemprot cairan disinfektan begitu tiba di Bandara Hang Nadiem, Batam. Penyemprotan merupakan bagian kecil dari proses pencegahan terhadap wabah Virus Corona. (dok. Kementerian Luar Negeri)
3. Mudah terbakar
Dikutip dari Guidance Notes on Safe Use of Chemical Disinfectants Departemen Tenaga Kerja Hong Kong, cairan disinfekan yang mengandung bahan kimia berupa alkohol memiliki risiko jika disemprotkan ke tubuh.
Alkohol merupakan bahan kimia yang mudah terbakar jika ada di dekat api, terutama ketika diterapkan dengan cara disemprotkan.
Jika mengenai kulit, cairan ini dapat mengiritasi kulit yang terluka.
Sementara, jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan memengaruhi saraf sistem pusat.
• Skenario Terburuk Wabah Virus Corona di Indonesia: 2,5 Juta Pasien Perlu Perawatan Intensif
4. Kandungan klorin berbahaya
Sementara itu, zat klorin disebutkan sebagai zat beracun.
Jika seseorang terpapar klorin dengan konsentrasi tinggi disebutkan bisa berakibat fatal.
Apalagi jika sebuah larutan disinfektan mengandung lebih dari satu jenis zat kimia.
Pencampuran zat-zat tersebut bisa menimbulkan bahaya.
Diketahui, kini masyarakat sudah banyak yang bisa membuat cairan disinfektan sendiri dari cairan pemutih hingga pembersih lantai.

Kendaraan water canon Polres Tasikmalaya Kota rutin menyemprotkan cairan disinfektan ke sejumlah wilayah jalan protokol Kota Tasikmalaya, Jumat (27/3/2020).(KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)
5. Kanker kulit
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa cairan disinfektan tidak boleh disemprotkan ke tubuh manusia.
Menurut Wiku, ada cara lain yang dapat dilakukan jika ingin melakukan sterilisasi diri setelah beraktivitas di luar, tanpa harus menyemprotkan disinfektan ke tubuh.
Wiku mengatakan, cairan disinfektan tidak boleh digunakan pada tubuh manusia.
Sebab, cairan tersebut bisa membahayakan kulit, mulut dan mata.

Ilustrasi. (bidanku.com)
"Penggunaan dengan UV light dalam konsentrasi yang berlebihan mempunyai potensi jangka panjang menimbulkan kanker kulit," tutur dia.
Selain itu, kata Wiku, cairan disinfektan kurang efektif melindungi manusia dari Covid-19.
Sebab, disinfektan hanya ampuh menghilangkan mikroorganisme yang menempel pada benda-benda mati.
(TribunnewsWiki.com/SO/Kompas.com/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Tak Boleh Disemprotkan ke Tubuh, Efek Samping Penyemprotan Disinfektan Bisa Sebabkan Kanker Kulit